Dua Kekuatan, Satu Misi: Dompet Dhuafa dan Yayasan Indonesia Setara Berkolaborasi untuk Kemanusiaan.
“Awalnya dia ini mustahik, penerima beasiswa Dompet Dhuafa. Sekarang ini, masyaAllah. Tahun lalu saja zakatnya satu milyar. Itu zakatnya saja. Benar-benar ini contoh seseorang yang tadinya mustahik kemudian menjadi muzakki.”
Begitulah yang diceritakan oleh Ahmad Juwaini, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika mengenai salah satu “alumni” penerima bantuan Dompet Dhuafa. Cerita yang membuka mata dan membuktikan bahwa ternyata zakat bisa menjadi solusi untuk mengangkat kesejahteraan para mustahik.
Cerita tersebut disampaikan Ahmad Juwaini dalam acara dalam “Talkshow Kolaborasi Kebaikan Dompet Dhuafa” yang dilangsungkan Jumat, 21 Februari lalu. Selain mantan mustahik yang tidak disebutkan namanya itu, Juwaini menceritakan juga beberapa penerima beasiswa Dompet Dhuafa lainnya yang kini berhasil mewujudkan mimpi mereka, bahkan salah satunya ternyata senior saya yang kini berhasil menjadi Rektor Universitas Indonesia.
Potensi zakat di Indonesia memang besar. Menurut Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI, Waryono, yang juga hadir dalam acara tersebut, potensi zakat di Indonesia sebesar 326 trilyun dan baru terkumpul sebesar 41 trilyun saja.

Berzakat, Kerennya Nggak Ada Obat!
Zakat memang besar pengaruhnya terhadap kesejahteraan. Karena itu, pada Ramadhan tahun ini, Dompet Dhuafa mengusung tema “Berzakat, Kerennya Gak Ada Obat!”.
Tema ini mengadopsi istilah populer di kalangan generasi muda dan Gen Z. Tema ini juga ingin menggambarkan bahwa berzakat bukan sekedar kewajiban, namun juga aksi keren yang mampu membantu mustahik bangkit dan berdaya.
Dalam acara yang berlangsung di Corner 28 ini, Ketua Ramadhan 1446 H Dompet Dhuafa, Adriansyah, juga memaparkan program-program unggulan yang akan dijalankan selama Ramadan. Beberapa program merupakan pengembangan dari progam yang sudah dilakukan oleh Dompet Dhuafa di tahun sebelumnya, namun ada juga beberapa program yang baru digagas tahun ini, dengan target penerima manfaat sebanyak 500 ribu orang..

Program unggulan tersebut antara lain Dakwah Melintas Batas, yakni dakwah yang dilakukan 250 da’i di bawah naungan Cordofa (Corps Dai Dompet Dhuafa) ke seluruh pelosok Indonesia dan juga ke beberapa negara di luar Indonesia. Para da’i ini akan menyebarkan pesan bahwa di bulan Ramadhan merupakan waktunya untuk meningkatkan ibadah, mengasah hati, meningkatkan keimanan, dan mengasah kepekaan.
Program lainnya adalah Ramadan di Palestina. Dompet Dhuafa akan memberangkatkan tim untuk menuju Palestina untuk menyalurkan sedekah berupa paket berbuka puasa bagi masyarakat di sana. Saat ini sudah ada beberapa orang yang sudah diberangkatkan di sana.
Ada pula progam SEKAR, yang merupakan anonim dari Sadar Kebersihan Makan di Ramadhan. Akan ada 20 titik makam yang menjadi sasaran program tersebut. Di sana, Dompet Dhuafa akan membagikan bunga untuk makam secara gratis, memberikan buku doa pada masyarakat yang berziarah, serta membersihkan area pemakaman.
Selanjutnya, ada pula Program Muliakan Anak Yatim yang akan menyalurkan santunan kepada sekitar 1.500 anak yatim. Program lainnya adalah program Pasar Berkah, Pos Mudik Ramah Keluarga, dan program reguler berbasis Ziswaf.
Kerja Sama dengan Yayasan Indonesia Setara
Selain program sosial dan kemudahan layanan zakat, melalui tema ini, Dompet Dhuafa juga mendorong keterlibatan masyarakat luas dalam berbagai aksi kebaikan. Dengan semakin banyaknya kolaborasi dan keterlibatan berbagai pihak, diharapkan gerakan sosial di Ramadan 1446 H ini semakin berdampak besar bagi kesejahteraan umat.
Ya, agar berdampak lebih besar, diperlukan kolaborasi dengan pihak lain yang memiliki misi kemanusiaan yang sama dengan Dompet Dhuafa. Salah satunya adalah dengan Yayasan Indonesia Setara, yang didirikan pada tahun 2010 atas gagasan Sandiaga Uno.

Yayasan ini lahir dari keyakinan bahwa Indonesia, sebagai bangsa yang besar, harus mampu sejajar dengan negara-negara lain, terutama dalam bidang ekonomi. Melalui yayasan ini, diharapkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peluang yang setara dengan usaha-usaha besar lainnya.
Sandiaga, yang turut hadir dalam talkshow mengatakan jika kolaborasi ini harus dilakukan sehingga dampak sosialnya lebih besar. Dengan kolaborasi, menurutnya, akan terhindar duplikasi program dan akan memperkaya kemampuan untuk mengeksekusi program dengan cepat.
“Ini adalah kolaborasi yang kita harapkan dapat meningkatkan dan lebih banyak pengelolaan zakat yang bermanfaat dan berkah. Dengan kolaborasi ini bisa kita capai memberikan kesejahteraan bagi masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi. Mudah-mudahan kita sinergi multisektor, terus berinovasi dan ‘Berzakat Kerennya Gak Ada Obat!’ ini sebuah inovasi, kita harus tingkatkan kesadaran partisipasi publik dan ekosistem ini setelah dibangun harus berkelanjutan,” tukas Sandiaga.
