Indonesia Humanitarian Summit, Dampak Besar Filantropi untuk Indonesia

“Filantropi itu adalah bagaimana kita menjadi bagian untuk menjadikan human dignity, manusia yang bermartabat.”

Begitulah yang dikatakan Waryono Abdul Ghofur, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kementrian Agama Republik Indonesia, pada pembukaan Indonesia Humanitarian Summit (I-Hits) 2024. Acara I-Hits 2024 yang dilangsungkan kamis lalu ini mengambil tema Dampak Filantropi untuk Indonesia.

Menurut Waryono, filantropi ini merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya kemanusiaan yang selama ini diajarkan oleh agama karena pada dasarnya agama memiliki nilai universal yang mementingkan aspek kemanusiaan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Yudi Latif, Pembina YDDR (Yayasan Dompet Dhuafa Republika), Ia mengatakan bahwa filantropi adalah bagian dari budaya Indonesia, sebagai upaya gotong-royong untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Yudi mengatakan kalau kemiskinan di Indonesia masih membumbung tinggi, terlihat dari menurunnya angka kelompok kelas menengah Indonesia. Untuk menguranginya diperlukan kolaborasi pemerintah dan non-pemerintah, termasuk masyarakat dan lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa.

“Dompet Dhuafa harus menyiapkan golden umbrella. Karena cuaca masih mendung, kemiskinan masih ada. Kita kembali ke kearifan lokal bangsa Indonesia. Kalau di Barat, tradisinya sebagai delivering kesejahteraan, di Indonesia kita memunculkan istilah baru, yaitu social welfare atau penyedia atau penunjang kesejahteraan,” tutur Yudi.

Para pengurus YDDR

Atas undangan dari Dompet Dhuafa, saya datang ke acara Indonesia Humanitarian Summit yang berlangsung di aula Gedung Usmar Ismail ini. Ini kali pertama saya datang ke acara sejenis, dan dari awal, aura filantropi-nya amat terasa kuat.

Acara ini dibuka dengan pembacaan Al Quran oleh Qori Tunanetra, Sapto Widoyo, S.Sos dan Qoriah Bahasa Isyarat, Amatul Basimah. Penampilan keduanya langung membuat hati bergetar karena di tengah-tengah keterbatasan fisik, mereka mampu melantunkan ayat Al Quran dengan indahnya.

Ada pula persembahan Tari Saman dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Mekarsari Cibinong binaan Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa. Dan lagi-lagi, pertunjukan ini membuat hati tergugah karena walaupun mereka tidak bisa mendengarkan alunan musik, mereka bisa menampilkan tarian itu dengan apik. 

lantunan ayat Quran oleh qori tuna netra
.
Tari Saman oleh anak didik SLB Mekarsari Cibinong
.

3,26 Juta Penerima Manfaat Dompet Dhuafa

Acara Indonesia Humanitarian Summit juga menjadi ajang Dompet Dhuafa untuk mempresentasikan program-programnya selama 2024 ini. Di lobi gedung Usmar Ismail, pengujung IHS dapat melihat progam dan produk pemberdayaan Dompet Dhuafa melalui stand-stand menarik yang ada, antara lain  Yayasan Rumah Sehat Terpadu (YRST), Indonesia Berdaya, Disaster Management Center (DMC), Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM).

Pengunjung yang datang juga bisa mencoba memanfaatkan layanan yang disediakan, misalnya saja pemeriksaan mata oleh RS Dr Ahmad Wwardi, RS mata yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa, layanan konsultasi, VR untuk melihat kisah islami, hingga game-game menarik berhadiah produk pemberdayaan Dompet Dhuafa.

.

.

Kinerja Dompet Dhuafa selama 2024 juga dipaparkan melalui Public Expose Dhuafa 2024 oleh Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Ahmad Juwaini. Juwaini menyampaikan pertumbuhan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf Dompet Dhuafa selama priode 2024.

Dari hasil pemaparan itu, terlihat jika di sepanjang 2024, Dompet Dhuafa telah menghimpun dana ziswaf sebanyak Rp379.377.085.219 dan menyalurkan dana sebanyak Rp418.205.845.531. FYI, jangan bingung dengan angka penyaluran yang lebih besar dari dana yang masuk, karena ternyata ada sisa saldo tahun lalu yang digunakan di program tahun ini. Dan yang patut diapresiasi adalah, angka penyaluran ini lebih besar 115 persen dibandingkan tahun lalu.

..

Selain itu, Juwaini pun menjelaskan, pada 2024 Dompet Dhuafa berupaya menebar paham Filantropreneur. Menurutnya, selain memberi bantuan, Dompet Dhuafa memiliki tanggung jawab besar untuk mengembangkan kemandirian dalam masyarakat. Supaya berdaya dan dapat menghidupkan kelompok masyarakat lainnya.

Filantropi Harus Tepat Sasaran

Selain Public Expose Dhuafa 2024, di acara yang berlangsung selama satu hari ini juga ada Talkshow Poverty Outlook. Tiga pembicara ahli mengupas bagaimana cara memberantas kemiskinan melalui pendekatan filantropi yang kreatif.

Banyak hal dan fakta menarik yang muncul dalam talkshow ini. Misalnya saja mengenai kantong-kantong kemiskinan di Indonesia yang ternyata jumlahnya masih cukup banyak.

Sebenarnya, menurut Yudha dari Ideas, ternyata di Indonesia cukup banyak lembaga filantropi namun kebanyakan hanya sebagai pengumpul dana, belum berfungsi sebagai lembaga filantropi yang memiliki kebijakan penyaluran dana yang tepat sasaran. Hal ini membuat banyak program filantropi yanga hanya berada di permukaan saja.

Bambang Wijanako, dari kompas.com juga menceritakan masalah sosial yang ia temukan saat liputan selama ini, yang ternyata ujungnya banyak bersumber dari kemiskinan.

Humanity Talk, Bukti Bahwa Filantropi Berdampak Bagi Masyarakat

Bukti Bahwa filantoropi berdampak pada pendidikan dan kehidupan juga hadir dalam Humanitry Talk. Menghadirkan beberapa narasumber inspiratif seperti Chiki Fauzi yang menceritakan soal brand yang dibangunnya dan proses kreatif di baliknya, yang secara tak langsung terisnpirasi dari humanity.

Ada pula Bidan Ety Permatasari dari Buton, Sulawesi Tenggara yang menceritakan pengalamannya berada di Desa Burangasih di pelosok Pulau Buton serta bagaimana ia dan Dompet Dhuafa upayakan di sana.

Dari sekian banyak perbincangan ini, ada salah kalimat dari pembicara yang saya garis bawahi yakni, “Filantropi bukan soal berapa banyak yang kita punya, tapi bagaimana kita menggunakan apa yang kita punya untuk membantu orang lain.”

Ya, jadi tak perlu menunggu kaya untuk berdonasi. Lakukan dari sekarang, dan lakukan semampu kita.

“Filantropi bukan soal berapa banyak yang kita punya, tapi bagaimana kita menggunakan apa yang kita punya untuk membantu orang lain.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!