Pelesiran Bangkok-Chiang Mai-Chiang Rai (part 7): Kalap di Chiang Mai Night Bazaar
Setelah pulang dari Doi Suthep, kami memutuskan untuk kembali ke hostel, lalu berkeliling di kota lama melihat beberapa wat yang ada di sana. Tapi apa daya, hujan turun tanpa permisi. Menyisakan kami yang cuma bisa bengong di hotel, main UNO sambil makan duren bangkok yang nikmatnya luar biasa.
Ya, di pasar dekat hostel, kami membeli sebuah durian. Sebuah durian yang dagingnya amat tebal dan nyaris tanpa biji itu kami bagi empat, masing-masing mendapat jatah 1-2 buah. Saya, yang baru saja menyantap mie gelas “cuma” mengambil 1 buah. Puas makan, dan setelah hujan mereda, kami pun beranjak menuju night bazaar. Rencana keliling kota tua kami batalkan karena hari sudah terlalu sore dan masih ada gerimis-gerimis di luar. Hal yang saya kemudian sesali karena menurut adik saya suasana kota lama amat memesona. Saya pasti betah berlama-lama di sana, katanya.
Di luar cuacanya lumayan dingin, tapi anehnya, kami semua (kecuali satu orang kawan saya) merasa badan kami sangat hangat, cenderung panas malah. Butuh waktu lama sebelum kami sadar kalau kami mabuk durian! Oalah, ternyata begini ya rasanya mabuk 😀
Dengan muka agak merah, kami berjalan kaki menuju night bazaar, yang letaknya sekitar 10 menit dari hostel. Night bazaar ini adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Chiang Mai. Bazaar ini amat terkenal karena cukup besar dan barang-barang yang ditawarkan harganya murah.
Kalau melihat di peta, Chiang Mai Night Bazaar terletak sepanjang Chang Klang Road, di sisi sebelah timur “dinding” kota lama. Tapi kenyataannya, saat saya ke sana, bazaar ini meluas hingga ke jalan-jalan di dekatnya. Mungkin karena saya datang di akhir pekan. Mungkin…
Kalau siang hari, jalan ini layaknya jalan biasa, penuh dengan deretan pertokoan, hotel, restoran dan cafe (macam McD dan Starbucks). Menjelang sore hingga tengah malam, tempat ini menjelma menjadi sebuah pasar kaget, kios-kios non permanen akan dibangun di sepanjang jalan ini. Kios ini menjual banyak barang, mulai dari souvenir khas Thailand, kaos, CD, bahkan peralatan rumah tangga. Rame!!
Selain pedagang-pedagang di pinggir jalan, ada juga pedagang di dalam sebuah gedung yang bertajuk “Kalare Night Bazaar.” Karena hujan turun lagi, di bawah payung hitam kuberlindung, kami jadi berlama-lama di sana. Ternyata barang-barang di sini lebih lucu ketimbang di jalan utama tadi. Ada baju, sepatu, tas, souvenir, dan macam-macam barang lucu lainnya. Murah .!! Alhasil, sepulangnya dari sana, saya membawa 3 tentengan tas berisi sepatu, baju, tas, kaos. Huaaa…abis duitku!
Sebenarnya, ada satu lagi bazaar yang ada di sini, yakni Anusan Market, yang konon menjual barang-barang yang tak kalah lucunya. Di Anusan Market juga ada foodcourt yang menjual makanan halal. Tapi sayang, saya tak sempat mampir ke sana.
Oiya, saya sudah pernah melihat pasar malam di Bangkok, di Phnom Penh, dan beberapa kota di Asia lainnya. Menurut saya, pasar malam di Chiang Mai jauh lebih ramai, lebih hidup, dan lebih besar. Must visit deh!