Agus Mulyana, Kisah Sukses Manufaktur Binaan YDBA

Hasil tidak akan mengkhianati usaha”.

Kalimat yang sedang ngetren di kalangan anak muda ini sangat tepat menggambarkan kisah Agus Mulyana, pemilik dan pendiri manufaktur CV Anugerah Jaya Mandiri. Dengan bermodal 50 ribu rupiah, kini ia memiliki 2 pabrik dengan 60 karyawan.

***

“Modal saya itu awalnya 200 ribu, Mbak. Beneran. Itu juga 150-nya saya pinjam dari ibu mertua saya karena uang saya hanya 50 ribu.”

Begitu Agus Mulyana membuka ceritanya di hadapan saya, di pantry Galeri Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) di Sunter. Walaupun tidak memiliki latar belakang manufaktur, ayah 2 anak ini memberanikan diri mengambil alih usaha warisan bapak mertua di bidang pembuatan wire part bending component yang saat itu mati suri dan punya banyak utang.

Proyek pertama dengan modal minim itu ternyata menghasilkan untung dan membuatnya berani berproduksi lagi. Ia merekrut 3 orang karyawan dan kemudian membuat produknya di atas ruangan tumpangan milik saudaranya berukuran 3,5m x 5m yang sempit.

“Kalau hujan atapnya itu bocor, lantainya becek karena ga ada pelur (semen), bahkan sebenarnya di bawah lantai itu ada septic tank. Jadi bisa dibilang pabrik pertama kami ada di atas septic tank,” tukas Agus sambil memperlihatkan foto “pabrik” pertamanya itu.

Dok. CV Anugerah Jaya Mandiri

Dua tahun kemudian, tahun 2013, barulah Agus bisa pindah ke area yang lebih luas dan lebih layak di sebuah ruko. Ia pun mulai berinvestasi dengan membeli mesin sehingga bisa memproduksi lebih banyak barang—setelah sebelumnya semua pembuatan produk dikerjakan secara manual.

Dok. CV Anugerah Jaya Mandiri

Walaupun usahanya mulai sedikit berkembang, Agus kerap tak percaya diri. Ia pun masih sulit untuk menemukan pasar baru sehingga jumlah produksinya stagnan.

Untunglah Agus bertemu dengan salah Astra Ventura yang membuka jalan dan mengenalkannya dengan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Di tahun 2016, Agus mendaftar dan berhasil terpilih menjadi salah satu UMKM yang dibina oleh YDBA.

Dari Teknis Hingga Manajemen

Agus Mulyana, pendiri manufaktur CV Anugerah Jaya Mandiri

Saya bertemu lagi dengan Agus di pabrik keduanya di Cibinong. Sambil melihat-lihat proses produksi yang ada di lahan seluas 600 meter persegi ini, ia bercerita banyak hal, terutama soal sumber daya manusia.

Untuk meningkatkan kapasitas pekerjanya, ia mengikuti banyak pelatihan yang diberikan Astra melalui YDBA. “Pelatihannya beragam, mulai dari efisiensi produksi hingga pelatihan Alat Ukur & Abnormality Proses. Tinggal kami pilih yang mana yang cocok untuk saya dan karyawan kami,” ceritanya.

Agus dan Arifin, rekannya yang juga kakak iparnya, di dalam pabrik keduanya di Cibinong.

Bukan hanya pelatihan teknis. YDBA juga mengajarkan manajemen layaknya perusahaan besar. Terutama pelatihan metode 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yakni filosofi ala Jepang untuk mengorganisasi dan mengelola ruang kerja dan ruang produksi.

Prinsip 5R ini langsung ia terapkan di pabriknya. Saat saya diajak Genba (berkeliling pabrik), saya melihat pabrik yang rapi, resik, dan teratur. Ada alur jalan utama tempat lalu-lalang, ada tempat produksi. Tak terlihat ada barang-barang tergeletak sembarangan di jalur utama, semua produk diletakkan di tempatnya masing-masing.

Agus mengaku sebenarnya telah memahami filosofi 5R ini di tempat kerjanya dulu, namun YDBA mengingatkan dan memperdalam ilmunya lagi. “Dengan menerapkan 5 R ini, pekerjaan bisa lebih efisien. Pengaruhnya sangat besar terhadap jumlah dan hasil produksi,”jelasnya lagi.

Pabrik kedua CV Anugrah Jaya Mandiri yang berlokasi di Cibinong
….
Contoh penerapan 5R di AC Anugrah Jaya Mandiri. Tak ada barang berserakan di jalur utama

YDBA juga mengajarkan pembukuan sederhana, manajemen SDM, pengelolaan keuangan, hingga kelengkapan dokumen.

“Kelengkapan dokumen ini sangat berguna saat menghadapi audit atau presentasi dengan klien. Saat klien liat dokumen kita lengkap, apalagi ini dokumen yang diperlukan untuk ISO, kepercayaan mereka ke kita meningkat,” cerita Agus yang sering mengalami pengalaman baik karena punya dokumen yang lengkap.

“Banyak manufaktur yang diajak ngobrol soal ISO dan kelengkapan dokumen ini nggak nyambung, jadi akhirnya kehilangan klien potensial. Nah, karena didikan YDBA, para UMKM ini terbiasa dengan istilah dan dokumen ini, hingga akhirnya banyak yang tertarik,” tambah Pak Rahmat yang sempat bertemu dengan saya di galeri YDBA.

Dari 1 Jadi 15 Pelanggan

Masalah krusial lain yang kerap ditemui UMKM adalah soal pemasaran. Walaupun produksi mereka bagus, jika pemasaran tidak berjalan dengan baik dan klien tidak ada, UMKM tidak akan berkembang besar. Hal ini juga dihadapi oleh Agus yang saat itu hanya punya 1-2 pelanggan tetap.

YDBA berusaha mengatasi hal ini dengan menjembatani pertemuan rutin (matchmaching) antara UMKM dengan para calon pembeli. Dari pertemuan inilah Agus mendapatkan banyak klien yang akhirnya meningkatkan penjualannya. Dari hanya 1-2 pelanggan, sekarang ia punya 15 pelanggan tetap.

“Ini bukti nyata, Mbak. Berkat matchmacing kemarin, saya diajak perusahan Jepang untuk bantu mereka,” tukasnya. 

Agus juga mengaku menjadi lebih percaya diri setelah mendapat binaan dari YDBA. “Siapa sih di manufaktur yang nggak kenal Astra, jadi ketika kita jadi binaan YDBA, semua orang percaya soal kualitas yang kita hasilkan. Walaupun UMKM, kami tidak diremehkan.”

Ruang meeting CV Anugerah Jaya Mandiri

Pembinaan Mental ala YDBA

Sambil menikmati cemilan dan kopi dari UMKM binaan YDBA, Agus menceritakan satu hal yang menurutnya dulu membuat sulit memperbesar usahanya. “UMKM itu takut berkembang karena merasa kecil. Tak punya arti dibandingkan yang sudah besar,” tukasnya.

Kendala ini juga disadari oleh YDBA. Itu sebabnya, hal pertama yang dilakukan YDBA setelah UMKM bergabung adalah memberi pembinaan mental (basic mentality) agar pengusaha seperti Agus terbuka pikirannya.

Menurut Agus, yang juga dijabarkan oleh Rachmat Samulo (Ketua Pengurus YDBA), pelatihan basic mentality ini lah yang membedakan YDBA dengan pembinaan UMKM yang lain. Karena menurut pengalamannya, pembinaan mental inilah yang penting namun kerap diabaikan.

“Pembinaan mental ini juga bagus bagi para karyawan karena di sinilah mereka diajarkan untuk komitmen dan konsisten. Karena buat pengusaha dan perusahaan, konsistensi itu adalah kuncinya. Tanpa konsistensi, perusahaan tidak akan langgeng dan berlangsung lama.”

Beberapa produk yang dihasilkan CV Anugerah Jaya Mandiri

***

YDBA memfasilitasi Agus untuk menyalurkan hasil produksinya untuk digunakan di AstraGroup.

Kerja keras Agus dan binaan yang diberikan YDBA membuahkan hasil nyata. Di tahun 2019, ia menambah mesin lagi dan mulai berinvestasi untuk membuka pabrik keduanya di Cibinong, Bogor. Ia kini sedang bersiap membuka lagi pabrik ketiganya di Majalengka, Jawa Barat.

Omsetnya pun naik drastis. Dari yang hanya 1000 pc/bulan (untuk wire), kini bisa mencapai 3 juta pc/bulan. Dulu hanya bisa membuat 3-4 jenis, sekarang mereka sanggup memproduksi 150 jenis. Pekerjanya pun bertambah; dari yang hanya 3 orang, kini ia bisa mempekerjakan 60 karyawan dengan omset kini mencapai lebih dari 1 milyar per bulan.

Berikan Kail, Bukan Ikan

Agus mengaku senang karena usahanya ini bukan hanya bermanfaat untuk dirinya dan keluarga. Namun juga bermanfaat untuk orang di sekitar pabriknya, karena 80 persen karyawannya adalah penduduk sekitar.

“Bahkan orang yang tidak terkait langsung dengan pabrik, alhamdulillah kena imbasnya juga. Misalnya jalan jadi bagus karena kami perbaiki, lampu jalan jadi terang, dan sebagainya.”

Hal ini sangat sejalan dengan Catur Dharma Astra yang pertama, yang menjadi latar berdirinya Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA), yakni “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”

Sebagai informasi, Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) adalah salah satu bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra International Tbk, yang didirikan oleh founder Astra, William Soeryadjaya pada 2 Mei 1980.

YDBA ini memberikan program pelatihan, pendampingan, memfasilitasi pemasaran, dan pembiayaan melalui Astra Ventura, untuk mendorong UMKM maju menuju kemandirian. 

“Kami berprinsip, lebih baik berikan kail, bukan ikannya,” tukas Rahmat Samulo, Ketua Pengurus YDBA.

Pelatihan disusun sesuai dengan kebutuhan industri, diadakan berbentuk kelas tatap muka maupun daring, yang bertujuan memberikan UMKM konsep dasar atas materi yang diberikan. Sementara itu, untuk menjamin materi dapat diimplementasikan di lapangan, YDBA mengadakan pendampingan, yaitu program bimbingan one-on-one di lokasi UMKM untuk topik tertentu. 

Contoh pendampingan yang dilakukan YDBA

Hingga 2023 ini, sudah ada ratusan ribu UMKM yang dibina YDBA di 18 daerah di seluruh Indonesia. Dan tahun ini, ada 1.300 UMKM yang berada dalam binaan YDBA, yang #SiapBeraksiUntukNegeri. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 74.146 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya.

Fokus Juga ke UMKM Manufaktur

Ada 4 bidang usaha UMKM yang dibina YDBA, yakni bidang kerajinan dan kuliner, manufaktur, bengkel, serta pertanian yang memberikan nilai tambah. Tiga bidang usaha terakhir—bidang manufaktur, bengkel dan pertanian—inilah yang membedakan program YDBA dengan program sejenis lainnya, karena umumnya program pembinaan lainnya kebanyakan berfokus pada bidang kerajinan dan kuliner.

Untuk meningkatkan pemasaran, YDBA juga mengikutsertakan UMKM binaannya di berbagai pameran, seperti GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia Motorcycle Show (IMOS), Trade Expo Indonesia (TEI), INACRAFT, Jakarta Fair, dan berbagai pameran lainnya sesuai kebutuhan. 

Keberhasilan YDBA dalam membina UMKM ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Pada 29 Juni 2024 lalu, YDBA meraih penghargaan The Most Commited dalam Pembinaan UMKM di Indonesia dalam ajang Bina Mitra UMKM Award 2024 yang digelar Corporate Forum for CSR Development (CFCD) Foundation di Aula Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta. Penghargaan tersebut diraih oleh YDBA berkat kontribusi dan peran aktif dalam mengembangkan UMKM binaannya.

Dalam ajang ini, YDBA juga mendapatkan penghargaan Platinum untuk kategori Pembina UMKM, diikuti 3 UMKM binaannya yang juga meraih penghargaan Platinum untuk kategori UMKM di bidang produksi & jasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!