Backpacking ke Spanyol: Terpikat Rayuan Ronda
Ronda.
Mungkin belum banyak yang tau soal kota di Andalusia, Spanyol Selatan ini. Saya pun baru tau nama kota ini saat menginap di Tangier, sebelum menyeberang untuk backpacking ke Spanyol.
Di rencana awal, dari Tangier kami akan nyebrang ke Tarifa dan langsung menuju ke Alhambra. Tapi tiba-tiba, di IG saya berseliweran foto jembatan tua yang berdiri dengan gagahnya di tengah tebing. Foto Puente Nuovou di Ronda.
Terbujuk rayuan foto itu, secara impulsif saya mengubah rute: dari Tarifa saya menuju ke Ronda dulu, bermalam semalam di sana, baru esoknya melanjutkan perjalanan ke Alhambra.
Ngapain Aja di Ronda?
Kalau melihat data di internet, Ronda ini kota yang lumayan luas, luasnya 481 km2. Tapi sebagian besar kotanya terdiri dari lembah sehingga pusat kotanya tak terlalu besar. Ke mana-mana tinggal jalan kaki.
Kota yang masih masuk Porvinsi Malaga ini langsung jadi kota favorit saya di Andalusia. Kota ini bersih, tenang, dan teratur. Sebagai lulusan arsitektur yang doyan melihat bangunan indah, saya jadi bolak balik di jalan dekat penginapan, menatap rumah-rumah yang depannya punya taman bunga warna-warni dan bangku-bangku kayu. Membuat saya inget setting cerita di novel-novel klasik Barat.
Objek utama di Kota Ronda letaknya di seputaran New Bridge atau Puente Nuevo, jembatan yang jadi ikon Ronda. Jembatan lengkung dari batu yang bikin saya datang ke Ronda.
Menurut cerita, jembatan dengan gaya arsitektur Moor ini dibangun dari tahun 1793 dan butuh 40 tahun untuk selesai. Kabarnya, jembatan ini memakan banyak korban pas pembangunannya; 50 orang pekerja meninggal.
Tapi ga keliatan angker, kok, macam jembatan Ancol. Malah, langsung berdecak kagum melihatnya. Gimana nggak kagum ngeliat jembatan yang berdiri kokoh di atas ngarai sedalam 100m?
Untuk mendapatkan dapetin view jembatan plus air mancur di bawahnya (seperti di foto paling atas), saya mesti turun lke bawah ngarai. Lumayan jauh, bikin napas saya habis dan muka memerah kepanasan.
Buat kaum “mending” yang tak mau turun kepanasan, bisa ambil foto dari spot foto di tepi jembatan. Kalau ada dana lebih, bisa sambil ngopi-ngopi di kafe yang bertebaran di sisi jembatan. Saya, karena tak ada dana lebih, cukup minum es krim sambil nongkrong di depan toko saja.
Bullring of the Royal Cavalry of Ronda
Objek lain di Ronda adalah adalah Bullring of the Royal Cavalry of Ronda alias Tempat Adu Banteng. Ada yang bilang Plaza el Toro ini merupakan tempat adu banteng tertua di Spanyol. Tapi ada pula yang bilang bukan. Tapi yang jelas dia punya lapangan adu terbesar di dunia, bahkan lebih besar dari Plaza Toros Las Ventas di Madrid.
Untuk masuk ke sini, saya mesti merogoh kocek 7 euro. Tiket bisa dibeli di pintu masuk, bukan di Tourist Information yang ada di seberangnya. Catat ya, di pintu masuknya.
Saya salah, saya terjebak beli tiket terusan seharga 12 euro karena saya pikir itu termasuk tiket masuk ke El Toro sekaligus tiket ke tempat-tempat lain. Padahal, tanpa tiket terusan itu kami tetap bisa masuk ke El Toro dan melihat jembatan Puente Nouvou itu.
Jadi, saran saya, sih, ga usah beli tiket terusan karena buat saya objek yang lain nggak terlalu menarik.
Blusukan di Old Town Ronda
Sebenarnya ada beberapa tempat menarik, misalnya saja Puerta de Almocabar, Arab Wall dan Arab Bath yang merupakan peninggalan Islam.
Tapi berhubung jalan di sana konturnya nauzubillah ditambah panasnya luar biasa (bahkan handphone saya saja sudah protes berkali-kali dan mengeluarkan himbauan kalau ia terlalu terterpa panas), kami kelelahan dan akhirnya kami memutuskan menikmati kota tua Ronda saja.
Kami duduk-duduk di salah satu sudut di sana sambil menikmati coklat dingin dan sepiring churros. Atau malah tiduran di depan gereja di Plaza Del Soccoro karena bangkunya terbuat dari marmer yang dingin! Enak banget buat mengademkan tubuh yang terterpa panasnya Ronda.
Cara Menuju Ronda dari Maroko
Dari Tangier Ville kami naik ferry FRS ke arah Tarifa. Sebenarnya ada dua pilihan menghadang saat itu: naik langsung ke Algeciras atau naik ke Tarifa dulu baru naik bus ke Algeciras.
Kalau saya pribadi lebih memilih yang kedua, karena walaupun lebih jauh, dari ferry nantinya saya bisa melihat Rock of Gibralatar yang dinapaki oleh Thariq bin ZIyad saat menaklukkan Spanyol. Sebagai pencinta sejarah, saya kepingin sekali melihat itu.
Namun karena sepupu saya lebih memilih lewat Tarifa supaya ada kesempatan melihat fenomena laut dua warna, saya akhirnya mengalah. Walau sekarang agak menyesal karena entah kapan bisa lihat gunung itu.
Dari Tarifa, kami naik bus gratis ke Algeciras. Busnya ada di sebelah kiri pintu keluar pelabuhan, di dekat bundaran. Dari pelabuhan Algeciras, saya jalan kaki sekitar 600 meter menuju stasiun kereta, di tengah terik panas kota pelabuhan.
Di perjalanan kami sempat melewati beberapa resto muslim. Ya, seperti daerah lain di Andalusia, di sini populasi Muslim lumayan banyak. Saya juga sempat membeli SIM Card di sini, lagi-lagi di salah satu toko muslim yang memberi kami diskon karena katanya “Muslim are brother”
Tiket kereta kami beli langsung di stasiun seharga 350 ribu rupiah. Memang trip ini trip impulsif alias saya suka-suka ubah itenerary seenaknya, jadi saya beli apa-apa on the spot aja. Untunglah masih ada jadwal kereta terakhir menuju Ronda.
Perjalanan menuju Ronda kurang lebih 1.5 jam, melewati pemandangan lembah yang indah. Keretanya kosong, hanya ada saya, sepupu saya, dan beberapa pasangan yang nampaknya akan melakukan hanimun di sana.
Tempat Menginap di Ronda
Di Ronda, saya menginap di Hotel Andalucia yang lokasinya depan stasiun persis. Saya pilih hotel itu karena dekat dengan stasiun (karena jadwal kereta saya ke Alhambra pagi banget).
Hotelnya lumayan bersih, sayangnya tak ada tangga dan tak ada petugas yang bantuin angkat juga. Lumayan banget gotong-gotong koper 24 inch ke lantai 2.
Penginapan ini punya resto dan cafe di depannya. Saya nggak makan di sana karena harganya lumayan mahal. Tapi saya boleh minta air panas buat merebus mie instan yang saya bawa.
Makanan Halal di Ronda
Karena terletak di Andalusia, ada resto halal di sini. Setidaknya ada 2 resto halal yang kami temukan saat di sana. Kami akhirnya memutuskan makan di Baba Taj Halal, karena ini yang tampaknya paling murah di antara yang lainnya.
Oiya, di Ronda ini saya ga nemu supermarket, tapi banyak toko-toko kecil yang jual buah dan minuman, lumayan buat ganjal perut saat nyari resto halal.
Baca Juga: Naik Ferry dari Maroko ke Spanyol
2 Comments
Annie Nugraha
Duh foto2nya keren banget sih Mbak. Saya juga baru dengar nama kota ini. Ternyata indah sekali. Apalagi saat lihat jembatan yg iconic itu. MashaAllah. Tak terbayangkan kerumitan pembangunannya. Jadi gak kaget kalo ada info memakan banyak korban jiwa. Tebingnya aja mengerikan.
Kapan nih kita bisa traveling duet?
rahma ahmad
Yuk Mbak, seru juga kayaknya ya