Masjidil Haram
Hati gue bedesir kencang ketika masuk ke masjid ini. Gue udah nggak sabar mau lihat Ka’bah, mau merasakan shalat langsung di depan Ka’bah.
Dan gue nggak bisa berkata-kata apapun ketika melihat bangunan yang menjadi pemersatu umat Islam ini. Bangunan berbentuk segi empat yang diselubungi kain berwarna hitam ini begitu menakjubkan. Nggak ada kata-kata yang bisa mewakili perasaan gue-dan mungkin perasaan semua umat Islam di dunia ini-saat melihat kiblat ini.
Ka’bah berada di tengah-tengah courtyard Masjidil Haram. Layaknya sebuah courtyard, tak ada atap yang menaungi area di sekitar Ka’bah. Panas memang, tapi panas yang begitu menyengat tak ada artinya ketika niat sudah menggelora.
Masjidil Haram sendiri adalah masjid bertingkat 4 yang memiliki 4 menara. Luasnya? Entah berapa hektar. Yang jelas, jutaan orang mampu ditampung di masjid ini.
Bagian dalam dan luar masjid ini dilapisi marmer putih dan abu-abu, yang kabarnya diimpor langsung dari Italia. Marmer mahal ini ditambah AC di seantero masjid mampu meredam panas dari luar, sehingga hanya rasa sejuk saja yang terasa di dalam sana.