Keliling Iran Naik Bus
Trip saya di Iran dimulai dari Tehran, lalu menuju Shiraz, Yazd, Isfahan, Kashan, dan kembali ke Tehran sebelum pulang ke Jakarta.
Nah, selama dua minggu di Iran itu, saya mengandalkan transportasi bus untuk pindah dari satu kota ke kota lain. Awalnya saya ingin naik kereta, soalnya saya ini kereta mania. Tapi setelah gugling-gugling dan nanya ke host, mereka lebih menyarankan naik bus aja selama di Iran. Selain lebih gampang belinya, harganya lebih murah, dan lebih cepat sampainya.
Perusahaan dan Jenis Bus
Ada 2 jenis bus di Iran ini. Yang pertama bus normal (Mahmoody) dan satu lagi bus VIP. Bus VIP harganya 1,5 kali bus normal, namun ini yang pilihan yang pas, apalagi perjalanan antarkota di Iran bisa memakan waktu 6-12 jam. Bus VIP terdiri dari 3 seat per baris, kursinya bisa direbahin sampe full dan ada sandaran kaki. Untuk bus jarak jauh, ada charger usb-nya juga.
Ada banyak perusahaan bus di Iran. Kalau dari yang saya baca,yang lumayan itu yakni Royal Safar Iranian. Saya naik bus ini dari Tehran ke Shiraz, Shiraz ke Yazd, dan dari Yazd ke Isfahan.
Kami naik bus satu perusahan lagi, yang namanya bahkan saya tak ingat, dari Kashan ke Tehran. Yang terakhir ini sebenarnya bukan mau kami memilih bus ini, tapi karena tiba-tiba barang kami sudah mendarat di bagasi bus itu sebelum kami sadar. Ceritanya, saat taksi berhenti di Terminal di Kashan, tiba-tiba carrier kami diangkut oleh petugas bus dan dibawa ke loket bus di dalam terminal. Belum selesai kekagetan saya, petugas di loket menyodorkan tiket menuju Tehran dan 2 menit kemudian kami sudah di bus. Total, dari saya keluar taksi hingga naik bus, semua berlangsung hanya dalam waktu 5 menit aja. Wkwkw, kilat!
Harganya memang lebih murah, kondisi busnya juga ga jauh beda, jadi saya pasrah aja. Ditambah lagi, itu sudah hari terakhir saya di Iran, dan saya udah sangat-sangat percaya dengan orang-orang di sana. Terbukti, busnya oke-oke saja, kecuali dia sering banget berhenti untuk angkut penumpang di jalan.
Di dalam semua bus VIP, akan diberikan snack dan jus. Kalau waktunya lebih lama, seperti bus saya dari Tehran ke Shiraz yang memakan waktu 12 jam, snacknya lebih berat alias ada roti dan kue-kuenya. Berasa jadi bocah dapet snack ulang tahun…
Cara Memesan Bus di Iran
Bus di Iran bisa dipesan lewat agen bus atau beli langsung di terminal. Kalau menginap di couchsurfing, mintalah tolong kepada host untuk memesankan bus. Di penginapan juga bisa minta tolong, tapi sebaiknya pesan sehari sebelumnya.
Agen-agen bus juga banyak bertebaran di mana-mana. Saya membeli tiket bus ke Shiraz misalnya, lewat agen bus yang ada di sebelah Niayesh Boutique Hotel. Harga tiketnya sama, namun ada tambahan biaya komisi dan administrasi.
Pesan langsung di terminal juga bisa. Asal ga pusing aja dengan petugas-petugas dari tiap company yang berusaha menggaet customer begitu turun dari bus. Kalau ini yang terjadi, bilang aja kalian udah pesan tiket dari salah satu company bus (sebut aja nama perusahannya). Dan mereka otomatis langsung mundur kok, bahkan ada yang berbaik hati malah nganterin ke perusahaan bus yang dimaksud, walaupun itu sebenernya bus saingan mereka.
*gagal paham ama orang sini*
Terminal Bus
Awalnya saya takut membayangkan kalau saya mesti sampai di terminal subuh-subuh. Takut diganggu dan takut terminalnya menyeramkan. Tapi ternyata enggak kok. Semua terminal di kota-kota yang saya datangi nyaman, bersih, dan aman. Jauuuh lebih bersih dan nyaman dari terminal Kampung Rambutan bahkan. Fasilitasnya juga oke, kamar mandinya bersih, musalanya bersih, dan ada restoran. Yang ga ada cuma satu: WiFi! Duuh padahal penting banget ya pas nunggu punya WiFi
Di setiap terminal juga ada petugas informasi, yang sayangnya, kebanyakan ga bisa bahasa Inggris. Tapi petunjuk dan sign-nya ada dalam bahasa Inggris kok, jadi jangan takut ga salah naik.
Yang perlu diingat adalah beberapa kota punya dua terminal. Jadi ketika beli bus, perhatikan terminalnya ya. Jangan sampai salah naik.
Shiraz punya dua terminal. Namun yang sering dipakai untuk ke luar kota adalah Karandish Terminal. Terminalnya besar, dan lebih bagus dari terminal luar kota di Jakarta. Petunjuknya ada dalam bahasa Inggris dan bahasa Farsi, jadi ga usah khawatir kesasar. Tapi dinginnya minta ampun. Yup, ketika saya ke sana, suhu malam hari di Shiraz tiba-tiba dingin menyebabkan saya kedinginan saat menunggu bus.
Yazd hanya punya satu terminal yakni Di Terminal Yazd, saya sempat mandi, berganti baju, serta makan pagi. Terminal bus Yazd ini malah amat bagus, mirip dengan rumah-rumah di tengah gurun. Di terminal Yazd ini juga ada taksi resmi, dengan tarif yang sudah diatur di loket. Jadi lebih enak bagi turis seperti saya ini.
Esfahan punya empat terminal, tapi yang paling sering dipakai untuk keluar kota adalah Kave, Jey, dan Sofeh. Bus dari Shiraz berhenti di Sofeh. Bus dari Tehran biasanya berhenti di Kave, sementara bus dari Varzaneh biasanya berhenti di Jey. Saya sempat menunggu pagi di Sofeh, karena bus sampai jam 4 pagi sementara host saya baru akan menjemput jam 7 pagi. Selama menunggu itu saya tidur….dan aman-aman aja. Paling diliatin orang banyak.
Bagaimana dengan Tehran? Tehran punya banyak terminal bus.
- Western bus terminal (Terminal-e-gharb). Ini terminal terbesar di Tehran. Bus dari luar negeri (misalnya dari Armenia) biasanya ada di sini. Bisa diakses dengan berjalanan kaki dari metro station.
- Beihaghi bus terminal (Terminal-e-beihaghi). Terminal ini melayani berbagai tujuan utama di Iran seperti Esfahan, Yazd, Tabriz, atau Shiraz. Saya naik bus Royal Safar menuju Shiraz dari terminal ini. Agak jauh dari metro stasiun, jadi mau ga mau mesti naik taksi.
- Southern bus terminal (Terminal-e-jonoob). Keduanya juga melayani beberapa bus dari selatan Iran. Bus saya dari Yazd pun berhenti di sini. Terminal ini terhubung langsung dengan metro (subway).
NOTE: maap ga punya foto terminalnya, semua ada di hape dan hapenya mati total.
5 Comments
Pingback:
Endah Kurnia Wirawati
Itu dalaman busnya bentuknya begitu semua?? apa ada yang ekonomi rusuh macam disini ma?
Duhhh jadi pengen secepatnya main ke Iran dehh..
rahma
Bis antarkota yg bagus begini. Gw ga nyoba yang ekonomi soalnya kalau malem kan gw butuh tidur nyenyak. Tapi yg vvip aja murah, jadi ngapain yg ekonomi #gayaa #sombong
Sintia Astarina
Wah, coba di terminal sana ada Wi-Fi. Pasti bisa jadi teman menunggu yang asyik demi membunuh waktu, tuh. 😀
rahma
Bener, untung masih bisa sambil cuci mata ngeliatin yang ganteng2 berseliweran wkwk…jadi ga bengong2 bgt deh