Beda Bangsa, Beda Cara, Beda Busana Sholatnya

Mekkah dan Madinah memang tempat berkumpulnya semua bangsa. Uniknya, selain lewat wajah, bangsa yang satu dengan bangsa yang lain bisa dikenali lewat lagak dan gaya berbusananya. Tapi walaupun beda bangsa dan beda budaya, kami semua punya tujuan sama: mencari ridho Allah Maha Kuasa..

Ini dia hasil pengamatan saya saat Umrah beberapa tahun lalu.

INDONESIA dan MALAYSIA

Di Arab, Indonesia selalu disandingkan dengan Malaysia. Bedanya, kalau di sini, nama Indonesia lebih “besar”, sebesar kuota jamaah hajinya.

Selain wajahnya yang sangat Melayu (baca: hidung pesek, kulit coklat, mata kecil),  badan yang tidak terlalu tinggi, warga kedua negara ini bisa dikenali lewat mukena yang dipakai ketika sholat. Yup, hanya orang Indonesia dan Malaysia saja yang menggunakan mukena putih ketika sholat.

Oya, soal mukena ini, banyak banget orang yang suka dengan mukena Indonesia. Mereka bilang, mukena ini cantik lah, menarik lah. Mukena yang saya pakai kerap menuai pujian. Sampai-sampai saya jadi berpikir untuk berbisnis mukena di sana.

Nah, di Arab sana, orang Indonesia dan Malaysia terkenal taat aturan, mudah dikontrol, dan sopan. Belum pernah ada cerita orang Indonesia yang bertengkar dengan Askar (penjaga masjid) atau sikut-sikutan dengan jamaah negara lain.

TURKI

Dilihat dari wajah, orang Turki mirip dengan orang Iran. Namun cara berpakaiannya jauh berbeda. Orang Turki umumnya memakai setelan muslimah berupa celana panjang dan baju kurung sebetis. Warnanya dominan coklelat, plus kerudung berwarna-warni dengan motif aneka ragam.

Saat sholat, mereka menggunakan jubah yang berwarna dasar putih, namun dihiasi dengan motif-motif. Umumnya motifnya adalah bunga-bungaan.

Kalau soal kelakuan, mereka tak jauh beda dengan orang Melayu. Sopan, ramah, tidak neko-neko. Makanya, saat akan masuk ke Raudhah (makam Rasulullah), orang Turki selalu disatukan dengan orang Indonesia dan Malaysia

IRAN, IRAK, SURIAH

Ketiga bangsa ini saya gabung karena terus terang, sangat sulit untuk membedakan mereka. Wajah mereka mirip, baju yang dikenakan pun mirip. Para gadis, yang sudah terjamah modernisasi, umumnya memakai jas panjang yang dipadukan dengan celana jeans. Kerudungnya berwarna-warni. Sedangkan para tetua, yang masih konservatif, tetap berpakaian serba hitam. Saat shalat, barulah semua serempak, menggunakan jubah hitam panjang yang hanya dikaitkan di kepala.

Kelakuan mereka bikin geleng-geleng kepala. Susah diatur, keras kepala, dan tak punya sopan santun sama sekali. Berjalan tanpa peduli dengan orang lain, suka mengambil tempat orang, dan beribu kelakuan minus lainnya.

Ada yang mau nambahin?

Comments

  1. Ini tahun ke tiga sy di Ankara. Secara tata laku, orang-orang Turki sopan -meski tidak sesopan orang Jogja (Indonesia), sy orang Jogja tulen–, mereka cukup ramah. Pernah saat sy ke pasar (di Istanbul, nama pasarnya lupa, seingat sy pasar ini pernah jadi lokasi syuting James Bond) ada seorang pedagang menawari sy syal dengan bahasa Indonesia yg lumayaan fasih meski aksen Turki tak bisa di curi. “Halo Indonesia. Ini ada syal, ada pasmina. Dua puluh ribu rupiah saja.” Sy cuma bisa senyum. Menjelang musim hujan memang dingin sekali. Tiba-tiba ada seorang ibu yang memanggil sy untuk mengajak selfie. Lha dikira sy artis……sy GR, ternyata dia mengajak selfie karena tertarik dengan sweater dan mantel sy yg motifnya batik parang. Dia tanya, ini beli jadi atau pesan? Sy jawab sy pesan sewaktu sy pulang ke Jogja (Indonesia) tahun 2018. Dia sempat meminta no hp sy ingin tahu banyak tentang batik. Sekarang kami berteman baik. Dia ada rencana ke NKRI tapi terkendala bahasa……hahaha pingin menjadikan sy guide, tp pekerjaan sy sebagai jurnalis hrs berakrobat dgn waktu……

  2. -Perancis, cantik2, tinggi, mukanya kemerahan. Biasanya kalo solat pake baju model panjang warna hitam elegan. Mereka suka ngobrol sama org2 yg mengerti bhs Inggris & Prancis krn dianggap ‘berpendidikan’. Kl ke org yg g bisa kedua bahasa tsb mrk agak memandang rendah
    -India, bergerombol, badannya gede2, suka berbau “menyengat” membuat saya gabisa konsen krn mual *heuu. Bbrp msh memegang tradisi: nyiprat2in air zamzam ke muka. Lumayan susah diatur
    -Israel, cantik2, muka agak jutek, biasanya dateng berkelompok, rata2 msh mahasiswa. Suka selfie & moto pemandangan sekitar. Sopan2 orangnya
    -Jerman, biasanya datengnya sekeluarga kecil aja. Orangnya tertib
    -Afrika-amerika, kocak orangnya, seneng ngobrol, suka sok akrab & sok asik, tapi seru gitu

    Itu aja sih ci kl berdasarkan pengalamanku

    1. Saya malah belum pernah ketemu ama orang Perancis. Terakhir ketemuan orang Amerika dan Belanda, tapi itu juga keturunan Arab yang tinggal di sana. Tapi lucu ya ngamat-ngamatin perilaku orang lain.

  3. Iran,Irak dan Suriah itu kan Syiah mbak. memang mereka lain dengan Sunni. Suka demo lagi waktu Haji dan tentu saja, Sahabat Nabi seperti Umar,Usman dan Abu Bakar dianggap seperti lebih najis daripada anjing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!