Biar Mata Tak Kering Saat Editing

Pernahkah kalian menyukai sebuah buku dan bertanya-tanya mengapa tulisan sang penulis bisa sangat baik? Nah, saya beri tahu rahasianya. Di balik sebuah penulisan yang baik itu, terdapat tim solid yang menyokong semuanya. Ada penulis, tim desainer, dan tentunya seorang editor.

Ya, editor.

Kalau dianalogikan dengan sebuah proses kelahiran, editor itu bisa diibaratkan sebagai dokter kandungan. Ia bertugas membantu para penulis “melahirkan” karyanya, memberikan nasihat, saran, dan dukungan kepada penulis untuk menghasilkan karya terbaiknya.

Apa pekerjaan editor? Kalau seorang penulis menghabiskan waktunya untuk mencari ide dan menulis, seorang editor bisa bekerja lebih dari itu. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca, meninjau, dan bahkan terkadang menulis ulang naskah yang dianggap terlampau melenceng. Editor kadang juga berfungsi sebagai proof reader yang memastikan tulisan dari penulis tidak memiliki kesalahan penulisan, baik dalam segi tata bahasa maupun pengetikan.

Terlihat susah, ya? Memang, tapii menyenangkan kok bisa membantu melahirkan sebuah buku. Apalagi kalau buku itu banyak menarik minat pembaca. Bahagianya berjuta-juta!!

Pekerjaan sebagai seorang editor itulah yang kini saya tekuni. Ya, selain menjadi seorang freelance writer dan blogger, saya juga juga seorang freelance editor. Profesi ini sudah saya lakukan sejak sepuluh tahun silam. Mulai dari buku interior, buku NGO, hingga buku kementrian pernah saya gawangi.

Editor Mesti “Melotot” Berjam-Jam

Untuk memastikan tulisan sesuai dengan jalurnya, editor tentunya mesti membaca hasil tulisan para penulis. Dan itu bisa berjam-jam karena halaman buku cukup banyak jumlahnya. Apalagi jika editor juga berfungsi sebagai proofreader, maka bisa dipastikan ia mesti terus menerus “melotot” di depan layar komputer, memandang tulisan para penulis.

Bahkan kalau sudah menjelang dateline, bisa lebih dari 10 jam non-stop!!

Bahkan menurut survei All About Vision, pekerja jarak jauh seperti editor freelance bisa menghabiskan hampir 13 jam sehari melihat layar, dibandingkan dengan pekerja di kantor yang hanya menghabiskan kurang dari 11 jam sehari. Dan ini tentunya bisa berakibat kurang baik bagi mata.

Gejala Mata Kering: SePeLe

Salah satu masalah yang kerap dihadapi saya dan para editor adalah mata kering. Gejalanya adalah mata sepat, perih, lelah alias SePeLe. Hal ini bisa menurunkan produktivitas dan kenyamanan saat saya bekerja. Mata jadi susah fokus, penglihatan jadi agak kabur, dan mata cepat lelah. Kalau begini otak menjadi susah berkonsentrasi dan ujung-ujungnya tak akan bisa membaca naskah para penulis, apalagi untuk mengedit dengan baik.

FYI, mata kering, atau istilah medisnya keratoconjunctivitis sicca adalah kondisi ketika kelenjar air mata tidak menghasilkan cukup air mata untuk menjaga kelembapan mata. Air mata ini ternyata penting untuk menjaga kesehatan permukaan mata, memberikan nutrisi, dan melindungi dari infeksi.

Menatap Komputer Jadi Penyebab Mata Kering

Banyak hal yang menyebabkan mata menjadi kering. Di kasus saya, menatap komputer atau gadget dalam waktu lama adalah penyebabnya. Saat menatap komputer itu, frekuensi kedipan mata akan berkurang. Mengutip dari situs Alodokter, dalam semenit idealnya kita berkedip sebanyak 15-20 kali. Namun ketika serius di depan komputer, biasanya mata hanya berkedip 5-7 kali per menit.

Berkurangnya jumlah kedipan ini berakibat produksi air mata juga berkurang. Ternyata, saat berkedip, kelenjar mata akan memproduksi air mata untuk melumasi permukaan mata yang bisa mencegah mata kering dan iritasi.

Menatap layar komputer juga membuat otot mata bekerja lebih keras, terutama karena perubahan fokus yang terus-menerus dan banyaknya gambar, tulisan, atau gerakan pada layar. Ini menyebabkan mata tegang dan lelah.

Selain itu, layar komputer memancarkan cahaya biru yang intens, yang dapat merangsang mata dan menyebabkan mata kering dan lelah.

Selain menatap komputer dan gadget terlalu lama, hal lain yang menyebabkan mata kering adalah:

  • Faktor Lingkungan. Udara yang kering, angin, ruang ber-AC atau asap dapat mempercepat penguapan air mata, sehingga menyebabkan mata terasa kering. 
  • Penyakit Tertentu. Beberapa penyakit seperti sindrom Sjogren, lupus, atau diabetes dapat mempengaruhi produksi air mata. Penggunaan obat tertentu juga bisa memperah kondisi ini.
  • Faktor umur. Semakin tua usia, semkain sulit memproduksi air mata yang menyebabkan sindrom mata kering.
  • Penggunaan lensa kontak. Pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu panjang dan penguapan air mata yang berlebih juga dapat memicu gejala mata kering.

.

Mata Kering Jangan Disepelakan

Kalau sudah mengalami gejala mata kering, sebaiknya jangan dibiarkan begitu saja karena bisa mengganggu produktivitas, bahkan lama-lama bisa menyebabkan kasus yang lebih gawat.

Mengutip dari HaloDoc, mata kering yang tidak segera diobati bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti infeksi mata yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Bahkan, di tingkat yang lebih parah, mata kering bisa menimbulkan peradangan gangguan pada kornea, misalnya saja abrasi kornea (permukaan kornea menjadi tidak rata dan mudah tergores) atau  ulkus kornea, yakni luka terbuka di kornea yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan penglihatan. 

Uh, ngeri ya bayanginnya. Makanya, walaupun gejalanya masih ringan, tapi sebaiknya #MataKeringJanganSepelein.

Nah, mengutip dari laman Insto dan bebrapa sumber lain, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah mata kering ini.

1. Jangan Lupa Berkedip

Kalau mata sudah terasa SePeLe, segeralah berkedip dan kemudian beristirahat. Alihkan pandangan tiap 20 menit ke objek lain yang jaraknya jauh. Tatap objek tersebut selama 20 detik, lalu lanjutkan pekerjaan. Selanjutnya, setiap dua jam sekali, istirahatkan mata selama 15 menit.

2. Kompres Hangat dan Pijat Kelopak Mata

Kalau gejala masih terasa, bisa lakukan kompres mata atau cuci mata dengan air hangat. Lakukan selama 5 menit. Mencuci atau mengompres mata dengan air hangat bisa membantu membersihkan kelenjar minyak yang tersumbat.

3. Terapkan Aturan

Bagi orang yang bekerja di depan komputer atau laptop, ada istilah yang namanya aturan 3D yaitu distance, direction, dan juga durationDistance adalah jarak mata ke perangkat gadget atau komputer, tidak boleh terlalu dekat atau jauh. Lalu, direction adalah arah pandangan, harus luruh. Terakhir, duration yaitu waktu menggunakan gadget yaitu tidak boleh lebih dari dua jam.

4. Jaga Kelembaban Ruangan

Ruangan dengan kelembaban udara rendah membuat risiko mata kering semakin meningkat. Apalagi jika ditambah paparan cahaya matahari secara langsung. Jadi, usahakan menjaga kelembaban udara agar mata kering tidak semakin parah.

6. Meneteskan Air Mata Buatan

Air mata buatan dalam bentuk tetes mata menjadi langkah awal untuk membantu meringankan gejala mata kering. Anda bahkan bisa mendapatkannya di supermarket–Indomaret atau Alfamart dengan mudah. Ingat bahwa air mata buatan hanya dipakai sementara, bukan untuk perawatan jangka panjang.

Air mata buatan ini bisa memberikan efek pelumas seperti air mata, mengatasi gejala kekeringan pada mata, meringankan iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata. Bisa juga digunakan sebagai pelumas pada mata palsu

Meneteskan air mata buatan adalah salah satu langkah untuk mengatasi mata kering.

Insto Dry Eyes, Pengganti Air Mata Buatan

Air mata buatan dalam bentuk teter mata yang sering saya gunakan adalah Insto Dry Eyes.. Mengapa mesti #InstoDryEyes ?

  • Insto Dry Eyes ini mengandung bahan aktif yang bekerja memberikan efek pelumas seperti air mata untuk mengatasi mata kering.
  • Mengandung bahan aktif yang dapat meringankan iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata.
  • Ukurannya kecil , cuma 7,5ml, sehingga enak dibawa ke mana-mana
Insto Dry Eyes berkurang kecil sehingga bisa dibawa ke mana-mana

Sumber:

  • https://insto.co.id/produk/insto-dry-eyes#product-canvas
  • https://www.alodokter.com/waspadai-stres-mata-akibat-pemakaian-gadget-dan-laptop
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/mata-kering

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!