Ujan di Wat Phraphutthasaiyat
Selanjutnya gue dibawa ke Wat Phraphutthasaiyat (susah banget ya namanya). Kawasan ini dibangun oleh Raja Naresuan sebagai tempat meditasi anggota kerajaan. Di sini ada patung reclining Budha juga. Waktu liat patung reclining Budha di Wat Pho kemarin, gue pikir itu satu-satunya patung Reclining Budha di Thailand. Ternyata, patung sejenis ada di mana-mana. Bedanya cuma ukuran dan material pembentuknya. Matanya juga beda deh, ada Budha yang lagi merem, ada yang lagi setengah melek.
Masih di kawasan Wat Phraphutthasaiyat ini, selain patung tadi, ada dua buah wat lagi. Wat yang pertama ga terlalu istimewa dan ga terlalu berkesan buat gue. Selain bentuknya biasa aja, pikiran gue lebih tertuju ke luar, mikirin kapan ujan berhenti. Yang gue inget, di dalam wat ini ada patung biksu yang terbuat dari lilin. Posisi si patung itu lagi duduk, dan mirip banget ama aslinya. Kc dan Endhy ampe terlonjak kaget, karena mereka pikir patung itu adalah biksu beneran 😀
Wat yang satunya lagi baru okeh. Terbuat dari batu bata yang dilapisin semen (penjelasan kenapa pake semen ada di paragraph berikutnya :D). Bangunannya terdiri dari satu stupa besar yang dikelilingi beberapa stupa kecil. Di sekeliling stupa berjejer pulau-pulau, eh maksudnya berjejer patung-patung Budha dari batu yang berselempangkan kain kuning atau kain orange. Sampai saat ini gue masih penasaran, kenapa ya Budha diselempangin kain kuning kayak gitu..