Backpacking in Taiwan: Jiufen yang Tak Seindah Bayangan
Hujan lagi.
Hari kedua di Taipei pun saya masih diberi hujan. Kata pemilik hostel, saya memang datang di musim yang salah. Saat itu (bulan Desember awal), Taipei memang memasuki musim dingin dan sering hujan. Namun menurut kawan saya yang tinggal di sana, Taipei memang kota hujan. Ga afdol kalau ga hujan, katanya.Â
Walaupun hujan, saya memutuskan tetap berangkat ke Jiufen Old Street, kota tua yang dulunya kaya dengan hasil tambang. Bagi penyuka film anime Spirited Away, wajib berkunjung ke sini karena katanya kota ini merupakan inspirasi dari film anime Ghibli ini. Saya sih nggak ngerti sama sekali soal film ini, saya datang ke sini semata-mata karena melihat foto di timeline IG kawan saya. Di sana ada kota Jiufen di sore hari. Kota berkontur dengan bangunan kuno dan lampion di mana-mana.Â
Untuk menuju Jiufen, saya menggunakan kereta menuju Ruifang Station. Saya lupa harganya karena saat membeli, saya dibantu oleh nenek-nenek tua yang mengira saya kebingungan. Padahal, di mesin tiket ada bahasa Inggrisnya dan dengan mudah saya membaca tulisan itu. Wwkw…..biar deh. Biar nenek-nenek itu senang.Â
Dari stasiun Riufang, tinggal naik bus lagi menuju Jiufen. Tapi karena saya sangat lapar, saya mampir dulu ke restoran halal milik orang Indonesia yang ada di sini. Nah dari situlah saya baru naik bus ke Jiufeng.
Baca juga:Â Backpacking ke Taiwan: Berburu Makanan Halal di Taipei
Saya sengaja menuju Jiufeng agak sore. Selain menunggu hujan berhenti, saya mau melihat suasana sore di sana yang cantik. Tapi ternyata, begitu saya turun, yang saya lihat adalah jalan yang penuuuh dengan banyak orang. Yaa, saya sampai susah bergerak karenanya.
Karena terlalu penuh orang, saya akhirnya memutuskan untuk jajan. Yaa…jajan ice cream frave khas Jiufeng yang nggak ada di kota lain. Namanya peanut ice cream spring roll alias kulit lumpia yang dikasih ice cream dan kacang tumbuk. Hahaha, enak sih rasanya. Paduan asin, gurih, dan manis gitu deh.
Saya berkeliling, sambil mencari gang kosong yang tak banyak orang. Ternyata, semua jalan bahkan ke tempat kecil pun banyak orang. Kata ibu-ibu bule yang sempat bertemu saya, hari itu ada belasan bus berisi turis China daratan yang mampir ke situ. Pantesaaaan…..Â
Akhirnya, saya memutuskan untuk mencari tea house saja agar saya bisa duduk sambil minum teh, seperti yang disarankan banyak orang. Ya, Jiufen ini terkenal dengan tea house-nya. Di mana-mana ada tea house, salah satunya yang paling terkenal adalah A Mei Tea House. Tapi saya tak menemukan bangku kosong di semua tea house yang ada. Semuanya penuuh. Yang kosong hanya tea house yang terlihat mahal. Mana berani saya ngintip ke sana.
Setelah berjalan ke sana- sini tanpa tujuan dan bingung karena terlalu orang akhirnya saya memutuskan kembali ke Taipei. Kali ini dengan menggunakan bus 1062 yang langsung menuju Raohe Night Market di Taipei. Walaupun gagal trip Jiufen saya kali ini, tapi paling tidak saya sudah melihat salah satu tujuan wisata di sana. Plus pemandangan orang banyak tentunya. 😀Â
Cara Menuju Jiufen:
– Dari Taipei Main Station, naik kereta tujuan Riufang Station. Keluar dari stasiun, ke arah kiri dan jalan sekitar 200m menuju Mingdeng Road. Di sebelah police station ada halte bus Local Resident Plaza. Dari situ bisa naik bus 827 dan 788 menuju Jiufen. Harganya sekitar 15 dolar Taiwan.
– Selain itu, di klook ada juga yang menawarkan shuttle bus (semacam van) untuk menuju Jiufen dari Xiamen. Namun harus dibooking jauh-jauh hari karena seat mereka sangat terbatas.
Â
“Come…come…” kata nenek tua yang bekerja sebagai cleaning service di Taipei Main Station. Saya mengikuti langkahnya yang cukup cepat menuju loket otomatis. Saya membiarkan ia membelikan tiket kereta untuk saya menuju Jiufen sambil berdoa dalam hati kalau ia menangkap maksud saya dan tak salah membelinya.di hari pertama di Taipei saya memutuskan untuk menuju Jiuefen Old Street yang fotonya sempat saya lihat di timeline salah seorang kawan saya. Sebuah kawasan tua