Fakta Unik Taman Ismail Marzuki: Dari Kebun Binatang Hingga Rayuan Pulau Kelapa
Sejak bulan Juli 2019, Kompleks Taman Ismail Marzuki mengalami revitalisasi. Bangunan-bangunan yang telah ada sejak tahun 1968 ini dipugar dan diganti dengan rancangan baru dengan konsep urban desain, konsep yang berusaha meniadakan border dan menyatukan bangunan dengan kegiatan sekitar.
Setelah direvitalisasi, Taman Ismail Marzuki juga direncanakan menjadi ikon serta pusat kegiatan kesenian dan kebudayaan dunia. Karena itulah, revitalisasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk mendengarkan masukan dari para seniman yang sering berkarya di sana.
Saat ini, proses revitalisasi sudah memasuki tahap 3 dan rencananya akan selesai pada Maret 2022. Hmm, pastinya semua sudah tidak sabar untuk datang ke sini. Namun sebelum datang, tahukah kalian bahwa ada hal-hal dan fakta menarik dan unik tentang Taman Ismail Marzuki dan Wajah Baru TIM?
1. Bekas Kebun Binatang
Taman Ismail Marzuki dulunya merupakan Kebun Binatang pribadi milik almarhum Raden Saleh. Luasnya sekitar delapan hektar dan berlokasi di Jalan Cikini Raya 73. Kebun binatang ini kemudian direlokasi ke Ragunan dan menjadi Kebun Binatang Ragunan Jakarta.
Ali Sadikin, yang kala itu menjadi Gubernur DKI, memutuskan untuk membangun TIM karena membaca tulisan salah seorang seniman di Majalah Intisari yang mengatakan bahwa Jakarta butuh wadah bagi para seniman berkarya. Akhirya, Cikini lah yang dipilih karena tempat ini dinilai strategis dan telah menjadi panggung para seniman.
2. Tempat Manggung Eddy Sud
Sebelum menjadi Taman Ismail Marzuki, kebun binatang Raden Saleh ini memiiki taman rekreasi yang hijau dan asri. Di panggung taman rekreasi ini para seniman sering menunjukkan kebolehannya. Seniman yang sering manggung antara lain Eddy Sud, Iskak, dan Ateng yang sering mempertontonkan lawak mereka.
3. Terbang ke Hawaii Sebelum Mendesain TIM
Taman Ismail Marzuki yang lama didesain oleh Ir. Ars Tjong Pragantha, yang diperintahkan Ali Sadikin untuk membuat sebuah kompleks yang menjadi wadah para seniman. Sebelum membangun, Ir. Ars Tjong Pragantha diutus ke Hawaii untuk mempelajari pusat kesenian di sana. Ir. Ars Tjong Pragantha juga menjadi salah satu arsitek yang diperintahkan Ali Sadikin untuk merevitalisasi Gedung Kesenian Jakarta yang dibangun Belanda.
4.Punya Teater Terbuka Tanpa Sound System
Dulu, Taman Ismail Marzuki terdiri dari tujuh bangunan, salah satunya teater terbuka berkapasitas 2.500 penonton. Teater ini berbentuk aphitheater, setengah lingkaran dengan tempat duduk bertingkat-tingkat. Hebatnya, teater ini tidak dilengkapi sound system namun suara sang pementas akan dapat terdengar oleh seluruh penonton yang duduk hingga ke bangku paling atas. Namun teater terbuka ini menghilang.
Nantinya, dalam desain Wajah Baru TIM, teater terbuka ini akan dibangun kembali dengan desain amphiteater dan dapat menampung banyak penonton.
5. Wajah Baru TIM, Didesain Arsitek Favorit Nicholas Saputra
Revitalisasi Wajah Baru TIM dilakukan berdasarkan rancangan dari Andra Matin, arsitek yang juga merancang GBK Aquatic Center di Kompleks Gelora Bung Karno Senayan, Potato Head Beach Club Bali, Masjid Apung Ancol, dan Villa Terario Tangkahan milik Nicholas Saputra. Kabarnya, ia juga yang merancang rumah pribadi milik Nicholas Saputra.
Andra Matin memenangkan sayembara Revitalisasi TIM pada tahun 2007, namun baru direalisasikan pembangunannya di tahun 2019.
6. Bukan Nama Asli Gedung Panjang
Di dalam desain baru Taman Ismail Marzuki ada sebuah gedung yang dikenal dengan nama Gedung Panjang. Namun itu bukan nama sebenarnya, nama asli gedung ini adalah Gedung Perpustakaan dan Wisma Seni. Gedung ini disebut sebagai gedung panjang karena bentuk fisiknya yang memanjang.
7. Fasad Rayuan Pulau Kelapa
Fasad Gedung Panjang TIM terinsipirasi oleh lagu Rayuan Pulau Kelapa karya maestro Ismail Marzuki, untuk menghormati Ismail Marzuki yang menjadi nama tempat ini.
Menurut Andra Matin, bait yang dijadikan fasad adalah “Tanah Airku Indonesia. Negeri elok amat kucinta. Tanah tumpah darahku yang mulia, yang kupuja sepanjang masa. Tanah Airku aman dan makmur, Pulau Kelapa yang amat subur”.
Selain mengadopsi not balok dari lagu Rayuan Pulau Kelapa, bangunan ini juga terinpirasi dari bentuk perahu Phinisi, perahu khas suku Bugis. Ini bisa terlihat dari samping, di mana bentuk Gedung Panjang ini tampak berundak-undak.
8. Planetarium Tidak Dibongkar
Planetarium, yang juga menjadi ikon Taman Ismail Marzuki, tidak mengalami pembongkaran. Bentuk kubah dan struktur bangunan inti planetarium akan tetap dipertahankan namun interiornya akan diperbaharui sehingga lebih modern dan ergonomis. Saat ini, proyektor yang ada di sana juga sedang mengalami perbaikan di Jerman.
9. Ada Ramp untuk Disabilitas
Bangunan didesain ramah terhadap penyandang disabilitas. Ada ramp memanjang dari lantai 1 hingga lantai 3 sebagai akses untuk disabilitas.
10. Soto H Maruf akan Kembali ke TIM
Dalam desain Wajah Baru TIM, di lantai 1 dan 2 Gedung Panjang akan ada foodcourt tempat kuliner-kuliner bisa disantap. Salah satunya Soto H Maruf, yang konon akan kembali membuka kiosnya di foodcourt ini setelah TIM selesai dibangun. Soto H Ma’ruf ini telah ada di Taman Ismail Marzuki sejak tahun 1980 dan menjadi langganan para pejabat.
One Comment
Pingback: