Melongok Tjong A Fe Mansion, Rumah Taipan Asal Medan

Tak sah rasanya jika sudah ada di Medan namun tak menyambangi kediaman Tjong A Fie, orang terkaya di Medan.

Tjong A Fie, adalah seorang saudagar asal Guangdong, China, yang kemudian bermigrasi ke Medan saat ia berusia 18 tahun. Berkat kegigihannya, ia berhasil menduduki jabatan penting di perkebunan Belanda dan juga di dewan pemerintahan Hindia Belanda. Ketika ia membangun usaha, hubungan baiknya dengan orang-orang Belanda dan kesultanan Deli sangat membantunya. Dalam waktu singkat, ia berhasil membangun kerajaan bisnisnya di Indonesia, hingga negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Usahanya meliputi perkebunan, pabrik minyak kelapa sawit, dan pabrik gula. Ia juga memiliki saham di Deuscthe Bank dan juga di jalur kereta api Sumatera.

Berkat bisnisnya yang menggurita itu, ia memiliki kekayaan yang cukup besar. Walaupun kaya, Tjong A Fie dikenal dermawan. Ia menyisihkan 10 persen harta kekayaannya untuk dibagikan kepada pekerjanya. Ia juga membantu pembangunan berbagai bangunan penting di Medan antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Al Mashum, Batavia Bank, rumah sakit, dan banyak bangunan lainnya. Beberapa bangunan peninggalannya masih berdiri, salah satunya adalah rumah kediamannya yang berada di daerah Kesawan, Medan.

Foto 1.JPG

Tak sulit menemukan rumah ini karena terletak di jantung kota Medan. Ditambah lagi, catnya berwarna kuning terang, yang langsung terlihat dari kejauhan. Jika tak menemukannya, tinggal tanya saja pada penduduk lokal. Semua orang di sana tau letaknya.

Dari luar, sudah terlihat bangunan rumah dua lantai yang dibangun oleh Tjong A Fie di tahun 1900. Desainnya amat serupa dengan rumah Cheong Fat Tze di Penang, Malaysia. Menurut keterangan guide yang disediakan pihak Tjong A Fie, mereka berdua memang masih memiliki hubungan darah. Cheong Fat Tze adalah paman dari Tjong A Fie.

Rumah yang dikenal juga dengan nama Tjong A Fie Mansion ini dibangun dengan memadukan arsitektur China Peranakan, Melayu, dan Belanda. Begitu masuk, ada ruang tamu besar dengan beberapa bangku bergaya Eropa dan China.   Di kanan kirinya ada ruangan yang dulunya merupakan ruang tidur Tjong A Fie. Konon, letak dan furnitur di kamar ini masih asli, sesuai dengan keadaan ketika Tjong A Fie masih hidup.

 

Foto 2.JPG

Selepas kamar tidur ada courtyard  besar, dengan selasar lebar di kanan kirinya. Courtyard dan selasar besar ini memang ciri khas bangunan Tiongkok. Selain itu, di lantai satu juga ada, ruang sembahyang, ruang tamu, ruang tidur anak, dapur, ruang makan, dan ruang kerja. Ruang-ruang ini dilengkapi dengan perabot asli, dan ditambahi dengan lukisan-lukisan Tjong A Fie serta sejarahnya.

Di lantai dua, terdapat ruang besar yang dulunya merupakan ruang pertemuan dan dansa.  Jendela-jendela besar dan lebar khas bergaya Eropa berjejer di sana. Seperti halnya ruang di lantai satu, ruang ini dilengkapi dengan perabot aslinya, hanya letaknya saja yang sedikit berubah.

Tjong A Fie Mansion sempat mengalami renovasi minor, yakni di bagian atap dan beberapa bagian jendela yang terkena rayap. Namun bentuk ruangan, langit-langit, hingga ubin pelapis lantainya masih asli seperti yang dulu.

Tjong A Fie Mansion ini dapat dikunjungi setiap harinya mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore. Dan untuk masuk ke sini, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp35.000, sudah termasuk biaya guide yang akan menjelaskan sejarah dan latar belakang rumah peninggalan Tjong A Fie ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!