Jalan-Jalan Seharian di Shirakawago

Shiawasena kazoku wa hayaku kuru tengokudesu

Begitu bunyi pepatah Jepang yang tergantung di dinding kayu gassho-zukuri, rumah tradisional Shirakawago yang konon sudah dibangun sejak tahun 1800an. Menurut si pemilik rumah, tulisan itu berarti keluarga adalah anugerah terindah yang dimiliki seseorang, maka, bahagiakanlah keluargamu.

Pepatah itu menghapus kekesalan saya karena hujan yang turun tanpa ampun dan mengingatkan saya akan tujuan utama saya ke sana: mewujudkan impian mama berkunjung ke Shirakawago. Ya, sejak menonton tayangan soal Shirakawago di salah satu stasiun televisi internasional, Mama jadi minta diajak sana.

Hujan memang turun sejak saya tiba di Shirawakawago, membuat itenerary kami jadi berantakan dan kami mesti berteduh dulu di salah satu toko selama beberapa jam. Ya sudah lah, mau gimana lagi.

Sebenarnya, jika tidak hujan, banyak hal yang bisa dikerjakan di sini. Kami bisa berkeliling Ogimachi’s village, desa terbesar di Shirakawago dan melihat kehidupan di sana.

1010-2019-011692531309695960865-01.jpeg
Salah satu sudut Shirakawago tempat saya dan mama berteduh saat hujan.
1010-2019-014449132177261823764-01
Mama bukan orang yang senang difoto. Tapi di sini dia minta foto lho…

Menuju Observation Deck

Untunglah hujan perlahan mereda, kabut yang tadinya menutupi Shirakawago perlahan memudar. Saya segera mengajak Mama menuju ke Observation Deck dengan menggunakan shuttle yang ada—harganya 300 yen sekali jalan.

Untunglah, di Observation Deck, kabut mulai menipis dan lama-lama hilang. Wajah asli Shirakawago pun mulai terlihat. Di kejauhan, tampak barisan rumah kayu berderet-deret. Atapnya berbentuk segitiga yang hampir menyentuh tanah, yang konon dibuat agar salju lebat yang turun di musim dingin tidak menumpuk dan mudah meluncur ke bawah. 

Atap ini dibuat dari jerami yang dianyam dan mesti diganti setiap 20-30 tahun sekali. Penggantian atap ini tak mudah, butuh sekitar 200 orang untuk mengerjakannya agar bisa digunakan dalam waktu cepat.

***

Sekembalinya dari Observation Deck, saya mengajak mama menyusuri rumah dan jalanan pedesaan yang tadi belum kami lihat. Peta yang terpampang di mana-mana memudahkan saya berjalan ke sana-sini. Jepang memang unggul dalam hal petunjuk untuk turis, karena mereka sadar, bahasanya sulit untuk dibaca.

Menjelang sore, kabut kembali menutupi Shirakawago. Kami bergegas kembali ke satu-satunya stasiun bus di sana untuk menunggu bus kembali ke Kanazawa.  Saya  menengok sekilas ke arah jalanan Shirakawago yang mulai kosong, bukit yang sudah tak terlihat karena tertutup kabut, dan rumah-rumah yang mulai menyala lampunya.

cara menuju shirakawago
Shirakawago dari Observation Deck

Desa yang termasuk ke dalam Warisan UNESCO ini ada di daerah Gifu, Jepang Tengah.  Lumayan jauh dan tak ada transportasi langsung dari Tokyo ke Shirakawago. Kami harus menuju Kanazawa atau Takayama dulu, lalu mengambil bus dari sana menuju Shirakawago.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya memutuskan untuk menginap di Kanazawa dua hari, lalu besok pagi-paginya baru berangkat menuju Shirakawago. Agar Mama tak terlampau capek dan agar bisa menikmati Kanazawa terlebih dahulu.

Kenapa memilih Kanazawa, bukan Takayama? Sebenarnya, keduanya sama-sama kota kecil yang menyenangkan, banyak hal yang bisa dieksplor di sana.

Kalau dilihat di peta, Takayama lebih dekat ke Shirakawago—jarak dari Takayama ke Shirakawago sekitar 1 jam, sementara dari Kanazawa ke Shirakawago sekitar 1,5 jam. Namun entah mengapa harga bus dari Takayama  ke Shirakawago lebih mahal daripada harga bus dari Kanazawa ke Shirakawago. Perbedaan sekitar 1200 yen (pp) inilah yang membuat saya memutuskan untuk tinggal di Kanazawa saja.

Sumber: japan-guide.com

Dari Tokyo ke Kanazawa

Dari Tokyo ke Kanazawa bisa menggunakan bus. Lama perjalanan sekitar 7-8 jam dan biayanya sekitar 6000-8000 yen, tergantung tanggal dan jenis seat. Kalau beruntung, bisa dapat harga diskon 4000 yen!

Kalau mau yang lebih cepat, bisa pakai Shinkansen. Ya, kalau pakai kereta, waktu yang diperlukan hanya 2,5-3 jam saja. Harganya sekitar 14.000 yen (kalau beli satuan). Kabar baiknya ini dicover oleh Japan Rail Pass (JR Pass) dan Horikuru Arch Pass, jadi mending beli pass itu aja deh.

Japan Rail Pass (JR Pass) dan Horikuru Arch Pass ini bisa dibeli sebelum berangkat ke Jepang, jadi lebih mudah. Cara beli JR Pass di mana, lihat artikel paling bawah yaa…

Bus dari Kanazawa ke Shirakawago

Dari Kanazawa, saya tinggal menggunakan Nohi and Hokutetsu Bus untuk menuju Shirakawago. Tiket bus bisa dibeli online atau bisa membeli on the spot. Saya memilih membeli online karena takut kehabisan tiket.  Harganya memang lebih mahal ketimbang beli langsung di stasiun, tapi yang penting tenang karena tiket sudah di tangan.

Jika kalian memutuskan untuk beli on the spot, carilah bus ticket counter yang ada di East Gate Stasiun Kanazawa. Lokasinya di belakang stasiun, di dekat parkir bus.

Oya, JR Pass nggak mengcover bus ini ya, kalian tetap mesti membeli tiket. Namun tiket ini bisa dicover oleh Takayama-Hokuriku Area Tourist Pass.

Bus Kanazawa to Shirakawago.jpg
Foto: kanazawastation.com

Bus ini ada setiap satu jam sekali.  Sekali perjalanan dari Kanazawa menuju Shirakawago kurang lebih sekitar 75 menit. Agar efisien, saya mengambil bus paling pagi (pukul 08.40) dan sampai di Shirakawago pukul  10.05. Kemudian saya kembali pukul 15.55 sore. Jadi, kurang lebih sekitar 5 jam saya berkeliling Shirakawago.

Baca Juga: Backpacker ke Jepang: Penginapan di Kanazawa

Di Jepang ini ada banyak tourist pass yang bisa dipakai, tergantung tujuan wisata kalian. Kalau mau jalan-jalan ke banyak kota di Jepang sampai ke ujung-ujung, pilihannya adalah JR Pass Nation Wide.

Tapi kalau hanya mau jalan-jalan di kota Hokuriku (Tokyo, Osaka, Kyoto, Nara, dan juga ke Kanazawa dan Shirakawago) seperti saya, pakai saja Hokuriku Arch Pass. Harganya lebih murah ketimbang JR Pass, tapi minusnya, pass ini membuat perjalanan yang ditempuh dari Tokyo ke Osaka jadi lebih jauh dan lama karena mengambil rute memutar.

Pass ini memang cocoknya buat kalian yang berencana datang dari Tokyo dan pulang dari Osaka. Atau kalau memang akan pulang dari Tokyo lagi, bisa kalian kombinasikan dengan menggunakan bus.

Kereta yang dicover oleh Hokuriku Arch Pass. Sumber: www.japantrips.id

Ada beberapa tempat untuk beli Hokuriku Arch Pass dan JR Pass ini. Salah satunya adalah Japan Trips. Di sini tersedia japan rail pass yang lumayan lengkap. SelainHokuriku Arch Pass, ada juga JR Pass, JR Kansai Pass, sampai tiket kereta/shinkansen satuan.

Total ada 32 produk japan rail pass yang mereka jual, dan kalian bisa tanya-tanya juga yang cocok buat kalian yang mana.

Japantrips ini juga menjual tiket bus. Ada bus dari Tokyo ke Kanazawa, bus Kanazawa ke Shirakawago, bus Tokyo ke Osaka, dan sebagainya. Mereka juga menyediakan jasa tur, airport transfer, tiket atraksi dan pembuatan itenerary secara personal. Jadi kalau malas bikin itenerary, tinggal kontak mereka aja, deh. Beres!

Banyak keperluan travelling ke Jepang yang mereka sediakan. Kalian cek sendiri yaa ke situs mereka di japanlives (japantrips.id). Kalau gue tulis semuanya di sini, bakal panjang banget tulisan ini. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!