Solo Travelling ke Uzbekistan: Megahnya Makam Imam Bukhari di Samarkand
Salah satu tujuan saya ke Samarkand, Uzbekistan, adalah untuk melihat makam Imam Besar Al Bukhari, perawi hadis asal Bukhara yang telah merawikan ribuan hadis shahih bagi umat muslim.
Dari literatur yang saya baca, Imam Bukhari bernama asli Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi. Namun karena lahir dan besar di Bukhara, ia dikenal dengan nama Al Bukhari.
Untuk menuju ke sana secara mandiri dan sendirian ternyata tak terlalu mudah, karena letaknya lumayan jauh, sekitar 25km dari Samarkand.
Biasanya, orang menyewa taksi dengan harga sekitar 100.000-150.000 som (150-250rb rupiah). Murah kalau beramai-ramai, mahal kalau jalan sendirian seperti saya. Dari sehari sebelumnya, saya sudah hilir mudik mencari teman di hostel yang mau ke sana. Namun tak ada yang berminat, karena tujuan ini memang hanya populer di kalangan umat muslim. Sementara isi hostel saya kali itu tak ada yang muslim.
Baca Juga: Solo Travelling ke Uzbekistan: Cinta dalam Sepotong Roti dan Segelas Ceri
Melihat biaya yang lumayan, awalnya saya malas-malasan ke sana. Ditambah suhu saat itu sangat panas, berkisar 40 derajat. Makin enggan bergerak lah saya. Tapi untunglah, Salim, kawan baik saya yang asli Uzbek pagi-pagi sudah menelpon saya. Dia mengatakan, “Udah jauh-jauh ke sini ga ziarah. Ngapain coba? Rugi.”
Untungnya lagi, Ismailov, ABG penjaga hostel (yang berkali-kali minta foto bareng saya terus karena menurut dia “wow you have many followers at instagram”—padahal cuma 3000an) mau mengantar saya ke tempat share taxi berada. Letaknya tak jauh dari Siyab Bazaar, di bawah jembatan layang.
Share taxi ini semacam mobil omprengan, bentuknya sedan dan bisa diisi beberapa orang. Ia baru berangkat setelah penumpang penuh. Untuk tujuan Bukhari, ongkosnya cuma 5.000 som (9000an rupiah) sekali jalan. Jauuuuh lebih murah ketimbang saya sewa mobil sendirian.
Moseleum alias kuboor alias kuburan Imam Bukhari ini sangat megah. Detail arsitekturnya menarik. Tapi sayangnya, buat pengunjung non Uzbek seperti saya, tidak tersedia guide berbahasa Inggris. Alhasil saya jadi cuma meraba-raba apa yang ada di sana, ditambah hasil dari mbah gugel yang alhamdulillah sempat saya cari sebelumnya.
Kebanyakan pengunjungnya adalah penduduk dari Uzbekistan. Cuma saya seorang alien di sana, berbeda tampangnya dari yang lain. Paling hitam, paling pesek.
Setelah berkeliling, saya duduk di bangku yang banyak ada di sana. Tak jauh dari saya ada doa yang dipimpin seseorang berbaju biru berkopiah khas Uzbek. Sepertinya setiap orang yang datang akan dipimpin berdoa olehnya. Alhamdulillah doanya menggunakan bahasa Arab dan isinya adalah doa yang biasa dibaca setelah solat. Bisa mengerti sedikit lah saya, dan bisa juga ikutan mengucapkan “aamiin”.
Sebenarnya menurut Salim, orang Indonesia diperbolehkan masuk ke makam yang ada di lantai bawah. Ini disebabkan adanya hutang budi ke Indonesia, karena yang mendesak makam ini diperbaiki adalah Presiden Soekarno. Beliau mengancam Presiden Rusia saat itu, akan memboyong jenasah Imam Bukhari ke Indonesia kalau keadaan makamnya nggak terawat. Tapii…..kawan saya ini telat bilangnya. Dan tak ada petugas yang menanyakan hal ini pula.
Ah sudahlah, yang penting saya sudah berkunjung ke sana.
Baca Juga: Solo Travelling To Uzbekistan: Its Fifteen or Fifty?
10 Comments
AndesBe
Saliuut…
rahma ahmad
Makasiih
bara anggara
wah, berarti wajib googling dulu ya sebelum ke sana karena informasinya ngga ada dalam english..
artikel ini menambah pengetahuan saya nih, ternyata imam bukhari makamnya di uzbek..
-Traveler Paruh Waktu
rahma ahmad
Iya, soalnya rata2 yang ke sini pake tur yang ada guide-nya. Nah saya jalan sendiri
Ibadah Mimpi
Wahh satu lagi bucketlist baru yang harus kami buat dalam daftar impian. Mengunjungi makan imam besar yang satu ini bakalan menjadi pengalaman tak terlupakan.
Salam hangat dari kami Travel Blogger Ibadah Mimpi
rahma ahmad
Salaam, makasih dah mampir di sini
Hastira
wow , megah dan bersih sekali
rahma ahmad
Iyah, Uzbekitsan ini termasuk negara yang bersih banget. Pasarnya aja bersih
Rizka
Buset ongkosnya jauh beda banget ya dari charter mobil.
Aku juga pengen kesanaaaa… semoga kesampean suatu saat nanti. Aaamiiinnnn
rahma ahmad
Alhamdulillah bgt bisa mampir ke sini. Ga nyangka