Menginap di Venetian Macau
Suatu malam, atasan saya menelpon, memberitahu kalau ada undangan dari Venetian Hotel di Macau, dan saya yang akan diberangkatkan ke sana.
Suatu keberuntungan, karena sebagai anak bawang, biasanya saya tak pernah dapat dinas ke tempat yang enak. Kali ini, bos saya tak bisa berangkat karena ada urusan keluarga, istrinya sedang sakit. Editor saya sedang sibuk dengan sekolahnya. Dua rekan saya yang lebih senior, paspornya habis masa berlakunya.
Yes, dewi fortuna berpihak pada saya. Yes, saya akan menginap di Venetian Macau, salah satu hotel paling terkenal dan paling mahal di Macau. Saat itu
Naik Viva Macau
Pesawat yang saya tumpangi kali ini adalah Viva Macau, sebuah low budget airline milik Macau. Pesawatnya lumayan besar, lebih besar daripada AirAsia. Seperti low budget airline lainnya, di atas pesawat penumpang tak mendapat makanan.
Ada sih makanan yang dijual, tapi harganya itu loh, ampun-ampun. Satu bungkus pop mie dibandrol dengan harga HK$ 40. Lalu, secangkir teh dihargai HK$ 10. Wah…mahalnya.
Selepas dari Macau Airport yang ukurannya tak lebih dari bandara Adisucipto itu, saya menaiki shuttle bus menuju Venetian Hotel Macau. Di Macau memang tersedia banyak sekali shuttle bus milik hotel, yang bisa dinaiki dengan gratis.
Kamar Seluas Lapangan Badminton, Seharga 4 Jutaan
Lima menit kemudian saya sudah sampai di lobby hotel Venetian Macau. Karena saya mendapat undangan khusus dari Venetian Macau, saya tak perlu melakukan reservasi. Cukup menunggu di VIP Room, ditemani musik dan banyak minuman segar, sambil menungggu kunci pintu diantarkan.
Hmm…nikmatnya jadi VIP.
Room boy mengantarkan saya dan salah seorang wartawan majalah lifestyle ke sebuah kamar. Begitu dibuka, saya girang. Kamar yang saya tempati luas sekali!
Kamar ini didesain dengan gaya Eropa. Ada dua tempat tidur yang diatasnya dihiasi dengan kelambu khas kamar tidur putri raja. Area tidur ini dilengkapi dengan lemari built-in, TV plasma 32 inch, dan safety box.
Lalu, ada juga ruang tamu yang dilengkapi (lagi) dengan TV dan minibar. Ada pula meja tulis yang dilengkapi dengan printer multifungsi (yang bisa sekalian mengkopi dan men-scan). Yang kurang di sini cuma satu: internetnya mesti bayar!
Saat saya cek di internet, tarif kamar ini sekitar HK$ 1800. Mahal, tapi kalau diisi beramai-ramai (dan sepertinya pasti muat), bisa jadi murah. Kata pelayan di sana, masih ada kamar yang lebih besar, yakni kamar VIP yang tarifnya bahkan tak disebutkan di internet. Kabarnya, orang-orang Cendana sering sekali menginap di sana.
Baca Juga: Mencari “Portugis” di Senado Square
Nyasar di Dalam Hotel
Esoknya, saya diantar berkeliling resort ini. Mulai dari lobi hotel, casino, hingga ke area pertokoannya. Wiiiih….luas sekali ternyata Venetian Resort ini, mencapai 10.5 juta m2 atau kira-kira seluas 56 kali lapangan bola.
Menurut sang PR yang menemani saya selama di Macau, di sini terdapat 3.000 kamar. Weleh…weleh….. Tapi, walaupun besar konon pembuatannya hanya memakan waktu 3 tahun, lho..
Saking luasnya hotel ini, saya baru bisa menghapal jalan setelah 3 hari berada di sini. Itu pun saya tetap harus memegang peta hotel. Sebenarnya, di mana-mana ada komputer khusus untuk menunjukkan jalan. Tapi tetep aja bingung…
Oya, seluruh interiornya dirancang dengan gaya Renaissance Italia. Konon, sang pemilik, menginginkan sebuah hotel mewah bergaya Italia setelah ia dan sang istri menghabiskan waktu di Venezia Italia.
Contohnya salah satu lorong hotel yang dibuat dengan lengkung-lengkung dan ornamen-ornamen khas Eropa. Pilarnya didominasi warna kuning, langit-langitnya digambari lukisan ala Leonardo Da Vinci. Dan katanya ukiran-ukiran itu yang dibuat dari emas 24 karat murni!
Naik Gondola Ala Venesia
Agar lebih terasa ada di Venesia, cobalah naik gondola. Tarif gondola ini HK$ 108/ orang untuk 15 menit perjalanan. Mahal sih ya, tapi untungnya saya naik dengan percuma (haiyah).
Ada 3 kanal yang bisa dipilih, tapi saya sarankan untuk naik di Grand Canal, pasalnya toko-toko di sisi kanal ini lebih menarik ketimbang kanal yang lain.
Gondola saya disupiri oleh seorang wanita bertubuh besar bernama Bonita. Bonita ini asli dari venesia, tapi kini tinggal di Las Vegas. Bonita bilang tempat ini mirip dengan tempat asalnya. Bedanya, bangunan di sini lebih baru dan bersih, dan sungainya tidak coklat seperti di Venesia.
Sambil mendayung Gondola, Bonita menyanyikan lagu-lagu Italia. Saya tak tahu sama sekali artinya, tapi tangan saya merinding mendengar suara Bonita yang merdu. Menurut Bonita, semua pendayung mesti bersuara merdu.
Oya, saya sempat bertemu suami Bonita, yang juga bekerja sebagai pendayung gondola. Suaranya? Tak kalah dengan Bonita. Dan, ia bisa menyanyikan lagu rasa sayange, loh..
Pertama Kali Nonton Sirkus
Saya juga diajak menonton Sirkus ZAIA, Cirque du Soleil. Di Venetian memang terdapat pertunjukan kolosal. Cirque du Soleil ini adalah sirkus dari Kanada. Mereka bekerja sama dengan Venetian Resort, mempertunjukan sirkus yang diberi nama ZAIA.
Pertunjukannya diadakan di satu ruangan teater besar. Sebelum mulai, saya diajak masuk ke area belakang, tempat para pemain “tinggal”. Di sana ada ruang gymnastic besar tempat para pemain berolahraga agar bisa tampil maksimal.
Ada ruang kostum, tempat para desainer merancang kostum. Ada ruang tes make-up, ada klinik kecil, ada ruang latihan, ada pula ruang rekreasi. Sayangnya, saya terikat kontrak untuk tidak mempublikasikan gambarnya di manapun.
Karcis ZAIA terhitung mahal (HK$ 788 atau sekitar 1,5juta), namun hasilnya sebanding sekali dengan pertunjukan yang disuguhkan.
ZAIA adalah perpaduan antara musik, tari dan akrobat. Musiknya live, loh, dengan penyanyi dan orchestra lengkap. Tarian yang disuguhkan juga sangat memikat, ditambah lagi dengan efek cahaya yang bagus. Kostum dan make-upnya juga menarik, bertema outer space namun berwarna-warna.
Panggungnya diset dengan luar biasa. Latar belakang panggung berupa proyeksi bintang, yang katanya merupakan hasil proyeksi bintang di langit Macau. Lantai panggung bisa naik turun. Di langit-langit teater terdapat semacam rel, jadi adakalanya ada artis yang berayun-ayun di dengan menggunakan tali dan berkeliling teater dengan menggunakan rel. seperti terbang beneran.
Kalau soal cerita, saya tak akan mengerti kalau saja sang PR tak menceritakannya ke saya. Pasalnya, ceritanya ekspilisit sekali, perlu mencerna lebih keras untuk paham yang alur ceritanya.
Katanya ceritanya tentang Zaia, seorang penduduk planet yang terletak antara bumi dan bulan, yang sedang melanglang buana. Tapi memang tak perlu mengerti ceritanya, cukup nikmati saja gerakan di panggung sana.
TIP:
- Walaupun tidak menginap di Venetian, masih bisa keliling venetian, termasuk ke lobi hotelnya. Masuk kasinonya pun diperbolehkan.
- Di kasino ada area buat belajar permainan di sana. Gratis! Saya sih ga coba ya, secara dalam Islam ga boleh mendekati judi, jadi saya cuma lihat aja.
4 Comments
Annie Nugraha
Saya sempat pameran disini Mbak Rahma. Pameran tentang produk unik dan saya ikut rombongan dari Konjen RI Indonesia yang ada di Hong Kong. Tiap pagi, sebelum pameran buka, saya keliling Venetian. Begitu terkesan sama keindahan dan kemewahannya. Bahkan sempat nukar duit di money changer nya tempat perjudian yang ada di ground floor hahahaha.
Semoga suatu saat ada rejeki buat nginep di hotelnya. Kembali ke Macau dan keliling lagi.
Pingback:
rahma
nggak perlu. hongkong dan macau udah punya perjanjian ama indonesia, jadi nggak perlu visa..
Zaza
Mbak, mau tanya dong.. kalau ke Hongkong dan Macau kita pemegang paspor Indonesai ga perlu visa kan? aku rencana mau ke Macau bulan maret. terus satu hari ke Hongkong PP.>tengkyu ya mbak