Mumpung Masih Muda, Marilah Atur Keuangan Kita
Modal terbesar Anda hari ini adalah usia muda. ~Jack Ma
Banyak yang bilang, usia muda (usia 20-40 tahun) adalah usia emas dalam dalam siklus kehidupan manusia. Jika bisa mengelola diri dengan baik di usia ini, akan baik pula kehidupan di kemudian hari.
Salah satu hal yang perlu dikelola di masa muda adalah masalah keuangan. Banyak orang muda yang memiliki pendapatan besar namun uang yang diterimanya lenyap begitu saja. Nah, karena itu, financial literacy alias pengetahuan finansial amat penting untuk diketahui supaya uang dapat dikelola dengan baik.
Financial literacy adalah kemampuan seseorang untuk memahami bagaimana uang bekerja, cara mendapatkannya, mengatur, membelanjakan, menginvestasikannya, dan menyumbangkannya untuk membantu orang lain.
Beruntunglah saya, karena di hari Kamis kemarin, saya berkesempatan mengikuti Woman Talk Indonesia Social Blogpreneur soal mengelola bisnis dan keuangan bersama Futri Zulya, S.Mn, M. Bus.
Wanita muda yang baru berusia 30 tahun ini sudah punya sederet bisnis di lini kencantikan antara lain Z Beauty, salon online yang yang dapat datang ke rumah; Z Clinic; dan Z SkinCare.
Ada pula lini pendidikan yakni Kids Republic School, dan yang teranyar adalah lini fashion yang diberi nama Iluyuna Abaya.
Salah satu pokok bahasan yang dibicarakan dalam diskusi bertajuk “How to Start your Business” adalah masalah financial literacy ini.
Financial planning
Menurut Futri, salah satu tahap financial literacy adalah adalah melakukan financial planning alias perencanaan keuangan. Financial planning adalah sebuah proses untuk mewujudkan impian atau target keuangan.
Misalnya nih, dalam 10 tahun ke depan Anda punya rencana akan membeli sebuah rumah dan sebuah mobil. Atau mungkin, dalam 20 tahun Anda akan resign dari kantor dan mendirikan usaha baru.
Nah, agar semua rencana keuangan itu terwujud, Anda harus merencanakan dan mengelola keuangan dengan baik. Itulah yang disebut dengan financial planning.
Mengapa keuangan mesti dikelola? Menurut Futri Yulza, manusia itu punya daya ingat yang terbatas. Akibatnya, seringkali kita lupa hal-hal yang telah kita keluarkan. Terima uang dari gaji, tanpa sadar uang dipakai ini itu, lalu baru sadar setelah angka-angka dalam rekening berubah menjadi nol.
Pengelolaan keuangan juga mencegah pemborosan dan membuat kita bisa memilih mana kebutuhan yang benar-benar prioritas dalam hidup.
Bagaimana Cara Mengelola Keuangan?
Buat Rencana Pengeluaran Sebulan
Kelompokkan pengeluaran sesuai frekuensi harian, mingguan atau bulanan. Jika ada pengeluaran lain yang tidak rutin, jangan alokasikan dari pendapatan rutin (gaji). Alokasikan dari pendapatan bonus (misalnya gaji ke-13 atau THR).
Batasi Penarikan Uang Tunai
Menurut Futri, sumber kebocoran utama adalah penarikan uang di ATM tanpa terencana dan tanpa terkendali. Karena itu, untuk kebutuhan harian, usahakan agar menarik uang tunai di ATM seminggu sekali, masukkan di amplop. Untuk kebutuhan mingguan gunakan debit, dan bulanan seperti pembayaran listrik dapat dilakukan dengan cara transfer.
Pisahkan di Awal
Cara paling sederhananya adalah dengan memisahkan uang yang diterima, di awal Anda menerima pendapatan (gaji). Setelah diterima, langsung bagi uang menjadi 3 pos yang terpisah yakni: 30% untuk saving, 20% untuk playing, dan 50% untuk living.
Tabungan, deposito, cicilan KPR, dan sebagainya dapat dimasukkan dalam rekening saving. Dana darurat sebesar 5% dan premi asuransi juga harus dibuat, dan dimasukkan ke dalam pos saving.
Makan di restoran, menonton, pergi ke salon dapat dimasukkan ke dalam bagian playing. Sementara kebutuhan-kebutuhan sehari-hari seperti makan, uang sekolah, uang listrik, dan sebagainya dimasukkan ke dalam rekening living.
Pembedaan ketiga pos ini dapat dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam amplop yang terpisah atau kalau mau lebih aman, masukkan ke dalam 3 rekening yang berbeda.
Bedakan Needs dan Wants
Futri menekankan untuk membedakan kebutuhan (needs) dan mana yang keinginan (wants). Kebutuhan (needs) harus didahulukan dibandingkan keinginan (wants).
Contohnya begini. Anda melihat sebuah sepatu di mal. Ketika akan membeli, Anda harus memikirkan apakah sepatu itu benar-benar Anda butuhkan untuk mengganti sepatu Anda yang rusak misalnya, atau saya membeli sepatu itu hanya sekadar ingin warna yang berbeda padahal Anda sudah punya sepatu lain di rumah. Ini yang benar-benar harus dipikirkan.
Cara untuk menahan membeli barang yang bukan kebutuhan antara lain adalah dengan:
- Tidak mengikuti akun-akun online sebab secara psikologis ini akan membuat kita membeli barang yang tidak dibutuhkan.
- Jangan gunakan kartu kredit untuk berbelanja, gunakan hanya kartu debit atau fasilitas transfer. Jika gunakan kartu kredit, harus segera dilunasi.
- Jika punya barang yang tergolong keinginan, tunggu hingga mendapatkan bonus atau tambahan pendapatan, baru membelinya.
Terakhir, lakukan evaluasi dan pastinya harus disiplin!
4 Comments
Endah Kurnia Wirawati
ngatur keuangan itu sebenarnya mudah sih.. yang susah godaannya.. apalagi kalo lagi jalan ke mall apa traveling. banyak banget khilafnya..
wkwkwkwk
rahma
Gue susahnya kalo liat promo tiket muraah…..godaan terbesar
Alaya
Yang susah adl terapinnya. Kdg msh terRoda ambil dr amplop sebelah
rahma
beneeer…mesti disiplin sih