“Obat” Ampuh Covid: Patuh Protokol Kesehatan

Jumat, 18 September 2020. Dini hari.

Adik saya yang bertugas di sebuah RS khusus covid menelpon. Ia mengabarkan kalau Om saya yang baru berusia 49 tahun tak kuat lagi menahan gempuran virus Covid-19 di tubuhnya. Ia meninggal dunia setelah dua minggu berjuang di ICU.

Saya dan keluarga hanya sempat melihat fotonya sekali. Saat itu di seluruh tubuhnya dipenuhi alat-alat medis, di mulutnya ada selang ventilator untuk mempompa oksigen ke paru-paru, di tangannya ada beberapa tusukan infus.

Sedihnya, tak ada satu pun dari kami yang bisa menemani termasuk anak-anaknya, karena memang begitulah protokol yang berlaku untuk pasien covid. Hanya adik saya, yang kebetulan kebagian bertugas jaga malam itu, yang bisa menemani Om saya hingga Allah memanggilnya.

Kejadian itu membuat saya sadar bahwa bahaya covid masih mengintai, bahkan mulai dekat dengan circle saya. Apalagi kemarin ini, saya sempat mendengar kabar kalau beberapa kawan sebaya saya juga mesti isolasi mandiri karena mengalami gejala-gejala khas Covid.

Baca Juga: Pengalaman Tes PCR Swab Mandiri di RS Tria Dipa

Uang Ternyata Bisa Menularkan Virus

Mengapa Covid berbahaya?

Menurut dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes. Direktur Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI, di acara ” Seminar Online Bareng Blogger” Rabu kemaren, covid ini sebenarnya virus yang gampang mati.

Ia bisa dimatikan hanya dengan suhu panas tertentu ataupun dengan sabun biasa. Namun masalahnya, virus ini sangat cepat berkembang dan jika sudah menempel di tubuh inangnya, ia dengan cepat merusak tubuh inangnya bahkan hanya dalam waktu hitungan hari saja.

Virus ini juga jadi berbahaya karena ia gampang sekali menular. Tidak seperti penyakit lain, seperti jantung atau kanker. Virus ini bisa menyebar lewat droplet, lalu berdiam diri di benda-benda yang terkena droplet itu.

Bisa lewat sentuhan tangan, misalnya salaman, atau bisa juga lewat benda yang tadi terkena droplet itu, termasuk uang kertas yang sering banget kita pegang. Apalagi uang kan sering berpindah dari tangan satu ke tangan lain. Makanya, dr Riski menyarankan untuk mencuci tangan setelah memegang uang atau benda-benda lainnya yang berpotensi menulari virus.

Sumber: materi dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes

Wanita Ternyata Lebih Bisa Jaga Jarak

Kalau lihat dan baca berita-berita, saat ini angka yang positif terinfeksi covid memang meningkat tajam. Per harinya bisa mencapai 4.000 kasus positif. Serem.

Apa yang menyebabkannya? Selain memang makin banyaknya orang yang dites, ternyata menurut dr.Riski, survei kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan masih rendah. Coba lihat hasil survei di bawah ini, hanya 30 % yang menaati imbauan untuk menjaga jarak.

Dan uniknya, dari hasil survei, wanita ternyata lebih patuh buat jaga jarak dibandingkan laki-laki. Udah biasa jaga jarak dari para fans kali ya…

Sumber: materi dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes
Sumber: materi dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes

Jangan Jadi Agen Virus

Kenapa awareness masyarakat agak kurang?

Menurut dr Rose Mini AP, M.Psi, yang biasa dipanggil Bunda Romi, masyarakat sebenarnya sudah tahu soal bahaya Covid dan protokol kesehatan. Namun banyak hal yang menyebabkan masyarakat akhirnya tidak patuh atau abai.

Salah satunya adalah karena ketiadaan contoh, baik itu contoh dari orang tua ataupun contoh dari pemimpin masyarakat. Memang, benar. Misalnya nih, kalau pak Lurahnya ga pakai masker kalau di luar rumah, ya masyarakatnya pasti males juga pakai masker kan.

Hal lainnya adalah karena masyarakat belum terbiasa dengan protokol kesehatan ini. Apa-apa memang harus dibiasakan, kalau perlu ada sanksi tegas. Saya ingat dulu waktu penerapan aturan wajib pemakaian seat belt. Awalnya ga enak banget, tapi lama-lama kalau tak memakai seat belt rasanya ada yang kurang.

Benar kata peribahasa “ala bisa karena biasa”.

Sumber: presentasi dr Rose Mini AP, M.Psi,

Yang paling saya garis bawahi adalah karena kurangnya empati terhadap orang lain. Merasa diri sehat, padahal bisa jadi ia memang tidak terpengaruh covid karena imunnya baik. Namun ia bisa menjadi agen yang menyebarkan virus ke orang lain.

Contohnya banyak, salah satunya terjadi pada kawan saya. Kawan saya ini sangat abai terhadap protokol kesehatan. Ia masih sering berkumpul dengan temannya tanpa memakai masker.

Ia akhirnya terkena covid dan ia menularkan ke orangtuanya yang lebih rentan. Ia sehat walafiat tanpa gejala, namun ayahnya tak bisa diselamatkan lagi. Menyesallah ia seumur hidupnya.

Obat Manjur Covid: Patuh pada Protokol Kesehatan

Selama vaksin belum ditemukan, satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran covid adalah dengan mengadaptasi kebiasaan baru.

Cuci tangan sesering mungkin, terutama sehabis memegang sesuatu, sebelum makan, habis keluar rumah cara yang paling ampuh. Virus ini terdiri dari lemak yang akan hancur jika terkena sabun.

Cara lainnya bisa dilihat di gambar di bawah ya…

Sumber: materi dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes
Sumber: materi dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes

Usut punya usut, Om saya yang meninggal ini pernah lalai, beberapa kali tidak memakai masker saat bertemu kliennya. Mungkin dari sanalah virus Covid masuk ke tubuh Om saya dan akhirnya menggerogoti tubuhnya .

Yuk yang belum menerapkan protokol kesehatan dan masih aba, mulailah menerapkan aturan ini agar covid segera enyah dari dunia. Dan yang sudah menerapkannya, jangan bosan. Terus terapkan aturan kesehatan ini.

Baca Juga: Harga dan Tempat Tes Swab di Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!