Tiga Bulan Bikin E-Book Pakai Canva di TBI Depok
Dari beberapa tahun terakhir, saya kepingin bikin e-book. Pengen coba sesuatu yang baru aja, karena selama ini, yang baru saya punya adalah buku biasa. Duluuu banget ada sih e-book, tapi itu proses digitalisasi PDF dari buku-buku yang pernah saya terbitkan waktu masih kerja di Kompas Gramedia dulu. Jadi oleh tim desainer, PDF ini kemudian dibentuk menjadi format digital dan oleh sales kemudian dijual. Cuma segitu.
Padahal sepertinya, era udah berubah. Walaupun buku cetak masih berjaya, e-book mulai menggeliat. Banyak kawan saya yang akhirnya mengeluarkan e-book dan ternyata penjualannya oke. Saya juga beberapa kali membeli e-book untuk bahan bacaan saya ketika travelling.
Belanjar Bikin Layout E-Book
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Di Blogger Hangout ke 95, Blogger Crony Community (BCC) mengadakan pelatihan pembuatan e-book dengan Canva. Pengajarnya juga blogger, yakni Mbak Tuty Queen yang juga merupakan Duta Canva Indonesia dan Mas Ono, penggagas Canva Creative Community.
Pembelajarannya dilakukan selama tiga bulan; setiap bulannya kami bertemu sekali secara offline atau online, dan dilanjutkan dengan tugas yang mesti dikerjakan masing-masing di rumah. Output akhirnya tentu saja sebuah e-book buatan sendiri.

Sesi 1: Perkenalan Fitur Baru Canva
Mbak Tuty dan Mas Ono memperkenalkan cara membuat e-book, khususnya layoutnya, secara terperinci. Di pertemuan pertama, kami diperkenalkan dengan fitur terbaru Canva, yakni Visual Suite 2.0. Fitur ini memudahkan kami untuk membuat desain dalam satu jendela saja, tanpa harus bolak balik memencet berbagai fitur Canva lainnya.
Di sesi awal ini , kami juga diajari cara membuat kerangka buku dan cover e-book yang menarik, dengan beragam cara. Ada dengan AI, atau dengan foto yang sudah dimiliki. Saya coba bikin beberapa cover walau saat itu belum tahu mau bikin e-book dengan tema apa.
Sesi 2: Bikin Layout E-book
Di pertemuan kedua, kami diajari cara membuat layout e-book. Walaupun desain layout bukan hal baru bagi saya, karena saya kerap menunggui tim desainer majalah saya saat mereka mendesain majalah, tetap saja ini jadi tantangan baru buat saya. Selama ini, saya hanya tahu layout dengan menggunakan Photoshop atau InDesign atau Corel Draw. Ternyata, pakai Canva, layoutnya jadi lebih mudah.
Sesi 3: Finalisasi E-book
Di sesi terakhir ini, kami juga diajarkan cara membuat link ebook dengan berbagai variasi seperti pdf standar, flipbook hingga barcode. Hasil layout e-book kami pun dievaluasi.
Setelah gonta ganti tema karena galau, saya akhirnya mencoba membuat e-book dengan tema “Umrah Mandiri”, karena sampai saat ini , masih banyak banget yang nanya ke saya soal umrah mandiri ini. Beberapa bahan saya ambil dari tulisan saya di blog, tapi masih belum selesai yaa…

Mengenal TBI (The British Institute)
Semua pembelajaran Canva tadi dilakukan di TBI (The British Institute) Depok. Lokasinya nggak jauh dair stasiun kereta Depok Baru, jadi gampang banget diakses meskipun saya datang dari Jakarta. Di sekitarnya juga banyak jajanan yang bisa saya nikmati sebelum memulai kursus (penting ini !!)
Sebagai orang yang kuliah di Depok, saya udah kenal TBI cukup lama. Waktu saya kuliah, TBI sudah ada. Lembaga kursus bahasa Inggris ini memang udah berdiri sejak tahun 1984 dan udah jadi tempat belajar bahasa Inggris untuk berbagai kalangan dari anak-anak, remaja, sampai profesional. Beberapa kawan kuliah saya juga dulu ada yang kursus di sini.
Yang menarik, TBI ini nggak cuma fokus ke siswa sekolah aja. Lewat TBI Training & Testing Centre, mereka juga jadi satu-satunya lembaga di Indonesia yang diakui langsung oleh Cambridge English Language Assessment untuk mengadakan kursus pelatihan guru internasional, yaitu CELTA. Jadi buat kamu punya cita-cita jadi pengajar bahasa Inggris, ini tempat yang tepat buat mulai.
Semua program TBI bisa ditemukan di beberapa cabangnya, seperti di Depok, Cibubur, dan Kota Wisata. Yang pernah saya datangi, tentu saja TBI Depok. Tempatnya nyaman, dilengkapi dengan perpustakaan, ruang komputer, kantin kecil, dan musala.


Beberapa sudut TBI Depok
Beberapa Program Unggulan TBI
Untuk tahun 2025 ini, TBI menghadirkan beberapa program menarik. Salah satunya adalah Holiday English Programme (HEP), yaitu kursus singkat yang dirancang khusus buat anak-anak SD yang sedang libur sekolah. Lewat aktivitas interaktif seperti permainan dan proyek kreatif, anak-anak bisa belajar bahasa Inggris sambil tetap merasa seperti sedang bermain.
Ada juga Very Young Learner Program, program untuk anak-anak usia 3 sampai 6 tahun. Fokus utamanya adalah membiasakan anak mendengar dan menggunakan bahasa Inggris sejak dini lewat kegiatan seperti bernyanyi, bercerita, dan bermain peran. Tujuannya bukan cuma soal kosakata, tapi juga membangun rasa percaya diri anak dalam berkomunikasi.

Buat yang sedang cari waktu terbaik untuk daftar, TBI juga sedang mengadakan promo Back to School Time to Shine! yang berlangsung dari 14 Juli sampai 31 Agustus 2025. Lewat promo ini, siswa dari jenjang TK sampai SMA bisa dapat potongan harga sampai 1,5 juta rupiah. Selain itu, TBI juga memberikan tes penempatan kelas secara gratis supaya siswa bisa langsung belajar di level yang paling sesuai.
Tahun ini, TBI juga punya program spesial: Study Tour ke Inggris. Rencananya, peserta akan diajak ke London dengan biaya sekitar 54 juta rupiah. Biaya ini sudah termasuk tiket pesawat, akomodasi, visa, dan kunjungan ke berbagai tempat ikonik serta universitas di sana. Program ini bukan cuma buat jalan-jalan, tapi juga buat memperluas wawasan dan ngerasain langsung budaya belajar di negara asal bahasa Inggris.

Saya mupeng banget dengan program TBI yang terakhir ini, tapi bujetnya belum cukup. Tahun depan mungkin yaa…insyaAllah

