Tentang Alhambra dan Teori Matematika
Alkisah, setelah kerajaan Islam takluk dan Granada dikuasai oleh Raja Ferdinand V, sang Raja masuk ke dalam Istana Alhambra. Ia sampai di suatu tempat, di sebuah courtyard terbuka yang indah yang dikelilingi 124 tiang penuh dekorasi indah.
Di tengah courtyard tersebut ada empat buah kanal air yang terhubung pada satu benda, berbentuk sebuah mangkuk batu besar, ditopang oleh dua belas patung singa berbaris melingkar yang terbuat dari pualam.
Dari mulut patung singa tersebut keluar air mancur yang masing-masing hanya akan keluar di dua belas waktu yang berbeda, seperti penunjuk waktu layaknya jam matahari.
Penasaran dengan cara kerja air mancur singa tersebut, Sang Raja memerintahkan untuk mengangkat seluruh bagian air mancur dan mencari tahu tentang sistemnya. Karena tidak kunjung menemukan jawabannya, akhirnya air mancur tersebut diletakkan kembali.
Namun bangsa Eropa tak bisa meniru lagi sistem yang sebelumnya dan akhirnya air mancur tersebut dibiarkan mengalir dalam waktu yang sama, tak lagi berurutan sesuai jamnya.
Alhambra dan Rumus Matematika
Begitulah cerita yang beredar tentang Fountain of Lion, air mancur termahsyur yang ada di dalam kompleks Istana Alhambra. Cerita yang jadi salah satu bukti bahwa Alhambra dibangun berdasarkan pengetahuan sains Islam yang hebat, yang bahkan tidak bisa ditiru bangsa Eropa saat itu.
Selain sistem pengairan canggih yang belum terpecahkan, Alhambra juga ternyata dibangun berdasarkan perhitungan matematika yang akurat.
Seorang ahli sejarah bernama Antonio Fernandez Puertas dari Universitat de Granada menemukan penggunaan perhitungan matematika pada bangunan di sekeliling Courtyard of The Lion, lokasi tempat air mancur berada, dan juga di beberapa tempat di Alhambra seperti Muqarna Hall.
Ia mengatakan bahwa perhitungan tinggi dan lebar bangunan di sana amat sempurna serta presisi, dan setelah dikaji, perhitungan ini didasarkan pada teori dan prinsip trinogonometri.
Teori Trigonometri, yang ditemukan oleh ilmuwan Islam Al Biruni di abad ke-9, memang menjadi kunci pembuatan bangunan-bangunan Islam di masa keemasan peradaban Islam.
Dan sepertinya, penerapan prinsip matematika ini berlaku pada semua bangunan peninggalan Islam di Andalusia, termasuk di Alhambra.
Prinsip matematika yang rumit konon juga ditemukan pada motif-motif dekorasi di seluruh bagian Alhambra. Dinding-dinding Alhambra memang dipenuhi ukiran indah ataupun kaligrafi yang dipahat dengan tangan. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa ukiran ini bagaikan sebuah renda yang berjuntai-juntai indah.
Adapula zillij—potongan ubin yang diglasir dan disusun dalam pola geometris. Beberapa motif geometri ini di antaranya cukup sulit untuk dibuat dan karenanya sering dijadikan objek penelitian oleh para ilmuwan matematika. Luar biasa, ya?
Saya jadi membayangkan, betapa pesat dan hebatnya pengetahuan sains Islam di masa itu. Bangunan-bangunan dibuat dengan perhitungan matematika akurat, padahal saat itu Eropa masih dalam era di mana industrinya bahkan masih belum maju, belum ada alat ukur canggih seperti sekarang ini.
Sejarah Alhambra
Alhambra merupakan sebuah istana yang dibangun tahun dari 1238-1358 M oleh kerajaan Bani Ahmar atau yang lebih dikenal dengan Bangsa Moor (Moria).
Bangsa Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir di Andalusia (Spanyol) pada masa pemerintahan Daulah Bani Ahmar, sebelum akhirnya kalah dan menyerah setelah dikepung selama 7 bulan oleh Raja Ferdinand V dari Kerajaan Kristen Eropa.
Nama Alhambra berasal dari bahasa Arab “qa’lat al-Hamra” yang berarti Benteng Merah. Nama ini disematkan karena bangunan ini dihiasi keramik-keramik merah dan bata sehingga dindingnya terlihat seperti berwarna kemerahan.
Namun, ada pula yang berpendapat bahwa nama Alhambra diambil dari nama Sultan Muhammad bin Al-Ahmar, pendiri kerajaan Islam Bani Ahmar–kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Spanyol.
Kompleks Alhambra terdiri atas beberapa bagian yakni benteng Benteng Alcazaba dan Nasrid Palace. Adapula Generalife, yakni sebuah area yang dulunya menjadi tempat Sultan Granada menenangkan pikiran.
Generalife ini juga dikenal dengan nama Yanat-al-Arif yang berasal dari bahasa Arab yang artinya “Garden of Architect”, sebagai simbol kecintaan kepada Allah, arsitek alam semesta.
Perhitungan matematika dan fisika yang sangat rumit pun diterapkan di Generalife ini.
Dahulu lokasi ini dikenal tandus, namun bangsa Moor telah menemukan teknik pengairan yang modern sehingga bisa menghasilkan sebuah taman yang indah yang penuh ponon-pohon tinggi bak labirin, yang konon menjadi inspirasi taman-taman istana Eropa, termasuk istana Versailles di Prancis.
Sistem Pengairan yang Canggih
Teknik pengairan yang sama dilakukan bangsa Moor pada Albayzin, perkampungan bagsa Granada yang dibangun oleh bangsa Moor tahun 1013. Sumber air perkampungan ini bukan berasal dari air tanah, melainkan berasal dari dari salju abadi yang mencair di puncak pegunungan Sierra Nevada. Air tersebut lalu dialirkan dengan pipa-pipa yang sangat panjang dan kemudian dimasukan ke dalam penampungan di beberapa wilayah Albayzin, bahkan hingga ke puncak bukit.
Bangsa Spanyol pada saat itu mencoba untuk menemukan teknik pengairan tersebut, namun sama halnya dengan Fountain of Lion di istana Alhambra, mereka tidak berhasil menemukan rahasianya.
Dan hingga sekarang setelah lebih dari delapan abad berlalu, air masih terus mengalir melalui pipa pipa tersebut.
Berbagai teknik yang digunakan di Alhambra ini membuktikan bahwa saat itu, peradabaan dan pengetahuan umat Islam sangat tinggi. Pantas saja kalau banyak yang menjuluki Alhambra sebagai Jewel of Islamic Architecture.
18 Comments
indriii
Masyaallah.. pengen ke granada.. pen ke istana Alhambra.. semoga Allah ngasi ijin kita buat jalan jalan eksplore sejarah islam langsung di Alhambra. aamiiiinn
Makasi buat penjelasannya.
rahma
Aamiiin….semoga bisa ke sana segera
Endah Kurnia Wirawati
Alhambra = Aljabar = Matematika = Saya menyerah!!
makanya saya masuk IPS kk..
hahaha..
saya nanti kesini sesi foto-foto sama dengan ceritanya aja deh.. hehehe..
rahma
wkwkwk……aljabar asik lho *pdhl dapet C jugaa
Wulansari
Kalau loe ke sana gue ikut ya plis
rahma
InsyaAllah…..walau gw juga belom tau kapan ke sana. Ntar gue kabar-kabarin lo deh kalo ada tiket murah.
Diana
Mba kesini enak dari Maroko apa Madrid kira-kira. Pengen banget banget ke sana
rahma
Lebih deket dari Maroko sih, tinggal nyebrang naik fery dari Tangier. Kalau dari Madrid, mesti naik kereta lagi, dan lumayan mahal.
Tapi tergantung Diana juga, kalau emang tujuannya eksplor Spanyol, bisa dari Madrid atau Barcelona.
Ninis Zain
Subhanallah, peradaban Islam memang sempat berjaya di Eropa sebelum akhirnya meredup dan akan berjaya lagi. ilmu pengetahuan yang di klaim penemunya adalah bangsa Yunani sebetulnya para tokoh cendekiawan Islam penemunya seperti kedokteran, ilmu matematika, ilmu nujum.. Dan masih banyak yang lainnya. Dan bahkan ini sistem irigasi yang canggih sudah diterapkan sejak jaman dahulu kala, lagi-lagi tokoh Islam penemunya. Subhanallah, semoga bisa kesana. Aamiiin
rahma
Aamiin…iya bener. Banyak ilmuwan Barat yg ternyata ngambil ilmu dari ilmuwan Islam. Untung Alhambra ini ga dihancurin saat direbut, ga bisa liat bukti sejarah peradaban Islam kalau ga ada.
Dyna
Pas kuliah dijelasin teori phytagoras di bangunan Islam. Mgkn sama dengan teori trigonometri ini ya mb?
rahma
Kayaknya sama ya, soalnya teori trigonometri ini juga pakai sinus dan cosinus… (dari yang kubaca ya). Banyak teori-teori ilmuwan Islam yang diadopsi ilmuwan Barat, dan sayangnya, yang kita kenal malah teori Barat.
Btw, anak arsitek ya? Sama dong…:D
Dyna
Mb Rahma arsitek jg,?pantesan faham bgt soal bangunan
rahma
Hahahaha…..lulusan arsitektur, ga arsitek beneran 😀
Haniya
Masya Allah kereeen… semoga aku bisa jadi ilmuwan muslimah yang hebat seperti ilmuwan yg bangun Al hambra itu ya ka..aamiin Dan semoga aku bisa kesana nanti…bareng2 sama keluarga..aamiin
rahma
Aamiiin ya Allah. Ajak aku juga yaa….
M.Jamal
Masyaa Allah. Rindukan kejayaaan Islam.
rahma
Iya, ngebayanginnya aja udah keren banget kayaknya. Pengen banget ke sana