Lihat Dinosaurus di National History Museum London
Pernah lihat film Paddington, boneka beruang hidup berjas dan bertopi merah yang nyasar di London? Salah satu adegannya bercerita soal ia masuk ke sebuah museum dan melihat tulang dinosour raksasa.
Adegan tersebut mengambil setting di National History Museum. Museum ini adalah sebuah museum yang menampilkan ratusan ribu koleksi spesimen flora dan fauna, serta mineral alam. Koleksinya yang paling terkenal adalah fosil tulang belulang dinosaurus, salah satunya adalah fosil tulang belulang Diplodocus berukuran raksasa, yang terpajang dengan anggun di lobi utama museum.
Bukan hanya koleksi unik museum yang menarik saya untuk datang ke sini. Bangunan National History Museum sendiri sangat memikat mata. Menurut sejarah, bangunan National History Museum tidak sebesar sekarang ini. Bangunannya hanya berupa bangunan kecil untuk menampung koleksi milik Sir Hans Sloane, seorang  ilmuwan yang memiliki ratusan koleksi specimen.
Sir Richard Owen, seorang ilmuwan Inggris yang terkenal karena meneliti dinosaurus, meminta pembangunan kembali National History Museum kepada pemerintah Inggris. Beliau menilai, bangunan lama tidak layak dan cukup untuk menampung koleksi specimen.
Di tahun 1873, dimulailah pembangunan National History Museum. Francis Fowke, arsitek yang membangun Royal Albert Hall dan sebagian Victoria serta Albert Museum, terpilih membangun museum ini setelah memenangkan kompetisi yang diadakan kerajaan Inggris. Delapan tahun kemudian, di tahun 1881, National History Museum pun mulai dibuka.
National History Museum terdiri atas 3 lantai, dan 3 bagian bangunan. Bangunan tengah berupa hall besar, sedangkan di kanan kirinya terdapat bangunan simetris yang antar seluruhnya terhubung ke hall dengan tangga besar. Di kanan kiri pintu masuk utama juga terdapat dua tower yang berdiri dengan gagahnya.
Museum ini dibangun dengan gaya Romanesque, gaya yang sedang berkembang di Jerman saat itu. Konon, kegiatan Fowke bertualang ke berbagai negara—termasuk Jerman— yang menginspirasinya untuk menggunakan gaya ini. Sebenarnya, gaya ini banyak dipakai di gereja-gereja, namun Francis Fowke tetap menggunakannya untuk bangunan museum ini.
Ciri khas gaya ini adalah penggunaan lengkungan. Hal ini bisa Anda lihat mulai dari pintu utama museum, hingga ke dalam ruang-ruang museum. Di hall utama, Anda dapat menemukan sebuah ruang besar yang langit-langitnya berupa lengkungan besar, yang dibuat dari perpaduan besi dan beton. Â Hall utama inilah yang sering ada di foto-foto dan postcard, karena selalu tampak seperti lukisan hidup.
Hal lain yang menarik dari museum ini, dan juga diterapkan di banyak museum di luar negeri adalah keberadaan kafe, sehingga pengunjung yang lelah setelah mengitari museum dapat beristirahat sejenak. Di National History Museum, ada dua buah kafe, salah satunya bahkan bisa membuat sekitar 600 orang pengunjung.
Selain kafe, ada pula toko tempat menjual souvenir-souvenir khas National History Museum. Harganya memang cukup mahal, namun Anda tidak akan menemukannya di tempat lain.
Museum ini akan membuat Anda berdecak kagum dengan kelengkapan koleksinya dan keindahan arsitekturnya. Jangan lupa untuk memasukkan museum ini sebagai salah satu tempat yang Anda tuju di London.
TIP
- Seperti sebagian besar museum di London, National History Museum tidak memungut biaya masuk. Anda bisa masuk ke dalamnya secara gratis, namun biasanya ada beberapa pameran di ruang khusus yang meminta biaya masuk.
- Museum dibuka setiap hari, dari pukul 10.00-17.50, namun biasanya dari pukul 08.30 para turis sudah mengantri di depannya.
Cara Menuju ke Sana
- Tube: Gloucester Road, Picadilly, atau Circle Lines, lalu berjalan sekitar 5 menit.
- Bus: 14, 49, 70, 74, 345, 360, 414, 430. Berhenti di halte dekat South Kengsinton.