Backpacking ke Melaka (part 1): Dari Singapura Menuju Malaka

Voucher gratis Airasia yang sudah ada di tangan saya beberapa bulan lalu hampir mencapai batas expired. Masa berlakunya segera habis. Saya harus menggunakannya sesegera mungkin. Karena voucher hanya berlaku untuk penerbangan dari dan menuju Singapura, saya pun bertolak ke sana.

Namun saya tak ingin berdiam diri lama di negara singa itu. Saya berencana hanya menghabiskan satu hari di sana, bersama teman-teman kantor saya yang kebetulan sedang bervakansi di sana.

Untuk menuju Melaka dari Singapura, cara termudah adalah dengan menggunakan bus. Bus bisa didapat dari berbagai tempat, dan bisa dibuking online. Harganya berkisar antara SGD20-25 sekali jalan. Tapi, saya tidak memilih semua bus ini. Saya lebih memilih ke Johor Baru terlebih dahulu, dari situ baru naik bus ke Melaka. Harganya jauuuh lebih murah. Dari Singapura ke Johor hanya menghabiskan SGD 2.5, sedangkan tarif bus dari Johor ke Melaka hanya RM20. Sepertiga dari harga bus langsung Singapura-Melaka.

Bus menuju terminal bus Larkin Johor bisa didapatkan di Terminal Bus Queen Street, yang letaknya tak jauh dari stasiun MRT Bugis. Terminalnya kecil, letaknya persis di depan lapangan kosong. Ada dua bus ke Melaka: bus 170 yang berhenti di banyak tempat dan bus Singapore-Johore Express, yang langsung menuju terminal bus Larkin di Johor. Bus yang ekpress harganya 2,5 SGD.

Tiket bus bisa dibeli langsung di terminal. Konter tiketnya cuma berupa meja kecil yang dijaga bapak-bapak tua. Untungnya, saya menginap di ABC Backpacker, yang tak jauh dari Queen Street. Walaupun telat bangun (saya baru bangun jam 7 pagi), saya masih mendapatkan bus jam 8. Mepet, sih…

Setelah berjalan kurang lebih 30 menit, bus sampai di perbatasan Singapura. Saya, bersama seluruh penumpang, diminta turun dari bus, naik ke lantai 2 untuk diperiksa dan dicap paspor. Setelah proses imigrasi selesai, saya kembali turun ke lantai bawah, mencari bus yang tadi saya tumpangi. Untuk naik bus yang sama, tak perlu membayar lagi, asalkan masih punya tiket. Nah, tiket saya ternyata tak ketemu. Untung, si supir berbaik hati membiarkan saya naik. Padahal, orang di depan saya dipaksa untuk mencari tiketnya sampai ketemu. Ufff….

Setelah melewati sungai yang merupakan perbatasan Singapura-Malaysia, bus berhenti lagi. Kali ini, pos pemeriksaan imigrasi Malaysia. Lima tahun lalu, ketika saya lewat sini, posnya sangat sederhana. Hanya bangunan cokelat biasa. Bahkan tulisan “selamat datang ke Malaysia”-nya ditulis manual dengan tangan. Sekarang, pos ini berubah menjadi bangunan modern yang tak kalah mentereng dengan pos perbatasan Singapura.

Larkin Bus Terminal

30 menit kemudian, saya sampai di Larkin Terminal. Mirip terminal Lebak Bulus, menurut saya. Riwuh, penuh, dan tak terlalu bersih. Begitu sampai, saya langsung mencari loket bus 707. Seingat saya, bus inilah yang saya pesan dari situs easibook. Di loket 707, yang letaknya persis di sebelah McD, ada seorang wanita berjilbab. Saya menyerahkan kertas bukti pemesanan online saya kepadanya, dan kemudian dia memberi saya tiket.

Ini dia si ibu2 penipu

Pukul sepuluh, bus saya akan berangkat. Dua menit sebelum pukul 10, tiba-tiba si ibu penjaga loket 707 menghampiri saya, dan mengatakan bahwa dia salah. Saya bukan memesan bus 707 melainkan bus S&S International. Dia menyerahkan kembali print-an yang tadi saya berikan, dan setelah saya lihat, benar saja, saya bukan memesan 707. Saya melirik jam, pukul 10 tepat. Mungkin bus saya yang seharusnya sudah berangkat. Si ibu lalu bilang, “You beli saja tiket dari saya. Bus SS sudah berangkat.”

Saat itu saya langsung sadar, ini jebakan. Si ibu sebenarnya sudah tahu bahwa saya bukan memesan bus 707, karena nama perusahaan bus yang tertera di kertas print-an saya cukup jelas. (Entah kenapa di benak saya yang terpikir adalah bus 707, mungkin karena sebelumnya saya memang ingin memesan bus dari perusahaan itu). Si ibu tahu betul, saya salah dan saya tak sadar. Karena print-an diambil olehnya, saya tak bisa memeriksa perusahaan yang benar. Dia sengaja menghampiri saya sesaat sebelum bus berangkat, agar saya panik dan tak sempat berpikir, lalu mengiyakan saja permainan dia.

Saya langsung lari ke loket bus S&S, yang untungnya sudah saya lihat sebelumnya. Pikir saya, kalaupun saya ketinggalan bus, saya akan membeli tiket bus selanjutnya dari perusahaan ini, bukan dari ibu-ibu di loket bus 707 tadi.

God still help me. Hujan yang turun dengan derasnya menyebabkan bus harus masuk ke peron, yang artinya bus terlambat berangkat. Saya sampai di depan bus, sesaat sebelum supir menutup pintunya. Ufff…

Melaka Sentral

Setelah 3 jam perjalanan, bus sampai ke Melaka Sentral, pusat transportasi di Melaka. Sebelum melanjutkan perjalanan saya menuju hostel tempat saya menginap, saya mengisi perut dulu di sini. Ada beberapa tempat makan di sana, tapi yang akhirnya saya menjatuhkan pilihan asal kepada salah satu restoran chicken rice ball. Rasanya biasa saja, tapi lumayan lah untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan ini.

Comments

  1. Kalo tiket bus beli di terminal langsung apa via online .. mana yang lebih bagus mba ?? rencana naik dari queen street terminal

    1. Kalo aku sih lebih suka beli online, biar yakin dapet. Tapi kalau takut ketinggalan dan punya waktu yang fleksibel, beli on the spot oke aja. Saya pulangnya beli on the spot karena enggak terikat waktu, bisa milih yang harga lebih murah . Tapi liat-liat juga ya, kalau pas wiken atau libur panjang, mending booking online.

  2. mau tanya dong mba .. pada saat di imigrasi singapore apakah bus nya nungguin kita ?? apakah mungkin bisa ketinggal bis??

    1. Halo Anca,
      Busnya nunggu, tapi hanya sebentar. Biasanya si supir ngasih tahu berapa lama dia akan berenti. Kalau ketinggalan, bisa naik bus berikutnya, asalkan tiketnya masih ada.

        1. Yup. Semua barang harus dibawa karena harus di-scan di mesin xray. Kemaren aku nanya mas2 supir dan ngintip orang-orang lain 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!