Biaya Umrah Mandiri
Umrah mandiri lebih murah daripada biaya travel? Bisa iya, bisa nggak. Semuanya tergantung harga tiket yang didapat, jenis penginapan, mode transportasi dan fasilitas lainnya yang kita pilih. Tapi kalau umrah mandiri saya Ramadhan kemarin, iya, sangat jauh lebih murah.
Sebelum saya rinci biayanya, ini plus minus umrah mandiri versi saya yaa. Kurang lebih sama sebenarnya seperti halnya travelling ke suatu tempat secara mandiri atau ikutan travel.
Keuntungan Umrah Mandiri
- Bisa lebih fleksibel, menyesuaikan dengan waktu kita. Sebelum-sebelumnya, kan, saya selalu umrah ikutan travel, dan jadwalnya lumayan padat karena waktunya juga terbatas. Kalau umrah mandiri, saya bisa atur sendiri kapan saya ingin umrah, kapan saya mau keliling kota, kapan saya mau tidur saja.
- Lebih bisa mengeksplor kuliner karena nggak dapat makan.
- Bisa menyesuaikan bujet dengan kemampuan. Kalau dananya pas-pasan, ya pilih penginapan yang murah, kalau bujetnya berlimpah bisa pilih penginapan yang lebih mahal.
Kekurangan Umrah Mandiri
- Semuanya harus dipersiapkan sendiri, mulai dari tiket hingga mutowwif. Dan ini tentunya memakan waktu dan tenaga
- Harus geret-geret koper sendiri, walau ini bisa diakali dengan menyewa porter dan airport handing.
- Harus banyak mencari tahu soal ibadah di sana, termasuk jadwal masuk Raudah, dan sebagainya. Kalau pakai travel (yang bagus) biasanya sudah diberitahu.
Total Biaya Umrah Mandiri di Bulan Ramadhan
Saya pergi selama 16 hari; enam hari di Mekkah, delapan hari di Madinah, dan dua hari di perjalanan Jakarta-Jeddah. Seharusnya, jika tidak di-reschedule maskapai, saya berada dua hari lebih lama di sana.
Ini kurang lebih pengeluaran saya selama Ramadhan di sana. Kalau di luar Ramadhan, bisa jadi lebih murah biayanya karena harga penginapan selama Ramadhan naik 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Biaya ini di luar makan, jajan, dan oleh-oleh yang ternyata setelah saya jumlahkan, lumayan juga biayanya. Maklum, saya ini tukang jajan; tak afdol rasanya kalau tidak mencoba penganan dan hidangan ala Arab. Untuungnya ini Ramadhan, jadi keinginan kuliner saya agak tertahan; saya hanya bisa membeli makanan 2 kali, untuk sahur dan buka, dan tak pernah jajan.
Dan karena porsinya besar, satu porsi saya bagi dua dengan teman sekamar atau saya makan untuk buka dan sahur sekalian.
Oya, biaya satu porsi makanan di Mekkah dan Madinah (menu standar lokal bukan menu Indonesia) sekitar 10-30 SAR.
Biaya paling besar ada di tiket, transportasi dan penginapan. Jadi total biaya akan sangat tergantung ketiga ini. Biaya total saya termasuk murah untuk ukuran umrah Ramadhan karena tiket pesawat yang sangat murah, penginapan di Mekkah yang letaknya jauh dari Haram dan mesti naik shuttle, dan penginapan di Madinah berupa apartemen sederhana yang lokasinya di Quba Street, sekitar 1 km dari Masjid Nabawi.
Besarnya biaya ini juga tergantung berapa orang yang pergi bersama karena penginapan, transportasi, dan mutowif bisa semakin murah jika semakin banyak orang.
Baca Juga: Bawaan Saat Umrah Mandiri
2 Comments
Pingback:
Pingback: