Mencintai Tanpa Syarat
Mana di antara berikut ini yang paing mengharukan?
- Seorang suami yang selalu menunggu istrinya di depan pintu masjid, tak peduli panas yang menerpa kulitnya. Hal serupa terjadi juga pada puluhan suami lainnya, puluhan kakak, puluhan adik, puluhan anak, yang dengan setia menunggu para wanita kesayangannya di luar masjid.
- Sebuah keluarga yang terdiri dari seorang nenek tua yang sudah sangat renta, seorang bapak yang kira-kira usianya 45 tahun, dan seorang bocah laki-laki yang usianya tak lebih dari 7 tahun. Saat sa’i, sambil berlari, sang bapak membacakan do’a keras-keras agar bisa didengar anaknya. Si anak, sambil mendorong kursi roda, membisikkan doa tadi ke telinga nenek tercintanya. Acapkali ia mesti mengulang perkataannya karena telinga sang nenek sudah tak berfungsi seperti seharusnya. Berulang-ulang, berpuluh-puluh kali ia lakukan itu tanpa rasa lelah, tanpa rasa pamrih.
- Bapak tua yang sudah tertatih-tatih dengan setia mengikuti kursi roda istrinya yang didorong pesuruh. Saat pesuruh itu berlari cepat, mau tak mau ia mesti memacu dirinya berjalan lebih cepat agar tak jauh dari sang istri.
Menurut gue, semua sama mengharukannya, sama hebatnya. Gue seringkali takjub dengan pertunjukan cinta kasih yang gue temui di sini. Semua mencintai dengan tulus, mencintai tanpa pamrih.