Drama di Imigrasi Maroko

Backpacking tak selalu berjalan mulus. Ada kalanya ada drama seperti dicegat di imigrasi. Tapi itulah seninya, yang akhirnya membawa saya melewati jalur VIP.

Transit to Spain? Go there!” kata petugas imigrasi Moroko sambil mengembalikan paspor saya, menyuruh saya pindah ke area transit.

But I will stay here few days before going to Spain,” jawab saya, ga mau kalah.

Saya segera menunjukkan bookingan hotel di Casablanca dan Tangier. Dua kota yang akan saya datangi di Maroko.

And we’re going to take a ferry to Tarifa,” tambah saya lagi.

No. Go there. Go to the office,” jawabnya singkat. Bersikeras.

Sepupu saya, yang baru kali pertama menghadapi situasi begini, terlihat agak panik. Saya berusaha tenang, walau dalam hati berpikir, “Yah, bakal ga bisa masuk nih.”

Jangan-jangan…..free visa untuk orang Indonesia ditiadakan seperti waktu itu. Masa mesti balik ke Indonesia?

Menunggu di Kantor Imigrasi Maroko

Kami langsung menuju kantor petugas imigrasi yang ada di sebelah kiri antrian konter imigrasi. Ada dua kantornya kecil di sana, masing-masing kantor cuma diisi sebuah meja dan dua buah kursi.

Seorang petugas berjas rapi keluar dari kantor dan dengan ramah bertanya, “What’s your problem?”

I have no idea. He just told me to go here, with no reason,” ucap saya sambil menunjuk ke petugas konter yang menyuruh saya ke situ.

Ok, wait a second.”

Setelah bertanya asal kami dari mana dan tujuan kami ke Maroko, paspor kami dibawa dan kami diminta menunggu karena mereka mesti mengurus beberapa penumpang lagi.

Ada dua orang laki-laki berambut pirang–yang sepertinya warga Prancis–berdiri di depan ruangan. Di pojok kanan ada dua wanita orang berkulit hitam yang juga menunggu. Plus serombongan crew maskapai Royal Marocco yang sedang menanti paspor mereka dicap masuk.

Tak lama, petugas yang berbeda keluar. Menanyakan hal yang sama dengan petugas berjas tadi. Lalu ada petugas ketiga keluar, lagi-lagi menanyakan hal yang sama.

Lah, ini kapan kelarnya kalau semua orang nanya. Masa mesti ngulang ke setiap petugas,” begitu tukas saya.

(Yang ini ga saya ungkapkan, sih, bisa-bisa langsung dipulangin ke Indonesia kalau saya berani ngomong gitu)

***

Lima belas menit lebih menunggu, tak ada tanda-tanda kami bisa masuk ke Maroko. Karena lelah setelah menempuh perjalanan lumayan jauh hari itu, sepupu saya memutuskan untuk jongkok di depan ruangan. Tak ada bangku di situ.

Kasihan melihat kami jongkok plus wajah kami yang kelelahan, petugas menyuruh kami duduk di kursi kayu di depan ruangan lain.

“You can sit there, my sister. We will give your passport. I promise,” katanya ramah.

Akhirnya…

Tak lama, empat orang petugas yang tadi bertanya masuk ke ruangan lain yang lebih besar. Ruang rapat sepertinya karena ada meja besar dan banyak kursi di sana.

Dari tempat duduk, saya bisa melihat paspor saya dipegang dan diangkat. Sepertinya mereka sedang mempertimbangkan apa kami bisa masuk atau tidak. Saya mulai mengantuk. Sudah pukul 10.30 malam rupanya. Berarti sudah setengah jam lebih kami di situ.

Pinggang saya mulai terasa pegal karena kursi Royal Marocco yang sempit, ditambah lagi sebelumnya kami sempat berkeliling Istanbul saat transit di sana. Mata juga mulai sulit diajak kompromi. Untungnya, perut kami telah terisi penuh.

Untunglah tak lama kemudian, keempat petugas itu keluar. Salah satunya datang dan menyerahkan paspor kami.

Sorry for this delay, miss. Now you can enter Morocco. Please follow me,” katanya.

You can use this line” katanya lagi.

Saya nyengir lebar, itu ternyata jalur khusus VIP dan crew. Kapan lagi saya bisa masuk Maroko lewat jalur itu, kan?

Mengapa Bermasalah? Ternyata….

Saya tak tahu kenapa paspor saya bermasalah. Tak ada penjelasan soal itu dari petugas imigrasi. Karena sudah terlampau lelah dan sudah larut malam, saya juga tak bertanya apa-apa. Hal yang saya sesali karena hingga kini saya cuma bisa menduga apa penyebabnya.

Tapi ketika di hotel, si pemilik hotel bilang kemungkinan penyebabnya adalah karena saya sebelumnya pernah ke Maroko menggunakan paspor lama, namun sekarang saya tak bawa paspor lama saya (tumben banget ini, biasanya selalu saya bawa).

Ternyata, saat masuk Maroko, setiap orang dapat nomer entry yang berlaku seumur hidup. Jadi begitu saya pake paspor yang berbeda, nomer entry saya tidak terdata. Mungkiiin…

Yassalaam… mana saya tauuu. Ga ada di website-nya!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!