Mitos dan Fakta tentang Backpacking ke Iran

Mitos soal Iran

Dont judge a book by its cover.

Kata-kata itulah yang pas menggambarkan Iran. Saat saya bilang mau ke sini, tanggapan orang-orang beragam.

Ada yang bilang, “itu kan negara perang, ntar kena bom gimana.”

Ada yang langsung men-judge, “Hati-hati, ntar diculik“.

Ada pula yang khawatir solat saya nantinya, karena paham yang diajarkan di sana sangat berbeda dengan paham yang saya anut di Indonesia.

Wajar sih banyak orang yang khawatir, karena informasi yang sering mereka (dan saya juga) liat adalah yang jelek-jelek aja. Jujur, saya awalnya juga sempet khawatir, padahal saat kuliah dulu, saya punya banyak teman Iran yang lumayan dekat dengan saya.

Saya berkali-kali tanya ke mereka dan host yang akan saya tebengi, “Aman kan ya nunggu di terminal bus dini hari?”. “Gak masalah kan masuk ke masjid buat solat?”, “Bener nih gak apa-apa cewek backpackeran ke sana?”

Dan sederet pertanyaan bernada khawatir lainnya.

Nah, ini beberapa mitos yang sempet saya denger soal Iran, dan fakta yang saya temui selama travelling di sana.

1. Mitos: Orang Iran menyeramkan?

Fakta: Yang ketemuan saya sih ramah-ramah banget. Mirip-mirip lah ama orang Indonesia. Setiap ketemu, mereka ucap salam dan senyum.

Banyak banget orang ngajak saya ngobrol, ngajak foto, hingga nawarin mampir ke rumahnya. Banyak traveler yang bilang, “Iranian are the most welcoming and friendliest poeple in the world”.

Foto di bawah ini adalah foto bareng anak-anak SMP di Yazd. Mereka berkali-kali minta foto ke saya. Bahkan kemudian gurunya akhirnya ikutan foto bareng saya dan manggilin anak didiknya yang lain.

Di Shiraz, saya disamperin seorang anak yang lari-lari karena mau ngasih saya kuaci. Yaa, niat banget dia.

FB_IMG_1578533007854.jpg

2.  Mitos: Iran kotor

Fakta: Masa? Selama yang saya liat, beberapa kota di sini malah lebih bersih dari Jakarta. Emang ada yang kotor, tapi percayalah, India dan beberapa daerah di Jakarta jauuuh lebih kotor.

3. Mitos: Susah solat buat Sunni

Fakta: Emang sih, mereka didominasi Syiah. Tapi alhamdulilah selama di sini saya solat dengan mudahnya. Paling-paling, ketika solat diliatin karena gerakannya beda (terutama oleh orang-orang tua). Atau setelah solat ditanya-tanyain, “Sunni?”. Udah, gitu aja. Ada juga yang setelah tahu saya Sunni malah ngajak foto bareng. #lah

4. Mitos: Iran ga aman buat cewek

Fakta: Saya malah lebih merasa aman jalan di sini ketimbang di India. Di India sana, mata cowoknya jelalatan, bikin saya parno jalan (padahal saya jalan bareng temen cowok lhooo).

Di Iran sini, paling diliatin dan disenyumin, atau yang paling parah difoto diem-diem. Tanpa terasa ada tendensius negatif. Seneng aja mah saya disenyumin cowok-cowok ganteng. Surga dunia.

Baca Juga: Catatan dari Iran: Secuil Kehidupan di Tehran

5. Mitos: Iran banyak copet

Fakta: Mungkin ada, di negara mana aja pasti ada orang yang berniat jahat. Tapi selama di sini, masyarakatnya terlihat aman. Barang temen saya ketinggalan di suatu destinasi, dan baru kita sadari 30 menit setelahnya. Dan ajaib, itu barang ga pindah sama sekali dari tempatnya. Tapi tetap, di mana pun berada, harus jaga diri dan waspada.

6. Mitos: Cewe mesti pake item-item?

Fakta: Nggak juga. Ada sih aturan dari pemerintah Iran. Namun menurut host saya di Shiraz, yang pake baju hitam dan chador (kerudung panjang kaya jubah) biasanya yang tingkat religiulitasnya tinggi. Yang lain, pakai baju panjang biasa aja dipadu celana, walaupun emang kebanyakan warnanya netral.

Gimana dengan turis? Turis asing wanita yang dateng ke Iran tentu aja mesti ikut aturan, mesti pake baju panjang dan kerudung. Tapi warnanya ga mesti item kok dan kerudungnya bisa berupa syal atau scarf aja.

7. Mitos: Karena diembargo, Iran jadi negara terbelakang.

Fakta: kata siapaaa…..??? Walaupun diembargo Amerika, Iran negara yang maju. Sistem transportasi di Tehran jauh lebih baik dari Jakarta. Mereka udah punya metro bawah tanah dari dulu. Sistem tata kotanya juga lebih rapi dari Jakarta.

Yang terpengaruh oleh embargo ini kayaknya cuma kartu kredit dan atm, karena yang bisa berlaku di sana hanya yang diterbitkan oleh Iran.

So. kenapa mesti takut ke Iran?

47 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!