Transit at Melaka (part 3): Berburu Makanan Melaka

Melaka juga terkenal dengan makannya. Selepas naik river cruise, saya langsung berburu makanan.

Tujuan pertama saya adalah cendol durian. Yang terkenal adalah cendol durian Jonker 88 di Jonker Street. Tapi, Yan si penjaga hostel berpesan untuk tidak makan di sana. Dia tidak yakin kehalalannya, katanya. Dia menganjurkan untuk membeli cendol durian di depan Red Building (Stadyhus) saja. “Yang jual Melayu”, katanya lagi. Saya menurut saja.

Cendol duren di depan Satdyhus

Entah bagaimana rasa cendol durian di Jonker 88. Cendol durian yang saya santap di depan Stadyhus saja sudah begitu nikmat rasanya. Ditambah lagi dengan potato twist, kentang yang diiris melingkar tak putus, ditusukkan ke sebatang lidi panjang, digoreng, lalu dibumbui dengan berbagai rasa yang dapat dipilih. Enaak..

Perjalanan kuliner saya lanjutkan ke Jonker Street. Jonker Street adalah nama jalan yang dipenuhi toko-toko. Setiap sabtu malam dan minggu malam, jalan ini dipakai untuk night market. Beruntung, saya datang di hari Minggu sehingga bisa menikmati keriaan di sana.

Night market Jonker Street mirip dengan night market pada umumnya. Tapi, saya tidak terlalu suka karena benda-benda yang dijual di sini kebanyakan bukan benda-benda khas Melaka, tetapi benda-benda umum buatan Cina. Namun, bagi yang suka petualangan kuliner, Jonker Street ini adalah surga. Di sana banyak sekali hidangan yang dapat dicicipi. Ngiler rasanya, tapi saya harus menahan diri. Banyak makanan tak halal di sini.

Durisn Pufff…sayangnya hanya bisa tahan 6 jam.

Tapi saya menemukan makanan yang tampaknya bisa saya makan: durian puff. Taste Better nama kedainya. Letaknya di tengah-tengah jalan Jonker Street. Selain rasa durian, ada juga rasa yoghourt. Saya mencoba keduanya. Begitu digigit, selai duren yang ada di dalam puff langsung menyembur ke luar. Nikmaaat…

Saya juga mencoba jus plum di salah satu penjaja minuman. Uniknya, dia mencampur buah plum dengan air hangat, lalu mengocoknya dengan kocokan yang biasa digunakan untuk membuat teh tarik. Rasanya? Asem-asem segeer.

Petualangan kuliner saya berakhir di luar jonker street, di kedai makanan yang saya lupa namanya apa. Letaknya dekat Casa Del Rio, hotel terbesar di Melaka. Saya mendapat rekomendasi dari Yan. Katanya “ikan asam pedasnya patut you coba.” Memang enak…dan murah.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!