Myanmar Day 3: Hujan dan Monyet di Mount Popa

Pagi ketiga di Myanmar ini awalnya akan diisi dengan mengunjungi kembali Old Bagan untuk melihat sunrise yang termahsyur itu. Tapi apa daya, dari malam hingga pagi hari, hujan turun dengan derasnya. Gagal melihat sunset, gagal pula melihat sunrise. :((

Akhirnya, kami memutuskan, kami akan mengunjungi Mount Popa, sebuah kuil yang terletak sekitar 2 jam dari Bagan. Kami menggunakan jasa tur yang disediakan di hotel, dengan tarif 4.000 kyat per orang.

Pukul 8 tepat, kami dijemput oleh sebuah minivan. Di dalam minivan itu, sudah ada 4 orang lain. Tiga pemuda dari Prancis, dan satu nenek tua dari Italia. Perjalanan awalnya berlangsung menyenangkan, langit cerah, udara tak terlalu panas. Namun semua berubah. Tiba-tiba ban minivan bocor. Kami harus menunggu 15 menit sebelum datang minivan yang baru. Cukup menyebalkan, apalagi kami melihat awan mendung sudah menggelayut di langit.

Minivan yang pecah ban

Minvan pengganti ternyata jauh lebih bagus, ber-AC dengan atap yang dapat dibuka tutup. Sayangnya, atap ini tak dapat dibuka lama karena tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Hujan terus bertahan hingga kami sampai di puncak Mount Popa. Alhasil, kami tak dapat menikmati apa-apa. Seluruh dataran Bagan, yang konon dapat terlihat dari Mount Popa, tertutup kabut tebal.

Perjalanan tambah tak menyenangkan karena di sana banyak terdapat monyet. Karena hujan, kotoran monyet ini terbawa ke mana-mana. Seperti halnya kuil lain di Myanmar, untuk masuk ke kuil ini kami diharuskan membuka alas kaki. Kebayang, kan, rasanya kaki ini seperti apa?

Karena tak mendapat apa-apa, kami semua memutuskan untuk segera kembali ke Bagan. Satu jam lebih awal dari jadwal semula. Tak apalah, dengan begini saya dan kawan saya maish punya sedikit waktu mengeksplor area sekitar penginapan, sebelum kami bertolak ke Mandalay.

What a bad day!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!