Pengalaman Menginap di Swiss-Belhotel Pondok Indah
Minggu lalu saya berkesempatan menginap dan staycation di Swiss-Belhotel Pondok Indah bareng keponakan yang baru saja masuk ke SMP. Hadiah masuk SMP negeri, begitu ceritanya.
Swiss-Belhotel Pondok Indah ini lokasinya di Jalan Metro Pondok Indah, persis di depan halte transjakarta Pondok Indah 1. Awalnya saya mikir, apa ya kelebihan dan enaknya hotel yang lokasinya di depan halte Transjakarta seperti ini, karena toh kebanyakan yang datang dari luar kota dan menggunakan mobil.
Ternyata baru saya rasakan manfaatnya saat akan menuju Pondok Indah Mall. Ya, di jam macet saya bisa menggunakan transjakarta untuk menuju Pondok Indah Mall, yang letaknya hanya beda satu halte dengan Swiss-Belhotel Pondok Indah. Saya lihat beberapa orang juga melakukan hal yang sama, pergi makan malam di PIM dengan menggunakan transjakarta.
Lama Tapi Baru
Jujur, dari luar bangunan hotel ini memang tampak tak menarik karena arsitekturnya yang “kuno” dan jadul, tak seperti hotel Swiss-Belhotel yang lainnya. Tapi jangan salah, interiornya sama sekali tak kuno, modern malah.
Apalagi ruang makan yang berbatasan dengan kolam renang. Di sana ada kaca besar hingga ke langit-langit dengan view kolam renang, yang membuat saya berasa makan di rumah-rumah di Eropa. Kalau ponakan saya tak ribut untuk segara ke kolam renang, pasti saya betah seharian di sana.
Ya, keponakan saya mupeng melihat kolam renang yang besar yang ada di bagian belakang. Di sana ada kolam khusus untuk anak-anak dan ada kolam dewasa. Keduanya aman untuk keluarga karena kolam dewasa dalamnya hanya 1.25 meter.
Sayangnya kami berdua sedang datang bulan, sehingga kami berdua cuma bisa melihat orang-orang berenang. Tapi untunglah, duduk di pinggir kolam renang juga cukup menyenangkan karena dinaungi pohon-pohon yang membuat udaranya jadi adem.
Kamar Cozy dan Nyaman
Saya menempati kamar Superior Deluxe Room di lantai 3. Begitu masuk, mata saya tertuju pada motif karpetnya yang cerah. Kebanyakan desain kamar hotel yang pernah saya datangi karpetnya polos dan cenderung monoton. Namun di sini, karpetnya berwarna sehingga kamar jadi terlihat lebih menyenangkan.
Di ujung kamar ada meja kerja dan bangku santai. Dan di belakangnya ada balkon, namun pintunya dikunci demi keamanan.
Saya paling suka duduk di kursi santai karena selain kursinya nyaman, pemandangan di luar itu pohon-pohon hijau. Bikin mata segeer.
Kekurangan kamar ini, dari pandangan saya sebagai seorang lulusan arsitektur dan traveler penggemar staycation, pencahayaannya yang kurang terutama di area kerja dan meja santai. Ada, sih, lampu di atas meja kerja, tapi bukan lampu baca atau lampu kerja sehingga cahayanya tak cukup terang.
Saya yang terbiasa bekerja sambil staycation terpaksa menundanya hingga sinar matahari muncul esok harinya. Dugaan saya, hotel ini memang lebih ditujukan untuk keluarga, bukan yang staycation sambil kerja seperti saya. Makanya si desainer interior mendesain lampu seperti itu.
Kamar mandinya besar, dengan shower yang mengalir deras. Ada juga hairdryer, namun uniknya, tidak disediakan pisau cukur, sikat gigi dan odol seperti halnya hotel bintang 4 lainnya. Tapi kita bisa meminta ketiganya dengan menelpon ke resepsionis. Mungkin tujuannya agar sikat gigi ini lebih higienis, ya?
Oya, ketika check in kita akan diminta deposito 300 ribu rupiah yang akan dikembalikan setelah check out.
Sarapan Enak
Menu sarapannya tak terlampau beragam, tapi rasanya enaak semua. Selain menu buffet sarapan khas Indonesia, ada juga sushi, mie ayam, bubur ayam, pastry, dan beberapa dessert. Bubur ayamnya gurih, mie ayamnya juga enak yang bikin saya nambah dua kali.
Saya nggak mencoba menu buffet-nya karena saya keburu kenyang menyantap mie ayam, pastry, dan sushi. Plus bolak balik ambil jamu beras kencur yang bikin badan seger banget.
Pelayanan Ramah
Satu yang saya catat ketika staycation di sini adalah: 30 menit setelah saya masuk kamar, pihak hotel menelpon saya untuk menanyakan apakah saya membutuhkan sesuatu. Ini bagus sih, karena berarti hotel memerhatikan tamunya. Tapi lebih oke lagi nih, kalau menurut saya, si resepsionis menyebutkan nama orang yang tinggal di kamar itu, supaya terasa “lebih” istimewa.
Saya pernah punya pengalaman di sebuah resor. Entah bagaimana caranya, petugas di sana tau nama semua yang menginap di sana, termasuk saya. Jadi ketika saya lewat, dia menyapa saya dengan nama saya yang bikin saya merasa jadi tamu yang istimewa.
Overall, saya puas menginap di sini. Mudah-mudahan bisa kembali lagi ke sini dan bisa merasakan berenang di kolam renangnya.
2 Comments
fanny_dcatqueen
Aku juga sukaaaa kalo suatu kamar hotel karpetnya itu warna yg ceria, terang, ga cuma monoton atau polos. Krn kesannya jadi cheerful , ga flat ya mba.
Pernah beberapa kali stay di swissbell-inn. Bisa dibilang ini memang kasta terendah dari Swiss bell . Jujurnya aku ga puas, Krn 2x nginep, 2 x juga ngerasain AC ga dingin. Sementara aku wajiiiib banget dingin utk urusan AC.
Tapi memang kalo dicompare Ama yg Swiss bell hotel, bagusan yg hotel sih, jauuh . Jadi ntr kalo milih stay di Swiss bell lagi, aku mending pilih yg hotel atau resort sekalian.
rahma ahmad
Belum pernah aku di swissbel-inn. Yang di Kalibata itu ya?