Wisata ke Macau: Mencari “Portugis” di Senado Square

Kasino dan judi. Dua kata itulah yang melekat di benak banyak orang ketika mendengar kata Macau. Begitu pun saya, ketika diajak mengunjungi kota ini.

Ternyata pikiran saya salah, kota kecil yang luasnya hanya 29,2 km2 ini memiliki potensi wisata arsitektur yang cukup menarik. Senado Square bisa jadi tempat yang pas untuk melakukannya.

Merujuk pada literatur yang saya baca, Macau adalah sebuah kota yang bernaung di bawah pemerintahan Republik Rakyat Cina. Di tahun 1557, pemerintah Cina menghadiahkan Macau kepada Portugis, sebagai imbalan atas jasa Portugis membasmi bajak laut di perairan Cina.

Tahun 1999, Macau bersama dengan Hongkong dikembalikan lagi ke Republik Rakyat Cina. Seperti halnya Hongkong, Macau mendapat kewenangan untuk mengatur sendiri daerahnya, sehingga ditambahi embel-embel Special Administration Region (SAR).

Nah, 442 tahun menjadi koloni Portugis menyebabkan budaya Portugis amat merasuk ke dalam kehidupan warga Macau. Selain nama jalan, nama orang, dan nama bangunan yang masih menggunakan nama-nama berbau Portugis, bangunan-bangunan yang ada di Macau kebanyakan bergaya Eropa. Sungguh indah. Saya bahkan tak merasa berada di salah satu bagian Cina!

Untungnya, warga Macau termasuk orang-orang yang mencintai sejarahnya. Meskipun banyak hotel-hotel besar dengan desain-desain baru bermunculan, bangunan-bangunan lama peninggalan Portugis masih tetap dirawat dan dilestarikan. Tak nampak satu pun bangunan yang terbengkalai, semuanya bersih dan indah.

Menelusuri Senado Square

Senado Square adalah salah satu tempat yang tepat untuk mengeksplorasi bangunan bergaya Eropa. Di sana banyak sekali bangunan yang dapat dinikmati, salah satunya adalah Leal Senado Building.

Bangunan ini terletak persis di seberang Senado Square. Bangunan abu-abu bergaya neo klasik ini dahulu adalah tempat pertemuan pejabat-pejabat. Sekarang, bangunan ini digunakan sebagai pusat sejarah Macau dan pusat pelayanan publik bagi warga Macau.

Courtyard Leal Senado Building. Cantik, ya?
Keramik jadoel berwarna biru, yang ada di dalam Leal Senado. 
 Yang paling menarik dari bangunan ini adalah courtyard yang konon idenya berasal dari courtyard yang biasa ada di rumah-rumah bergaya Cina. Dinding courtyard ini dihiasi dengan keramik khas Portugis yang berwarna biru putih. Cocok untuk tempat foto-foto!
 
Senado Square. Coba lihat paving block-nya. Indah kan?

Di sebelah kiri dan kanan Senado Square juga banyak terdapat bangunan menarik bergaya Portugis. Pencinta arsitektur seperti saya, rasanya tak bosan berlama-lama berada di sana. Semua bangunannya indah, semua tertata. Bahkan, paving block yang melapisi jalannya saja ditata dengan apik, yang membuat saya langsung jatuh cinta.

Sudut lain Senado Square. Juga cantik ya…

 Mengintip Gereja

Hal lain yang dapat dilakukan untuk melihat peninggalan budaya Portugis adalah dengan mengunjungi gereja. Ya, Macau banyak memiliki gereja yang indah. Yang paling terkenal adalah Gereja St. Paul, sebuah gereja bergaya campuran antara Barat dan Timur yang kini hanya tersisa bagian depannya saja.

Gereja ini dulunya adalah bagian dari St. Paul Collage, sebuah universitas kristen yang didirikan bangsa Portugis ketika menginjakkan kaki di semenanjung Macau. Di tahun 1835, terjadi kebakaran hebat  yang membumihanguskan semua bagian universitas dan gereja, dan hanya menyisakan bagian depan saja. 

Walau hanya tersisa bagian depan saja, gereja ini tetap mempesona. Saya jadi membayangkan, bagaimana luar biasanya gereja ini saat masih utuh berdiri.

Coba perhatikan detail bangunannya. Masih terjaga dengan baik.
Bagian belakang St Paul Church

Tak jauh dari reruntuhan St. Paul, terdapat Igreja Santo Dominicus, sebuah gereja katolik pertama di daratan China. Bangunan gereja ini amat menarik, dinding luarnya dicat dengan warna kuning, yang sangat kontras dengan kusennya yang berwarna hijau. Hebatnya, gereja ini masih dalam kondisi sangat baik walaupun di sekitar gereja terdapat toko-toko yang menjual berbagai barang bermerek.

Igreja Santo Dominicus
Bagian dalam Igreja Santo Dominicus

Baca Juga: Menginap di Venetian Macau

Kenyang dengan Gratis

IMG_5317b

Di antara Gereja St. Dominic’s dan reruntuhan St. Paul, ada sebuah jalan yang kanan kirinya dipenuhi toko-toko kue. Kue yang dijual bermacam-macam, ada cookies-cookies aneka rasa, ada eggtart, dan ada pula dendeng (yang saya tidak tahu terbuat dari daging apa).

Lucunya, setiap toko membagikan potongan kecil makanannya kepada setiap orang yang lewat. Semacam promosi gitu lah.. Ada pula toko yang menyediakan minum agar pembeli yang mencoba enggak kehausan. Saya bolak-balik jalan itu sampai 3 kali, dan hasilnya….Kenyaaanggg!!!

Oya, ada 2 buah toko kue yang paling favorit di sana: Pastelaria Koi Kei dan Choi Heong Yuen Bakery. Kedua toko ini letaknya berdekatan, dan paling rame dibanding toko-toko lainnya.

TIP:

  • Angkutan yang banyak beredar di sini adalah taksi. Ada juga bus, yang rutenya tertera jelas dalam peta. Tarifnya berkisar antara 3.5 MOP-5 MOP (1 MOP =1 HK$). Tapi yang asyik, di sini banyak banget shuttle bus milik hotel-hotel. Dan semuanya gratis-tis-tis.. Shutle bus ini bisa digunakan oleh siapa saja, tidak terbatas pada tamu hotel itu. Hanya anak kecil yang dilarang naik bus ini.
  • Shuttle bus umumnya menghubungkan hotel dengan bandara dan pelabuhan. Khusus untuk Venetian, karena ia satu group dengan hotel Sands, maka ada shuttle bus dari venetian ke Sands (yang terletak di Macau), dan sebaliknya. Saya seringkali memanfaatkan shuttle bus ini kalau sedang ada waktu bebas, dan ingin ke pusat kota Macau. Saya naik shuttle bus ke Sands,baru disambung dengan taksi. Lumayan mengirit ongkos 😀

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!