Bangga Jadi Orang Indonesia
“Where are you came from?” tanya sepasang manusia dari Palestina yang saya temui di bus dalam perjalanan ke Miqot Tan’im.
“Indonesia,” jawab saya dan adik-adik saya serempak.
“Oh, Indonesia…Indonesia. Jazakallah…jazakallah,” ucap mereka berulang-ulang.
Awalnya saya tak mengerti, mengapa mereka berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada kami. Padahal saya tak merasa melakukan kebaikan apapun kepada mereka. Kami baru saja bertemu saat itu. Butuh waktu lama bagi saya untuk paham, bahwa mereka bukan berterimakasih kepada saya, tapi kepada bangsa Indonesia. (Mungkin) disebabkan, Indonesia kerap membantu perjuangan rakyat Palestina.
Ya, saya jadi bangga jadi orang Indonesia. Apalagi di Tanah Arab sini, di mana Indonesia lebih terkenal dari negara apapun di dunia.
Maklum saja, Indonesia adalah penyumbang jamaah haji terbesar di dunia. Jadi wajar, kalau semua orang di sini kenal Indonesia. Para pedagang contohnya. Mereka mahir berbahasa Indonesia. Saya pernah sok-sokan berbahasa Arab saat membeli kebab di salah satu toko dekat hotel. Ternyata, mereka malah menjawabnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.
Saya juga bertemu banyak jamaah asal Turki. Salah satunya nenek-nenek dan cucu perempuannya yang sedikit bisa berbicara bahasa Inggris. Dengan bahasa yang tersendat-sendat, cucu itu bilang kalau dia dan nenaknya senang sekali bertemu orang Indonesia, karena selama ini ia hanya bisa mendengar tentang Indonesia. Entah apa sebabnya, karena ia tak punya kosakata (dalam bahasa inggris) yang cukup untuk menjelaskan sebab musabab pernyataannya tadi.
Saya jadi bangga berlabelkan Indonesia.