Tip Mencari Makanan Halal Saat Traveling

DSCF1113

Saat traveling, backpackeran, ataupun jalan-jalan ke luar negeri, mencari makanan halal bagaikan sebuah PR yang terkadang sulit. Apalagi kalau traveling ke negara di mana agama Islam menjadi agama minoritas.

Namun, di manapun berada, makanan halal tetap yang utama. Bagaimana cara menemukan makanan halal ketika traveling? Simak tip yang saya padukan dari pengalaman saya, Ratu Anindita (presenter, istri Mario Iriwinsyah), dan Chef Herman (pendiri Chef Halal dan Dapurhalal.com). Saya bertemu mereka dalam acara Women’s Day yang diselenggarakan Hijup Jumat lalu. Inilah tipnya

1. Browsing soal Restoran Halal 

Info soal makanan halal bisa dicari dari blog-blog orang yang sudah pernah pergi ke sana (blog ini juga tentunya! Lihat KATEGORI HALAL FOOD yaa). Selain itu, ada beberapa situs yang biasa saya gunakan ketika mencari makanan halal, antara lain halal will travel will. Jika bergabung di komunitas, baik lokal maupun internasional, jangan ragu bertanya. Pasti akan ada yang menjawab!

Jangan seperti yang saya lakukan ya, ketika dulu pertama kali jalan-jalan di London. Gara-gara waktu mepet, saya ga browsing apa-apa soal restoran halal. Alhasil, di hari terakhir di sana, baru saya sadari kalau di depan Tune Hotel yang saya inapi ada restoran halal milik orang Mesir. Hadeeeh….

Baca Juga: RESTORAN HALAL DI JEPANG 

2. Cari Masjid

Biasanya di sekitar masjid terdapat komunitas muslim dan restoran halal. Seperti halnya di Niu Jie Mosque di Beijing, di sekitarnya ada makanan restoran dan supermarket halal (cari yang ada tulisan arabnya ya). Di Seoul, makanan halal bisa dicari di sekitar Masjid Itaewon. Di Guilin, makanan halal ada di area dekat Chongsan Guilin Mosque.

Kalaupun tak menemukan restoran, biasanya di mesjid ada orang yang bisa ditanyai. Kalau beruntung, kamu bisa diajak mampir dan makan gratis di rumah mereka! (wkwkw…ini jangan ditiru ya, tapi lumayan kan buat irit ongkos makan).

DSCF1119.JPG
Chongsan Guilin Mosque. Di sebelahnya ada restoran halal. Di sekitarnya juga ada restoran halal dan toko roti halal. Yang jual baiiiiiiknya luar biasa.

3. Cari Restoran Seafood atau Vegetarian

Jika tak menemukan restoran halal, atau restorannya letaknya jauh dan kamu sudah  kelaparan berat, carilah restoran seafood dan belilah menu yang sederhana alias dimasak dengan tidak macam-macam. Misalnya ikan bakar, ikan goreng, cumi bakar. Jangan membeli menu yang melibatkan proses masak yang kompleks, apalagi yang tak familiar, karena Menurut Chef Herman menu yang dimasak dengan sederhana umumnya aman dari bahan haram (alkohol, sake, arak, minyak hewani, dsb). Jika tak yakin, minta sang chef untuk memasak makananya tanpa arak atau alkohol.

Bagaimana dengan restoran vegetarian. Apa tidak ada kemungkinan bahan haram digunakan di restoran vegetarian? Mengutip pendapat Lukmanul Hakim, Dirut Eksekutif LPPOM MUI seperti yang dilansir oleh Republika.com, sebelum makan di restoran vegetarian, lihat dulu yang dianut pengelola restoran tersebut. Ada restoran vegetarian yang moderat, masih membolehkan penggunaan susu dan bahan turunan hewani. Jenis restoran seperti inilah yang harus dihindari karena bisa saja mereka menggunakan bahan turunan hewani yang haram, misalnya gelatin.

4. Cari Supermarket dan Makan Buah

Ini selalu saya lakukan saat darurat dan untuk mengganjal perut, sebelum menemukan restoran halal.  Atau untuk mengganti menu makan malam. Bisa sekalian diet kan?

DSCF7567.JPG
penjual buah di Luang Prabang, Laos. Cerita soal Luang Prabang bisa dibaca di sini  yaa

5. Cari Menu yang Kira-Kira Tidak Haram di Restoran Fastfood

Upaya terakhir, kalau tidak menemukan ke-empat hal di atas adalah dengan mendatangi restoran cepat saji lalu memesan makanan yang kira-kira tidak dimasak bercampur dengan menu haram. Misalnya, jika di MCD saya memilih memakan kentang goreng dan pancake. Sambil baca bismillah tentunya 😀

6. Minta Staf Hostel Menuliskan Kata-Kata No Pork dan No Alkohol

Ini yang selalu saya lakukan kalau traveling ke negara-negara yang penduduknya sulit berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Apalagi negara yang hurufnya keriting alias bukan huruf Latin. Saya minta staf hostel/hotel menuliskan kata-kata dalam bahasa lokal yang isinya bahwa saya muslim dan tidak makan babi, anjing, dan makanan yang mengandung alhokol. Kalau lupa, atau nggak enak hati, bawa aja gambar babi dicoret 😀

P1390579.JPG
Tulisan yang saya dapat dari muslim di Myanmar. Katanya artinya: Saya muslim Indonesia, tidak makan menu babi.  Cerita saya bertamu ke sekolah muslim di Myanmar dapat dibaca di Berkenalan dengan Kehidupan Muslim Myanmar

7. Bawa Makanan Halal dari Indonesia

Selain 6 hal di atas tadi, saya selalu membawa ransum halal dari Indonesia, untuk berjaga-jaga jika sulit menemukan makanan halal. Biasanya, saya membawa susu diet pengganti sarapan agar kenyang di pagi hari, mie instan, bubur instan (walaupun rasanya tak terlalu enak). Jika memungkinkan mencari nasi atau sumber karbohidrat lain, saya membawa abon sapi.

Di beberapa negara, ada beras instan yang bisa dimasak dengan cara direbus di panci. Biasanya ada di negara-negara Eropa. Sementara di Korea, ada nasi instan yang tinggal dihangatkan di microwave.

Nah, biar gampang masak, saya lebih suka tinggal di apartemen atau hostel yang ada dapurnya. Atau kalau kepepet, ya bawa rice cooker.

Ada yang mau nambahin?

Comments

  1. Tekadang ga nyangka ya di negeri orang yang begitu tinggi mayoritas umat nonmuslim ternyata eh ada juga restoran halal, bahkan masjid pun bagus dan bersih seperti Masjid Itaewon ini. Salam kenal 🙂

  2. Setuju mba… Makanan halal tetap yang utama.

    Pengalaman teman saya ke korea seminggu yang lalu pas dia mau nyari makanan halal, guidenya (seorang muslim juga) bilang “kalo nyari yang halal jangan ke Korea”.

  3. Salam kenal. Pas ke Jepang saya ngambil buku panduan Muslim Friendly di bandara, trus kalo cari makan di toko macam Sevel, Lawson gitu sodorin makanan yang pengen dibeli sambil sodorin halaman buku yang ada keterangan sebagai muslim ngga bisa makan apa aja ke mas2 pramuniaga dan untungnya mereka mau nyariin yang bisa dimakan.
    Iya setuju, seputar masjid memang lebih mudah cari makanan halal. Tapi entah kenapa pas di masjid al Fatah Busan, tempat makannya pada tutup. Alhasil gagal makan deh.

    1. Salam kenal juga Mbak Unita. Hooh, kalau lupa minta tulisan, saya juga kadang-kadang nunjukin aja gambar babi dicoret 😀

      Di Jepang, masyarakatnya aware banget ya ama muslim dan mau ngasih tahu makanannya halal atau nggak…

      1. iya, alhamdulillah ketemunya yang baik-baik. Buku itu kebetulan bergambar kan. Ada cerita lagi, waktu itu pengen beli mie gitu kan pas kita sodorin ibu pramusajinya mbawa bukunya ke chefnya dong (terharu) dan dengan berat hati nunjuk gambar benda yang ngga boleh kita makan tapi ternyata ada di kuah. Trus dia geleng sambil senyum.

  4. Sharing makanan Halal di Myanmar :
    – Yangon : Ada beberapa tempat/restaurant halal di sekitar Masjid Bengali Sunni (didepan Sule Pagoda) dan di dekat Masjid Surti di Shwe Bon Thar Street (Mughal Street) tidak jauh dari Masjid Bengali Sunni juga.

    Mandalay : Tempat makan/Restaurant halal dapat ditemukan dekat Masjid Central Mandalay (dekat perempatan jalan 82nd Street dan 28th Street dan di perempatan 83th Street dan 26th Street.

    Terima kasih

    1. Makasih tambahan listnya Mas Arnoldy. Kalau ada blog atau tulisan soal makanan halal di Yangon dan Mandalay, boleh banget lho sharing di sini Mas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!