Menginap di Hotel Four Point by Sheraton Jakarta

Sebulan lalu, di tengah kesibukan menulis yang mendera, saya memutuskan mengambil staycation di Hotel Four Point by Sheraton Jakarta yang letaknya di Jalan Thamrin.

Saya memilih hotel ini karena lokasinya yang tak jauh dari rumah; jadi tak terlalu memakan waktu untuk ke sana. Lokasinya memang di tengah kota–persis di depan halte bus Sarinah–menjadikannya lumayan terjangkau untuk diakses dengan angkutan publik.

Walaupun saya ke sana naik taksi online, tapi lumayan membantu ketika saya mesti bertemu teman di tempat lain.

Lokasi Strategis, Dekat Jalan Sabang

Hal lain yang membuat saya memilih hotel bintang empat ini adalah karena letaknya yang dekat dengan pusat kuliner Sabang. Jadi, saat saya kelaparan di sore atau malam hari, saya tinggal melipir ke luar dan mencari makanan.

Atau kalau gegayaan ingin minum latte, tinggal menyebrang ke Starbuck atau ke coffee shop di bawah Gedung Jaya. Atau kalau malas jalan, saya tinggal pesan makanan lewat aplikasi online. Gampang.

Berbeda dengan kebanyakan hotel lain, Four Point Hotel by Sheraton ini lokasinya menyatu dengan gedung perkantoran. Jadi, hanye beberapa lantai yang diperuntukan untuk hotel, sisanya untuk kantor.

Lobi dan cafe Four Point

Ada enak enggak enaknya sih. Enggak enaknya, walau lift-nya terpisah, tapi kalau mau sarapan bisa bertemu dengan pegawai kantor yang rapi jali. Sementara saya cuma pakai celana olahraga dan kaos tidur, plus wajah kucel belum mandi. Untunglah, kantor di sini sepertinya masih menerapkan WFH jadi tak terlalu banyak juga pegawai yang berseliweran.

Enaknya, karena jumlah unitnya tak terlampau banyak, saya lebih merasa aman saat pandemi begini. Jumlah orang yang breakfast, misalnya, hanya beberapa saja sehingga saya lebih leluasa makan dan membuka masker saat makan.

Dapat Kamar Suite dengan Pemandangan Bundaran HI

Begitu masuk lobi Four Point by Sheraton, tak banyak petugas yang menyambut. Setelah check in pun tak ada bell boy yang membantu menunjukkan kamar.

Entah ini karena pandemi atau memang sudah dari sananya begini; beberapa hotel yang pernah saya inapi selama pandemi ini memang terpaksa mengurangi karyawannya termasuk para bell boy dan door guard. Katanya sih, selain buat efisiensi juga sekaligus untuk mengurangi kontak langsung dengan para tamu.

Saya mendapatkan kamar di lantai 6, di ujung paling pojok. Saya langsung girang: kamar saya ternyata di-upgrade ke kamar suite!! Yippi…

Ruang tamunya

Begitu pintu dibuka, di depan saya yang terlihat adalah ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa, TV, dan meja kerja. Ya, Kamar suite ini punya ruang tamu dan ruang kerja tersendiri, yang terpisah dengan ruang tidurnya. Walaupun pada akhirnya saya jarang pakai ruang ini, paling nggak saya bisa taruh segala perabotan di luar ruang tidur.

Di sebelah kanannya ada kamar mandi berukuran cukup besar. Sayangnya, kamar mandi ini tidak dilengkapi dengan bathtub.

Kamar yang luaas
Pemandangannya kereen

Yang paling saya sukai dari kamar suite ini adalah, tentu saja ruang tidurnya. Kacanya besaaar, hampir memenuhi seluruh dinding, yang membuat pemandangan di luar sana terlihat dengan jelas. Oya, saya mendapat kamar di lantai 6 dan pemandangannya ke arah bundaran HI. Kalau malam, saya bisa lihat lalu lintas Thamrin yang ramai.

Baca Juga: Review Hotel Neo+ Green and Savana Sentul

Dapat Bekal Pastry untuk Dibawa ke Kamar

Sarapan dilakukan di restoran kecil di lantai paling bawah. Karena jumlah yang menginap tak banyak, saya bisa berlama-lama di sana tanpa khawatir dengan ramainya orang.

Makannya standar saja, namun saya suka sekali dengan pastry-pastrynya. Saya sampai bolak-balik mengambil croissant dan roti kismis. Ditambah lagi, setiap harinya ada menu pastry berbeda yang diantarkan langsung oleh chef-nya. Hari pertama, saya dapat pie buah sementara di hari kedua, saya mendapat klapertaart.

Dan sambil mengantarkan pastry buatannya, chef ini juga mengobrol dengan para tamu, termasuk saya. Baiknya, dia memperbolehkan saya mengambil beberapa tambahan klapertaart untuk saya bawa ke kamar. Yippi, dapat tambahaan asupan untuk nulis!

Rekomen!

17 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!