Backpacker ke Eropa: Lihat Tulip Gratis di Desa Lisse Belanda

DSCF4014

Ada dua alternatif jika ingin melihat ladang tulip di Belanda. Datang ke Keukenhof atau melihat langsung ladang petani yang asli.

Dalam lawatan saya kali kedua ke Belanda, saya punya sekitar setengah hari untuk berkeliling Amsterdam sebelum bertolak ke Barcelona. Di waktu yang sempit ini, kawan saya yang tinggal di sana menyarankan untuk mengintip bunga tulip saja, yang saat itu memang sedang berkembang.

Saat sebelumnya gugling soal bunga tulip di Keukenhof Belanda, saya malah menemukan cara menikmati bunga tulip yang murah meriah dan unik, yakni berkunjung langsung ke ladang bunga tulip. Salah satu ladang bunga tulip yang gampang diakses dari Bandara Amsterdam Schipol berada di Lisse, yang masih satu daerah dengan Keukenhof. Selain lebih murah (tak harus membayar uang masuk), konon katanya akan lebih puas karena Keukenhof akhir-akhir ini jadi lautan manusia.


dscf4005.jpg

Saya ke sini dengan menggunakan bus umum. Begitu saya turun dari bus, ladang bunga sudah terhampar di depan mata. Saya kegirangan sesaat, sebelum saya tahu untuk menuju tempat sepeda, saya mesti berjalan sekitar 500 meter lagi di tengah terpaan angin dingin 😀

Ya, saya mencari tempat sepeda karena ladang tulip di Lisse ini paling cocok dikitari dengan menyewa sepeda. Sepeda ini bisa dipinjam di dua tempat, yakni pintu depan Keukenhof dan pintu belakang. Saya menyewa di pintu depan, karena tak tahu ada sewa di pintu belakang juga. Padahal sih, kalau dilihat-lihat, sepeda yang di belakang lebih bagus daripada di depan. Kalau ke sini naik kereta, sewa sepeda juga bisa dilakukan di stasiun Lisse.

Baca Juga: Backpacking ke Hallstatt, The Most Beautiful Village in Austria

Sepeda bisa disewa seharian penuh dengan harga hanya 10 Euro. Ada beberapa jenis sepeda yang bisa dipilih, tergantung keinginan (dan tinggi badan?). Ada sepeda sport, ada pula sepeda noni-noni dengan keranjang di depannya. Saya jelas memilih yang ada keranjangnya. Alasannya sih agar bisa meletakkan tas saya di situ, padahal tujuan sebenarnya adalah biar kaki saya bisa menapak saat bersepeda. Yap, rata-rata sepeda sport yang ada di sana joknya tinggi dan tak bisa disesuaikan dengan tinggi badan saya ini.

Setelah memilih sepeda, saya diberi sebuah peta. Di peta itu ada 4 rute jalur yang disarankan, yakni jalur kuning, orange, merah, dan ungu. Rute kuning dapat ditempuh sekitar 1 jam, rute orange sekitar 1-2 jam, rute merah dan ungu lebih lama lagi. Saya pilih yang mana? Jelas yang kuning lah 😀

Jalur ini sebenarnya dibuat untuk mempermudah penyewa sepeda. Petunjuk tiap jalur akan ditandai oleh papan kecil yang berwarna sesuai jalur. Namun, walaupun ada petunjuk dan ada peta…..saya tetap nyasar dan keluar dari jalur manapun. Saya malah masuk ke perumahan dan duduk-duduk di taman karena capek. Waktu yang biasanya ditempuh cuma 1 jam, saya jalani hingga 2,5 jam! Saat kembali ke penyewaan sepeda dengan ngos-ngosan, dari jauh si abang-abang ganteng yang menjaga tempat penyewaan lari ke arah saya, langsung tertawa terbahak-bahak setelah mendengarkan cerita saya dan berkata “Oh, God. Thanks you still alive”. Yee Bang, anterin kalau ga mau aye nyasar.

DSCF3963.JPG
Jalur saya nyasar sampe ke sini.

Walaupun nyasar, saya masih mendapatkan ladang-ladang yang indah. Kebanyakan ladang ini adalah ladang pribadi, yang dipagar sehingga tak bisa dimasuki oleh orang umum. Wajar sih, mereka takut tulipnya rusak terinjak. Namun saya beruntung karena ada satu petani yang mengizinkan saya untuk masuk sebentar dan berfoto di dekat bunga tulip miliknya, setelah saya berjanji dengan khidmat tidak akan menginjak bunganya sedikitpun.

DSCF3955-01.jpeg

DSCF3944-01.jpeg

DSCF4012.JPG
Moonmaap jilbab yang berantakan dan tampang yang aneh. Nahan angin yang kenceeeng dan dingiiin….

Sayangnya. saat saya datang (di awal April) itu bunga tulip belum sepenuhnya mekar. Menurut kawan saya, akhir April adalah saat yang paling tepat untuk mengitari ladang tulip. Selain udaranya lebih hangat (saat itu saya diterpa suhu 6 derajat), bunga tulip sudah full blossom alias mekar dengan sempurna.

HOW TO GET THERE:

Dari Amsterdam Schipol menunju Lisse tak terlalu sulit. Ada dua moda alternatif yang bisa dipakai.

  1. Pertama, gunakan bus khusus Keukenhof (Keukenhof Express). Tarifnya sekitar 10 Euro untuk return ticket. Tinggal duduk manis sekitar 35 menit sampai pintu masuk Keukenhof, lalu dari situ tinggal pinjam sepeda untuk berkeliling Lisse.
  2. Naik bus umum. Bus yang bisa digunakan dari Amsterdam Schipol adalah bus No 58, yang ada di platform B3. Cara ini tentu lebih murah ketimbang naik bus express, namun lebih sulit karena harus memastikan dengan baik di mana kita akan turun. Bus akan berhenti di beberapa halte dan halte terakhirnya bukan di depan Keukenhof. Saya lupa nama halte terdekat dengan Keukenhof, namun yang saya ingat, untuk menuju parkiran Keukenhof dan menyewa sepeda, saya mesti berjalan lagi sekitar 500m di tengah suhu yang tiba-tiba turun drastis.

Baca Juga: 7 Hal yang Harus Dilakukan di Amsterdam

Comments

  1. Hi, salam kenal.
    Mau tanya, kalo pertengahan maret tulipnya udh mekar blm ya? pengen banget liat tulip tapi jatah cutinya ada di pertengahan maret (sekitar tgl 12-13). makasih yaa

  2. aku sebenernya juga pengen ke sini siihh, tapi karena terlalu capek dan pengen yang gampang akhirnya pilih ke Keukenhof aja….ya rame emang tapi yaudahlah yang penting bisa liat tulip. Mudah-mudahan masih ada kesempatan ke Belanda lagi nyobain naik sepeda di Lisse 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!