Transit at Melaka (5): Mengintip Peninggalan Portugis

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, saya sudah keluar hostel. Tujuan saya kali ini adalah St Paul Church, reruntuhan gereja di belakang Stadthuys.

Stadthuys, ke mana2 mesti lewatin ini dulu

Gereja yang dulunya bernama Igreja de Madre de Sus (Chapel of Mother of God) ini awalnya benar-benar digunakan sebagai gereja. Namun setelah Crist Church terbangun, gereja ini dipakai sebagai perkuburan. Kini, makam tersebut telah direlokasi. Nisan-nisan bekas makam Portugis tersebut kini dipajang di dinding gereja.

Gereja dan patung St Francis

Di depan gereja terdapat patung St. Francis Xavier, misionaris asal Portugis yang memerintahkan untuk membangun gereja ini. Uniknya, patung ini tidak memiliki lengan kanan. Konon, sehari setelah patung diletakkan (di tahun 1952), ada sebuah pohon yang tumbang , menimpa patung dan menghancurkan tangan kanan patung ini.

Gereja ini terletak di sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi. Selain dapat menikmati dan membayangkan keindahan gereja saat masih berdiri tegak, dari sini saya dapat melihat pelabuhan Melaka. Karena saya datang di pagi hari, di banyak juga yang berolahraga ke sini.

Di bawah bukit terletak sisa benteng Famosa. Famosa yang berarti “terkenal” adalah benteng Portugis yang dibangun untuk menahan gempuran lawan. Sayangnya, yang tersisa kini hanya sebuah bangunan yang dulunya adalah pintu masuk benteng.

Sebenarnya, saya ingin ke Dataran Merdeka (mal) dan mencoba tart seribu lapis yang konon enak itu. Tapi apa daya, saya harus kembali ke Singapura.

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!