Tip Travelling bagi Si Penderita Darah Tinggi
Ada cerita dari salah satu traveler kawakan yang saya kenal di dunia maya. Saat berkunjung ke Darjeeling India, teman seperjalanannya tiba-tiba pingsan dan akhirnya harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Rupanya, teman seperjalanannya itu punya penyakit hipertensi. Darjeeling memang terletak lebih dari 2.000 mdpl, cukup tinggi sehingga kadar oksigen di sana agak tipis. Bagi penderita hipertensi seperti dia, menipisnya kadar oksigen ini bisa menyebabkan tekanan darah bertambah tinggi dan ujung-ujungnya akan memicu penyakit lain.
Karena penasaran dengan masalah hipertensi ini, saya niat banget ikutan seminar yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan Blogger Cronny. Acara seminar ini diadakan juga dalam rangka peringatan Hari Hipertensi Dunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei.
Apalagi pembicaranya oke punya. Ada dr. Tunggul Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM. Dokter Tunggul ini kebetulan dokternya tante saya dan juga dosen adik saya di FKUI. Ada pula dr. Lusiani, SpPD, K-KV, FINASIM dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Dan juga ada dr. Cut Putri Arianie, MHKes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan.
Selepas dari seminar itu, saya berbincang sedikit dengan dr Tunggul. Nah, beliau memberikan tip bagi penderita hipertensi saat travelling.
Apa itu Hipertensi?
Sebelum masuk ke tip bagi penderita hipertensi saat travelling, kita mesti tau dulu nih berapa tekanan darah yang dikategorikan sebagai hipertensi. Menurut penjabaran dari para narasumber di atas, seseorang dikategorikan menderita hipertensi kalau tekanan darah sistolik (TDS) lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan atau diastolik (TDD-yang ada di bawah) lebih besar atau sama dengan 90 mmHg.
Biar lebih jelas bisa lihat tabel ini.
Apa Gejala Hipertensi?
Biasanya, hipertensi disertai dengan gejala
- sakit kepala
- pusing berputar
- nyeri dada
- mimisan
- pandangan berkunang-kunang
- mudah lelah
- kesemutan pada kaki dan tangan.
Cerdik dan Patuh Kendalikan HipertensiĀ
Sebelum hipertensi menyerang, sebaiknya dicegah. Memang ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya risiko hipertensi antara lain umur yang makin bertambah serta faktor genetik dari orang tua. Ini sulit dihindari. Namun, ada satu faktor lain yang bisa diubah, yang bisa mencegah terkena penyakit hipertensi ini. Lifestyle alias gaya hidup.
Ya, dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, kita bisa mengurangi risiko terkena hipertensi. Beberapa hal ini ini bisa dilakukan.
- Memperbanyak aktivitas fisik. Pekerja yang pekerjaannya tiap hari duduk di depan komputer rentan lho kena hipertensi. Makanya dianjurkan untuk minimal bergerak selama dua jam sekali. Jangan duduk terus.
- Mengurangi konsumsi garam. Secukupnya aja, jangan terlalu banyak garamnya.
- Menjaga berat badan di angka ideal.
- Mengelola stress, kalau mungkin malah hindari stress.
- Mengkonsumsi sayur dan buah yang cukup
- Berolahraga teratur selama 30-45 menit setiap hari. Kalau susah nemu waktunya, bisa diakali dengan naik tangga di kantor, jalan kaki menuju halte terdekat, dan sebagainya.
- Membatasi minum alkohol
- Mengurangi atau kalau bisa jangan merokok
- Jika sudah terkena, berobat lah teratur sesuai anjuran
Agar gampang diingat, Kementrian Kesehatan membuat slogan Cerdik dan Patuh untuk mengatasi hipertensi ini.
CERDIKĀ singkatan dari Cek kondisi secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fiisk, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kendalikan stress.
PATUH merupakan akronim dari Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik secara aman, dan Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya.
Lakukan Ceramah Secara Rutin
Satu hal lagi yang penting agar tidak terkena hipertensi adalah dengan mengecek darah secara rutin. Idealnya, pengecekan darah dilakukan setiap bulan. Pengecekan dapat dilakukan di klinik namun bisa juga dilakukan di rumah dengan alat bantu digital. Istilah kerennya Ceramah alias Cek Darah di Rumah.
Kalau pengecekan dilakukan di rumah, ada syarat-syaratnya agar hasil pengukurannya optimal. Syarat tersebut antara lain:
- Posisi duduk
- Kaki menapak di lantai
- Punggung bersandar
- Lengan diletakkan pada permukaan yang datar (meja, setinggi jantung)
- Dua atau tiga kali pengukuran, dengan jarak 1-2 menit.
- Diukur bisa di pagi hari, kira-kira satu jam setelah bangun tidur. Kalau sedang mengkonsumsi obat, pengecekan di rumah ini dilakukan sebelum meminum obat. Pengecekan bisa juga dilakukan di malam hari, sebelum tidur.
Tip Saat Travelling
Menurut dr Tunggul, penderita hipertensi tetap bisa travelling. Asal melakukan tip-tip sebagai berikut:
- Sebelum travelling, usahakan diet agar tekanan darah lebih turun
- Tetap menjaga pola makan seimbang selama travelling
- Jangan lupa bawa obat-obatan yang diperlukan
- Jangan melakukan perjalanan darat terlalu panjang
- Jangan memaksakan diri jika memang sudah terasa lelah
- Suhu dingin atau minus yang biasa dialami saat travelling di musim dingin tidak memacu naiknya tekanan darah.
- Ketinggian lah yang memacu tekanan darah, sehingga kalau ingin travelling ke tempat yang berada di ketinggian, konsultasikan dulu dengan dokter.