Pengalaman Memperpanjang SIM di Mal Pelayanan Publik

Saya datang lagi ke Mal Pelayanan Publik di Rasuna Said, Kuningan. Dulu untuk memperpanjang paspor, kini kembali untuk memperpanjang SIM. Nyaman ternyata memperpanjang SIM di Mal Pelayanan Publik.

 

Kedua SIM saya habis masa berlakunya akhir Juli ini. Untung saya keburu sadar di awal bulan dan segera memperpanjangnya.

Setelah bertanya sana-sini, salah satu teman menyarankan untuk memperpanjang SIM secara online melalui SITUS RESMI INI. Katanya, jalurnya khusus, lebih cepat dibanding SIM manual, dan  tak ribet. Saya manut. Mendaftarlah saya lewat situs online itu.

Ternyata, situsnya bermasalah. Berkali-kali error saat akan membayar hingga akhirnya, setelah belasan kali mencoba, berhasil tembus juga. Untuk lokasi, saya pilih di Satpas Jaksel yang terdekat dengan rumah. FYI, untuk SIM Online ini hanya bisa dilakukan di Polres saja, tak bisa dilakukan di SIM Keliling atau Mal Pelayanan Publik.

Singkat cerita, saya berhasil mendapatkan antrian dan registrasi SIM. Tapiii…….setelah saya print, lokasinya berubah menjadi Satpas Polda Metro di Daan Mogot.

Yassalam, jauh aja.

Daripada saya mesti jauh-jauh ke sana, saya akhirnya membatalkan registrasi itu dan memutuskan untuk memperpanjang SIM secara manual di Mal Pelayanan Publik di Rasuna Said.

Alasan saya memilih tempat ini adalah lokasinya yang dekat dengan rumah. Lagipula tempatnya nyaman dan adem. Tak mesti panas-panasan seperti halnya di SIM Keliling atau di Satpas lainnya.

Baca Juga: Begini Caranya Membuat Paspor di Mal Pelayanan Publik, Hanya 30 Menit!


Ternyata Antriannya Panjang!

Saya datang pukul 07.30. Di pintu gerbang, satpam meminta KTP dan SIM yang akan diperpanjang, dan menukarnya dengan nomor antrian. Saya mendapat antrian nomor 39. Lumayan.

Menurut Pak Satpam, selama pandemi ini jumlah pengunjung dibatasi sehingga setiap harinya hanya ada jatah 50 nomer antrian. Saya termasuk datang tepat waktu; tidak terlalu pagi dan tidak terlalu siang. Sedikit saja saya datang terlambat, nomer antrian akan habis.

nomer antrian SIM di Mal Pelayanan Publik

Pak Satpam menyarankan agar saya ngaso dulu di Pasar Festival, lalu kembali jam sepuluh. “Daripada duduk kepanasan di luar pagar, Mbak,” katanya sambil menunjuk bangku panjang tempat menunggu. Memang panas dan jumlahnya sedikit. Di dalam pagar sebenarnya ada lagi deretan bangku, yang lebih adem karena terlindungi sinar matahari, namun saya belum boleh masuk karena nomer antrian saya masih jauh. 

Akhirnya, daripada bengong, saya menunggu di kantin di sebelah Gedung Nyi Ageng Serang, minum segelas jus mangga yang ternyata harganya lumayan mahal.

Pukul 10 teng, saya datang lagi sesuai pesan Pak Satpam. Ternyata, antrian masih ada di nomor 20-30, masih jauh. Saya diminta duduk menunggu di bangku antrian di dalam yang sudah diatur agar tak terlalu rapat. Oiya, sebelum masuk tadi, saya dicek suhu.

nomer antrian SIM di Mal Pelayanan Publik
bangku tunggu di Mal Pelayanan Publik
bangku tunggu di Mal Pelayanan Publik
Wastafel di Mal Pelayanan Publik

Pukul 10.30, nomer antrian saya dipanggil. Sebelum masuk, semua orang diwajibkan mencuci tangan di drum yang diubah menjadi wastafel. “Tak boleh masuk kalau belum cuci tangan,” begitu kata petugas di depan pintu.


Ini Syarat Perpanjangan SIM

Pusat pelayanan SIM dan STNK ada di lantai 3,  di sebelah loket pelayanan Samsat STNK. Begitu sampai di atas, petugas akan menyerahkan formulir, yang setelah selesai diisi, bisa langsung dikembalikan.

Pembayaran juga dilakukan di situ. Untuk SIM A harganya Rp80.000, SIM C Rp75.000, plus biaya pemeriksaan kesehatan sebesar Rp30.000 per SIM. Total yang harus saya bayarkan sebesar 215.000 rupiah.

Walaupun ada biaya pemeriksaan kesehatan, namun ternyata tidak ada pemeriksaan sama sekali.

Oiya, ini syarat perpanjangan SIM

  1. SIM asli dan fotokopi. Walau di sana ga diminta juga ternyata fotokopiannya.
  2. KTP Asli dan fotokopi

Setelah formulir diserahkan, tinggal menunggu giliran di foto. Nah, ini saat paling mendebarkan dalam pembuatan SIM. Foto SIM saya selalu gagal, tak pernah bagus. Ditambah lagi di sini tak ada kaca, jilbab berantakan setelah pakai masker, ditambah lagi saya kelamaan menunggu di luar.

Ya, sudah lah,  pasrah saja.

IMG_20200706_113539
Tempat duduk di Mal Pelayanan Publik. Empuk !!

Setelah foto, saya tinggal menunggu SIM selesai di sofa empuk yang banyak tersedia di sana. Sofanya sudah disesuaikan dengan perintah social distancing; di beberapa tempat diberi tanda silang untuk mencegah orang duduk di situ.

Setengah jam kemudian, SIM saya kelar. Dan benar saja, fotonya kacau balau! Untung nggak perlu diliat tiap hari, dikekep aja di dompet deh.

Comments

  1. Surat Kesehatan itu harus dilampirkan apa engga sih mbak? liat di artikelnya mbak ada biaya pemeriksaan kesehatan tp aktualnya ga ada pemeriksaan kesehatan sama sekali… soalnya nanya di MPP bekasi ga dijawab2 =D

    1. Di MPP Kuningan nggak, tapi di polres lain menurut cerita temenku dilampirkan. Baiknya sih buat jaga-jaga dilampirin aja. Bisa bawa duluan (periksa di puskes) atau langsung di sana

  2. Petugas yang melayani di bagian SIM ada berapa orang atau bagian, mbak? Kalau saya mengurus perpanjangan di SIM keliling lokasi lain ada 3 bagian. Bagian pendaftaran, bagian cek kesehatan (tes buta warna), dan bagian foto/ cetak SIM.

  3. Wah nyaman banget ya mba tempatnya. Akhir Juni lalu saya juga memperpanjang SIM tapi di Jogja dan sempat saya buat tulisan juga. Semoga nanti di Jogja juga punya tempat pelayanan publik seperti ini. Btw, alhamdulillah foto SIM saya sukses. Salam kenal mba..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!