Seru-seruan di Festival Gerakan Warung Nasional 2019
Ada acara yang seru di Lapangan Banteng Jakarta, 14-15 Desember lalu. Di tempat yang terkenal dengan air mancur menari itu, kemarin berlangsung Festival Gerakan Warung Nasional (FGWN).
Festival Gerakan Warung Nasional berakar dari Gerakan Warung Nasional yang diinisiasi oleh Warung Pintar dan Mitra Tokopedia. Gerakan Warung Nasional ini dibuat untuk mengapresiasi para pelaku warung yang dinilai telah berkontribusi selama puluhan tahun untuk perekonomian Indonesia. Kita semua tahu kan, warung dari dulu memang lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dan bisa menggerakkan sektor ekonomi rakyat. Nongkrong minum kopi di warung, belanja di warung, ngegosip juga di warung :D.
Festival Gerakan Warung Nasional ini merupakan festival warung terbesar pertama di Indonesia, yang didukung oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi & UKM, OVO & Sahara (Sahabat Usaha Rakyat).
Saya datang ke Festival Gerakan Warung Nasional di hari Sabtu, 14 Desember lalu. Lapangan Banteng yang biasanya sepi di siang hari jadi cukup ramai dengan pengunjung. Menurut info, ternyata lebih dari 50.000 pengunjung yang datang ke sana selama festival berlangsung. Pantas ramee..
Festival ini terbagi menjadi beberapa area. Yang pertama menarik minat saya, tentu saja adalah area Jajanan Warung Nasional. Di area ini, terdapat warung-warung UMKM yang menjajakan aneka kuliner. Ada yang menjual sate taichan, omelette bread ala India, kerak telor khas Betawi, cumi bakar, dan aneka makanan lainnya yang amat menggugah selera. Di depannya ada tempat duduk sehingga pengunjung seperti saya tak perlu khawatir mencari tempat untuk menghabiskan makanan itu. Setelah bolak-balik dua kali, akhirnya saya melabuhkan pilihan saya ke cumi bakar. Yummi….
Festival Gerakan Warung Nasional ini diikuti oleh 15.000 pemilik warung, 80 lebih principals dan UMKM dan dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM, Bapak Teten Masduki, mewakili Presiden Jokowi yang berhalangan hadir.
Selain area Jajanan Warung Nasional, di Festival GWN ini juga terdapat area-area lainnya. Untuk pengunjung yang membawa anak-anak, tersedia area bermain anak. Di sebelahnya, ada area Main-Main di Warung. Di sini, saya dan pengunjung lainnya bisa bermain aneka game. Setelah selesai bermain, akan ada hadiah langsung. Lumayan…..saya bisa menyelesaikan dua permainan dan sebagai hadiahnya, saya dapat 4 snack favorit saya.
Sambil menikmati jajanan ala warung di festival ini juga terdapat panggung hiburan yang menampilkan artis-artis ibukota. Ada juga museum warung yang menyajikan sejarah warung dari dulu hingga kini. Dan ada pula acara seperti turnamen warung, warung digital, dan sebagainya.
Banyak brand-brand dan stand yang ada di Festival Gerakan Warung Nasional ini. Salah satu stand yang menarik minat saya adalah stand Warung Pintar. Saya jadi penasaran, apa sih sebenarnya Warung Pintar ini?
Ternyata, Warung Pintar ini adalah sebuah startup yang didirikan sejak November 2017 oleh Willson Cuaca (Chairman & Co-Founder), Agung Bezharie Hadinegoro (CEO & Co-Founder), Harya Putra (COO & Co-Founder), Sofian Hadiwijaya (CTO & Co-Founder), dan Christian Winata (Tribe Leader & Co-Founder).
Warung pintar ini adalah semacam ritel mikro yang memadukan warung atau kios kecil/tradisional dengan pengelolaan yang berbasis teknologi. Sesuai namanya, tujuannya adalah “membuat pintar sebuah warung” sehingga dapat bertumbuh dengan lebih baik.
Para mitra yang bergabung di Warung Pintar ini akan diberikan dukungan teknologi untuk mengoptimalkan dan mengefisiensikan kinerja warungnya, mulai dari kemudahan pesan barang, monitoring pertumbuhan usaha, pendampingan dan kegiatan komunitas, hingga kesempatan untuk merenovasi warung. Kabarnya, saat ini, Warung Pintar ini telah memiliki 4.500 warung yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya, Banyuwangi, serta Surabaya.
Nah, kehadiran Warung Pintar selama ini dapat memberi efek ekonomi kepada masyarakat Indonesia. Sejak berdirinya Warung Pintar di tahun 2017, telah terjadi peningkatan pendapatan pemilik warung hingga 41%, penyerapan tenaga kerja hingga lebih dari 5.000 tenaga kerja (di antaranya ada 1.500 tenaga kerja produktif yang terserap menjadi penjaga warung).
Warung Pintar juga mendukung perempuan untuk menjadi wirausaha. Sebab, lebih dari 58% mitranya perempuan dan mereka berkontribusi 60% terhadap pendapatan keluarga lho. Keren.
Selain itu, Warung Pintar juga mendorong literasi finansial bagi para mitranya. Ini dibuktikan dengan hampir 91% mitranya telah memiliki setidaknya satu produk finansial. Katanya, angka ini lebih besar dari financial inclusion index nasional dan global yang masing-masing 42% dan 70%. Pemakaian teknologi yang disediakan Warung Pintar juga mencapai 80-90% per bulan. Selain itu, indeks Literasi Finansial Mitra Warung Pintar mencapai 69.4/100. Ini artinya mitra warung telah menguasai aspek finansial dasar seperti perhitungan risiko dan investasi dasar. Pemilik warung jadi lebih pintar, kan?
Yuk mari bangkitkan kembali era kejayaan warung Indonesia!