Myanmar, Negara Ramah yang Masih Mentah
Ngapain ke Myanmar?
Jalan-jalan.
Haaa??? Ama siapa?
Bedua ama temen.
Haaaaa??? Emang ada apa di sana?
Ga ada apa-apa.
Lhaaaaaaa???
Itulah percakapan antara saya dan petugas imigrasi di terminal 3 Sukarno Hatta. Bukan hanya dia yang heran dengan kepergian saya ke Myanmar, ibu saya, teman-teman saya, bahkan bos saya pun geleng-geleng kepala mendengar rencana saya ini.
Apalagi, akhir-akhir ini Myanmar dan Indonesia sedang terlibat konflik. Kasus pembantaian muslim di Rohingya, pelemparan bom di kedutaan Myanmar, pembakaran wihara yang mengatasnamakan pejuang Rohingya, turun menjadi alasan mengapa mereka semua bingung dengan rencana saya ini. Di samping heran, mereka khawatir, saya yang berjilbab akan mendapat kesulitan di sana nantinya.
Nyatanya tidak. Walaupun destinasi di sana tidak terlampau indah, saya mendapat banyak pengalaman unik dan berharga, yang tak akan saya lupakan seumur hidup saya. A travel is about the journey, not only a destination. Ya, inilah journey saya selama 6 hari di 3 kota di Myanmar.
0 Comments
rahma
siiip…saran segera dilaksanakan
jony aftamono
lebih ok lagi, tiap kali posting disertai foto donk mbak,,,,,, foto pas saat yang diceritkan , hehehe sekedar saran