7 Hari, 1800km. Amazing Trip At Morocco
Karpet berwarna-warni, pedagang berlalu lalang di lorong kota yang sempit, gadis-gadis berhidung mancung berkain kaftan, gema azan di penjuru kota, dan arsitektur cantik dengan motif geometri khasnya.
Itulah gambaran tentang Maroko yang terekam di benak saya selama ini. Namun ternyata, Maroko punya lebih dari itu.
Dua tahun lalu, saya diundang sebuah toko retail furnitur untuk menghadiri acara bertajuk “Go to Marocco”, sebuah acara saat si toko mengeluarkan interior baru bergaya Maroko.
Di jeda istirahat, sang desainer yang duduk di sebelah saya lalu memamerkan sederet foto-foto saat ia bertandang di Maroko. Foto yang penuh dengan warna-warni eksotika Maroko. Saya iri sangat. Saya pun bertekad, saya harus ke Maroko.
Semesta ternyata mendukung niat saya. Menjelang akhir tahun, kawan saya mengabarkan ada promo dari Qatar untuk tujuan Maroko. Hanya butuh dana sekitar 4,8 juta rupiah. Saya langsung mengajaknya ke sana.
Yihaa, I’m going to Maroko.
Teman saya itu mengajak kawannya, dan kemudian kawannya itu mengajak lagi kawannya. Kami pun berenam. Jumlah yang pas untuk sebuah road trip. Ya, kami awalnya berencana untuk melakukan road trip sendiri di sana. Tadinya….
Kesibukan menerpa kami semua sehingga persiapan road trip ke Maroko pun terabaikan.
Satu bulan sebelum keberangkatan, barulah kami gasrak-gusruk ke sana sini. Namun, itenerary tak juga terbuat.
Tadinya kami berniat untuk go show saja, tapi kemudian, salah satu kawan saya, Ovie, iseng mengontak travel lokal di sana. Awalnya ia hanya menanyakan tur ke sahara, namun travel itu menawarkan rute yang membuat kami mengiyakan tawaran itu.
Bagaimana kami menolaknya jika rute yang ia tawarkan adalah rute yang luar biasa. Rute yang sebelumnya tak pernah saya dengar. Maroko bagi saya hanya Marrakech, Rabat, Casablanca, Sahara, dan Chefcheoun. Namun Mohammad, pemilik tur itu menawarkan untuk melewati pegunungan Atlas dan bahkan bermalam di Dodes Gorges, lembah yang tak pernah saya dengar sebelumnya.
Yap, inilah rute yang kami lalui di Maroko. Rute sejauh 1733km. Kami bertolak dari Casablanca karena penerbangan kami dari KL mendarat di sana. Dari Casablanca kami menuju Marrakech dan menginap dua malam di sana. Lalu dari Marrakech, kami menuju Dodes Gorges, sebuah lembah di antara gunung batu menjulang, bermalam di sana, sebelum akhirnya menuju Sahara dan merasakan sensasi bermalam di tenda di tengah gurun pasir.
Dari Sahara, kami langsung menuju Fez, menginap di sana, lalu keesokan harinya menuju Chefcheoun, sebuah kota biru di utara Maroko. Perjalanan panjang kami berakhir di Tangier, sebelum kami terbang ke Madrid.
Hal lain yang membuat kami mengiyakan tawaran Mohammad adalah kefleksibelan yang ia janjikan. Kami, yang biasa mengatur sendiri perjalanan kami, tak ingin terlalu terikat dengan jadwal-jadwal ketat yang biasa dilakukan tur. Kami ingin ini memang jadi perjalanan kami; kalau kami suka kami bisa berlama-lama, kalau kami tak suka, kami tak datangi.
Momo, begitu si Mohammad dipanggil, membuktikan janjinya ini. Perjalanan kami, walau sudah sangat teratur dan terjadwal dengan baik, sangat fleksibel. Kami bisa berhenti di suatu tempat hanya untuk berfoto, kami bisa merikues makanan lain saat kami sudah sangat jenuh dengan makanan di sana, kami bisa berlama-lama di suatu tempat, dan lain sebagainya.
Ia sangat mengenal Maroko. Kami dibawa ke tempat-tempat indah sepanjang perjalanan darat kami. Ratusan foto pun berhasil kami bawa pulang.
Bersama sang supir flamboyan, Farid, selama 8 hari saya dan kawan-kawan menyusuri keindahan Maroko. Tunggu kelanjutannya ceritanya ya….
7 Comments
Waode asfinah
Bagi no contact agen perjalanannx dong mba rahma… plisss
rahma
Maaaaaf baru liat komen ini. Momo bisa dikontak di FB Messenger atau iG: travel_visit_morocco. Nomer WAnya ilang ;((
Doni Laksono
Kak, ini itinerary-nya gimana ya? hehe PP naik maskapai apa dan kena berapa biayanya? Mohon infonya.. makasih 🙂
rahma
Hai Doni, ada kok di dalam tulisan saya di atas soal naik maskapai apa, harganya berapa, dan rutenya ke mana aja….;))
cumilebay.com
Jadi berapa harga momo itu ??? Kayak nya boleh di refrensikan nich kalo mau keliling maroko biar ngak ribet
rahma
Karena kita ber-6 harganya jadi 360 Euro per orang, tapi ga termasuk makan siang.
Pake nawar sih itu, sok-sok bilang, kita kan tamu Indonesia pertama, jadi diskon doong…:D
Emak Pelancong
Sabar menunggu lanjutannya… 🙂