Berburu Souvenir di Night Market Luang Prabang
Saya pencinta night market alias pasar malam. Jika singgah di satu kota dan ada night market-nya, sudah pasti saya akan datang berkali-kali ke sana. Di Luang Prabang, ada night market yang berlangsung setiap hari dari pukul 17.00-21.00.
Night market Luang Prabang ini terdapat di jalan Savangvong Road, mulai dari The Royal Palace Museum hingga perempatan Kitsalat Road. Di siang hari, jalan ini dipakai untuk kendaraan umum, layaknya jalan biasa. Namun menjelang pukul 16.00, jalan ini akan ditutup untuk night market Luang Prabang .
Para pedagang di night market Luang Prabang ini sebenarnya sudah mulai menggelar lapaknya dari pukul 16.00, namun baru benar-benar ramai menjelang pukul 18.00, saat matahari mulai tenggelam.
Apa saja yang bisa ditemui di sini? Banyak. Mulai dari baju, tas, sepatu, celana, hingga souvenir yang bisa dibawa pulang. Kebanyakan sih motifnya mirip dengan Kamboja, Thailand dan Vietnam. Tadinya saya pikir, barang-barang ini diambil dari ketiga negara itu. Tapi ternyata, ketika esok harinya saya nyasar ke pasar betulan, saya melihat toko kain bermotif ketiga negara tersebut yang ramai didatangi para penjual. Kalau saya punya bagasi, pasti sudah saya borong itu kain.
Di night market Luang Prabang ini, saya tak tertarik dengan baju, celana, dan segala macamnya. Saya malah membeli 15 clutch indigo yang rasanya belum pernah saya lihat di negara lain. Ya, lima belas. Saya khilaf dan kalap…
Di night market Luang Prabang ini juga ada sebuah gang sempit di sebelah Wat Mai. Di situ, ada deretan penjual street food. Bagi yang bisa makan apa saja, tempat ini adalah surga karena makanannya murah. All you can eat hanya 10.000-12.000kip, setengah harga nasi goreng yang saya makan di restoran halal depan hotel. Saya sih ga coba, walaupun ada menu vegetarian, tapi kok rasanya hati ini ga yakin dengan kehalalannya yaa…
Di siang hari, gang senggol ini berubah menjadi sebuah pasar. Kalau punya waktu banyak, di sela-sela menikmati puluhan wat di sana, saya sarankan mampir ke sini. Berbeda dengan night market yang dipenuhi turis, pasar tradisional ini isinya kebanyakan penduduk lokal yang memang berniat belanja sehingga saya bisa melihat sisi sebenarnya dari Luang Prabang.
Selain makanan tadi, di night market ini mudah banget ditemui penjual lessi (jus yang dicampur yogurt). Lessi-nya bukan hanya lessi standar, namun dicampur dengan berbagai macam hal lain mulai dari nutella hingga oreo. Saya mencoba rasa banana skim yogurt plus oreo. Rasanya? Mantap!
Berbeda dengan night marketnya yang hanya buka sampai pukul 21.00, tukang jus ini buka sampai tengah malam. Saya dan Angga, backpacker asal Indonesia yang tinggal di Perancis, nongkrong di sini hingga tengah malam. Sebenarnya, kami mau duduk cantik di cafe ala Perancis yang banyak tersebar di sana. Tapi apa daya, uang di kantong kami cuma cukup untuk beli jus!
TIP:
- Kip bisa ditukar di money changer di bandara. Namun kalau tidak sempat, bisa ambil atm di sana.
- Di sepanjang jalan Savangvong Road juga banyak terdapat money changer. Rate-nya mirip-mirip antara satu dengan yang lain.
0 Comments
Anissa
Jadi ingin ksn mbak…
rahma
Hayuklah, ga bakalan nyesel
Dita
seru banget ini kayaknya Night Market-nya….makasih yaaa referensi tulisan Luang Prabang-nya berguna banget soalnya mau ke sana akhir bulan ini 🙂
rahma
Sama-sama, hati-hati kalap 😀
Pingback:
Pingback: