Dari Flores Sampai Bali, BRI Membangun UMKM Tenun Hingga ke Pelosok Negeri

Cerita dari perajin tenun dari Bali dan Flores ini membuktikan, bahwa pelatihan dan bantuan modal yang diberikan BRI bukan hanya bisa membantu UMKM, tapi bisa mengangkat ekonomi masyarakat, memberdayakan perempuan, dan melestarikan tenun di negeri ini. Bahkan hingga ke pedalaman Flores!

Mengunjungi BRI UMKM Expo (RT) Brlianpreuneur 2023, mata saya langsung tertumbu pada deretan stand yang menjual kain tenun dari berbagai daerah. Semuanya menggoda, namun akhirnya kaki saya berhenti di Tenun Tinzhop, salah satu stand yang memamerkan kain tenun Endek khas Bali bermotif flora dengan warna-warna cerah.

Ni Putu Tini Purwanti (34), pemilik Tenun Tinzhop, menceritakan awal mula usaha yang dirintisnya sejak 2019 silam. Dengan mata berbinar ia mengakui bahwa usahanya ini didasari pada kecintaannya akan Endek dan keinginannya melestarikan budaya menenun yang perlahan mulai menghilang di Klungkung. Padahal, menurut ceritanya, kain tenun Endek ini awal mulanya berasal dari Klungkung, tempatnya tinggal.

Ditambah lagi, wanita muda yang punya panggilan akrab Tini ini ingin memberdayakan perempuan dan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya agar memiliki penghasilan tambahan.

“Awalnya saya buat Endek ini untuk saya pakai sendiri, kemudian saya sadari bahwa di banjar tempat saya tinggal itu sebenarnya banyak ibu-ibu rumah tangga perajin tenun namun belum terfasilitasi,” ujar wanita muda yang dulunya berprofesi sebagai bidan ini.

Dari situlah, akhirnya ia memiliki ide untuk mengembangkan bisnis di bidang tenun Bali. Di tahun 2019, Tini mantap menekuni usaha ini.

Tini mengaku awalnya sulit membuat ibu-ibu tersebut mau bergabung karena rata-rata mereka punya anak dan harus mengurus rumah. Akhirnya, ia pun membeli beberapa alat tenun dan memperbolehkan para ibu untuk membawa pulang alat ini ke rumah masing-masing dan mengerjakan tenun di rumahnya. “Cara ini ternyata berhasil,” ujarnya.

Dulu 5 Juta, Sekarang 50 Juta

Tidak memiliki latar belakang bisnis membuat Tini awalnya kesulitan untuk memasarkan produknya. Pelanggannya pun terbatas. Untunglah di akhir 2020, ia diperkenalkan ke program Mitra Binaan BRI Brlianpreuneur, yang membuat usahanya usahanya berkembang pesat.

Di bawah binaan BRI, Tini mendapatkan banyak ilmu soal pemasaran, baik itu pemasaran secara luring maupun daring lewat media sosial. Ia diajarkan trik berjualan di e-commerce, bagaimana beriklan lewat medsos, memfoto produk yang baik, hingga bagaimana menggaet pelanggan dengan storytelling dan copywriting yang tepat.

“Detail mereka ngajarinnya. Bukan cuma teori, tapi praktiknya step by step. Dan bahkan bukan cuma untuk pemasaran secara online, kami juga diajarkan bagaimana menghadapi pelanggan yang datang ke toko. Gimana cara senyum, menawarkan barang, meyakinkan pelanggan, dan banyak lagi,” tuturnya sambil memeragakan hal yang diajarkan.

Ia mengaku, sejak mendapat pelatihan dari BRI ini, pelanggannya makin luas hingga ke mancanegara. Omsetnya pun bertambah berkali-kali lipat, dari yang awalnya hanya 3-5 juta per bulan, kini mencapai 50 juta per bulan.

Kenaikan omset ini berimbas pada meningkatnya ekonomi para ibu rumah tangga dan perempuan di sekitar tempat tinggal Tini. Dari 5 orang penenun, kini Tini bisa merekrut 13 penenun. Bahkan kini wanita asli Bali ini berencana mengajarkan tenun ini untuk anak-anak muda. Ia pun mulai mendiferensiasi produk kain tenunnya dengan membuat pakaian, tas, dan topi.

Tini berharap ada efek bola salju dari usahanya ini, terutama untuk para perempuan dan juga untuk kelestarian tenun ini. “Kalau lihat ada hasilnya banyak, mereka jadi semangat. Dan mudah-mudahan akhirnya bisa mengangkat lagi keinginan anak muda untuk menekuni tenun Bali di Klungkung ini.”

Kisah Bangkitnya Tenun dari Ujung Negeri

Cerita soal membangun UMKM dengan dampingan BRI juga saya dengar dari Cletus Bheru, ketua kelompok penenun Sanggar Budaya Doka Tawa Tana yang berasal dari Kampung Adat Dokar, Desa Wisata Umauta, Flores, NTT. Dengan mata berkaca-kaca penuh haru, pria paruh baya ini menceritakan perjalanan kelompok tenunnya bersama BRI Brlianpreuneur.

Kelompok tenun Doka Tawa Tana ini beranggotakan 185 orang dan terbentuk sudah sejak lama. Bahkan Cletus sendiri tak ingat betul tahun terbentuknya. “Saya diwariskan ini dari ayah saya. Saya kecil kelompok ini sudah ada,” ujarnya sambil menguyang pinang, membuat giginya tampak kemerahan.

Tenun ikat memang menjadi salah satu warisan budaya di kampung adat ini. Secara turun temurun, dari generasi ke generasi, para wanita diajarkan cara menenun. Menenun juga menjadi kebanggaan para perempuan di sana, bahkan seorang perempuan dianggap layak dinikahi jika ia sudah pandai menenun kainnya sendiri.

Foto: Salman Faris

Pinjaman Modal Bangkitkan Ekonomi

Selain pemasaran, permodalan lah yang menjadi masalah utama kelompok tenun asuhan Cletus ini. Mereka awalnya sulit berkembang karena masalah ini. Untunglah, BRI bisa memberikan pembinaan pemasaran dan pinjaman lunak kepada mereka.

“BRI ini seperti Pahlawan UMKM, baik sekali kepada kami. Padahal kami ini boleh dibilang ada di pelosok,” ujarnya. Desa Umauta memang berada 19 km dari Kota Maumere atau sekitar 1 jam perjalanan. Lamanya perjalanan ini karena fasilitas infrastruktur jalan yang belum memadai.

“Tapi BRI mau datang ke desa kami, kasih kami pembinaan dan bantuan,” ujarnya.

Foto: Salman Faris

Lewat BRI, Cletus dan kawan-kawan mendapat pembinaan untuk memasarkan produk mereka lewat berbagai platform. Ia juga diberi pinjaman lunak, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang khusus digelontorkan BRI untuk para UMKM, dengan bunga yang amat kecil dan nyaris tanpa agunan.

Melalui pinjaman ini, Cletus mengaku para perajin bisa mengembangkan lagi usaha mereka. Bahkan menurutnya, saat pandemi tiba, para perajin ini tak terkena imbas karena mereka terus bisa memproduksi kain tenun mereka.

Karena produksi terus bergulir, berkat adanya pinjaman modal, para perajin di Sanggar Budaya Doka Tawa Tana meningkat ekonominya. Mereka bisa membangun rumah, menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi, dan membeli banyak kuda (yang menyimbolkan kesejahteraan masyarakat di Flores).

Mengapa BRI Membina UMKM?

Dari cerita Tini dan Cletus, tampak jelas bahwa BRI melalui program BRI Brlianpreuneur berusaha membangkitkan UMKM Indonesia, termasuk industri UMKM tenun.

Dilansir dari ekon.id berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM hingga tahun 2021 mencapai 64,2 juta. Diperkirakan di tahun 2022-2023 ini jumlahnya terus meningkat seiiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia pasca pandemi.

Sementara, untuk UMKM tenun, umumnya berada di desa/kelurahan dengan pekerja kebanyakan ibu rumah tangga yang mengerjakan tenunan sambil mengurus rumah tangganya. Dalam data potensi desa (Podes), di 2018 terdapat 19.063 desa yang memiliki produsen kain dan tenun di dalamnya,.

sumber: goodnewsfromindonesia.id

Kontribusi UMKM terhadap ekonomi Indonesia ternyata cukup besar. UMKM ini menyumbang PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. UMKM juga terbukti menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada atau sekitar 116 juta jiwa, serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.

Jika UMKM ini dibina dengan baik, seperti yang dilakukan BRI, maka UMKM akan tumbuh pesat dan akan berimbas positif juga bagi perekonomian rakyat Indonesia.

Dari Pelatihan Hingga Pembiayaan

Seperti cerita Tini dan Cletus, masalah utama yang dihadapi para UMKM ini adalah permodalan, keuangan, dan pemasaran. Apalagi menghadapi dunia digitalisasi di mana pemasaran tidak bisa lagi bergantung pada sistem offline saja.

Karena itulah BRI membina para mitra binaan ini dengan memberikan pelatihan-pelatihan meliputi pelatihan keuangan dan pembukuaan, pemasaran secara offline dan online, penggunaan media sosial untuk berpromosi, hingga ke pelatihan penggunaan perangkat pembayaran berbasis QRIS selaras dengan program digitalisasi BRI di semua lini.

Selain pelatihan, BRI juga memberikan kredit lunak Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membantu permodalan para UMKM. Program KUR BRI ini suku bunganya rendah, hanya 6% per tahun atau 0,2% per bulan.

Menurut Erick Thohir, seperti dilansir dari Kompas.com, hingga akhir September 2023, bank-bank BUMN sudah menyalurkan kredit kepada UMKM sebesar 1.600 triliun rupiah. Dari total penyaluran kredit bank berplat merah itu, 8 persennya diberikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Bangkitkan UMKM dengan Pameran Karya

Bentuk lain dukungan BRI untuk Indonesia adalah dengan mengajak para mitra binaan UMKM untuk mengikuti berbagai macam pameran, baik itu pameran berskala nasional maupun internasional.

Dan menurut cerita Celtus serta Tini, para mitra binaan akan dikurasi sebelum mengikuti pameran ini. Jika lolos kurasi, mereka akan diajak mengikuti pameran. Mereka bukan hanya mendapat stand gratis untuk berpromosi, namun juga tiket serta akomodasinya.

All out BRI ini mengangkat kami (para UMKM), kami merasa terbantu sekali ” tukas Tini. Senada dengan Tini, Cletus mengatakan bahwa ia tak akan mungkin bisa berpameran ke berbagai tempat di Indonesia kalau bukan karena ajakan dari BRI.

Salah satu pameran yang sedang berlangsung adalah UMKM Expo(RT) Brilianpreneur 2023. Pameran UMKM akbar ini diadakan rutin setiap tahun sejak tahun 2021 silam.

Dalam pameran kali ini, BRI mengajak 700 UMKM untuk mempromosikan produk mereka. UMKM ini terdiri dari 378 UMKM pendaftar baru, 122 UMKM alumni UMKM Expo(RT) Brilianpreneur, 6 UMKM binaan perusahaan anak seperti Pegadaian, PNM dan BRI Ventures. Ada pula 153 UMKM Local Heroes yang telah menjadi market leader, 32 UMKM merupakan member SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia) dan 9 UMKM SMExcellence binaan Kementerian Koperasi & UKM.

700 UMKM terpilih itu dibagi menjadi lima kategori berbeda yakni Home Decor & Craft, Food & Beverage, Accessories & Beauty, Fashion & Wastra, dan Healthcare/Wellness. Pameran tahunan ini juga menghadirkan rangkaian acara yang menarik dan penting untuk diikuti yaitu Expo Showcase UMKMBazaarBusiness Matching, Pojok Konsultasi, UMKM AwardEntertainment & Art InstallationLive ShoppingCreative Lab, dan Community Activation.

Jinjit Pottery, salah satu mitra binaan BRI

***

Tulisan ini meraih juara 2 BRI Writing Festival

Sumber:

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!